Ancaman Perekonomian; Mogok Kerja Karyawan Utama Bank Israel
Para pegawai Bank Hapoalim, salah satu bank terbesar di rezim Zionis, untuk hari ketiga berturut-turut melanjutkan aksi protes mereka terhadap kebijakan manajemen bank tersebut.
Bank Hapoalim, karena perannya yang sangat penting dalam ekonomi rezim Israel, memiliki dampak langsung terhadap stabilitas keuangan negara itu. Menurut para ahli, berlanjutnya aksi mogok di bank tersebut dapat menimbulkan dampak luas terhadap kondisi ekonomi Israel yang saat ini tengah goyah.
Situs berbahasa Ibrani Ice melaporkan bahwa para pegawai Bank Hapoalim, salah satu lembaga keuangan terbesar di bawah rezim Zionis, melancarkan aksi mogok selama tiga hari berturut-turut untuk memprotes kebijakan sepihak pihak manajemen bank.
Mulai Rabu, seluruh cabang bank di kawasan Sharon, termasuk kota-kota seperti Ramat HaSharon, Herzliya, Ra’anana, Kfar Saba, Netanya, Umm al-Fahm, dan Qalansuwa, serta departemen manajemen risiko, urusan hukum, dan keuangan, akan ditutup sepenuhnya.
Aksi mogok ini dilakukan sebagai protes terhadap program besar-besaran pemutusan hubungan kerja (PHK) yang mencakup penghapusan sekitar 770 posisi dan pemindahan paksa ratusan pegawai. Para pengunjuk rasa menyatakan bahwa langkah-langkah ini dilakukan meski bank meraup keuntungan miliaran, sementara beban kerja pegawai meningkat secara tidak wajar.
Serikat pekerja bank menilai program tersebut sebagai ancaman terhadap kondisi kerja dan kualitas layanan kepada nasabah, serta menuntut agar kebijakan itu segera dibatalkan.
Krisis internal di Bank Hapoalim ini terjadi di tengah tekanan ekonomi dan sosial yang meningkat akibat perang-perang terakhir yang dilakukan rezim Zionis. Ketegangan militer, terutama konflik berkepanjangan di wilayah sekitar, telah menekan perekonomian Israel dan menimbulkan kekhawatiran mengenai ketahanan pangan dan ekonomi negara itu dalam menghadapi krisis masa depan.(PH)