IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 dari 4,8 persen menjadi 4,3 persen.
Proyeksi baru IMF mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia ini berada di bawah tiga negara ASEAN lainnya yaitu: Malaysia, Vietnam, dan Filipina.
IMF dalam laporan World Economic Outlook Managing Divergent Recoveries yang dirilis Selasa (6/4/2021) menyebutkan ekonomi Malaysia akan tumbuh 6,5% pada tahun 2021 dan 6% pada tahun depan. Sedangkan Vietnam tumbuh 6,5% pada tahun ini dan 7,2% pada tahun depan.Adapun Filipina tumbuh 6,9% pada tahun ini dan 6,5% pada tahun depan. Sementara Indonesia pada tahun ini hanya 4,3 persen dan tahun depan diproyeksi tumbuh 5,8%.
Situs Kata Data Rabu (7/4/2021) mengutip laporan IMF menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi kelompok negara emerging dan berkembang Asia dari 8% menjadi 8,6% Proyeksi yang lebih baik tersebut, menurut IMF, mencerminkan pemulihan yang lebih kuat setelah pelonggaran pembatasan di berbagai negara seperti India.
Laporan IMF menyebutkan inflasi di Indonesia diperkirakan berada di level 2% pada tahun ini dan meningkat menjadi 3,1% pada 2022. Lembaga ini juga memprediksi defisit transaksi berjalan Indonesia hanya 1,3% pada 2021 dan sedikit meningkat menjadi 1,4% pada 2022. Adapun angka pengangguran akan berada di kisaran 6,5% pada tahun ini dan menurun 5,8% pada tahun depan.
Seluruh proyeksi IMF tersebut didasarkan pada kebijakan fiskal dan moneter Indonesia. Pada kebijakan fiskal, asumsi lembaga itu dilandasi oleh moderatnya kebijakan perpajakan, reformasi administrasi, hingga peningkatan belanja sosial dan modal secara bertahap selama jangka menengah sesuai kemampuan fiskal.
Sementara asumsi kebijakan moneter sejalan dengan inflasi dalam rentang target bank sentral dalam jangka menengah. Proyeksi IMF yang lebih rendah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia berbanding terbalik dengan ramalan lembaga ini pada prospek ekonomi global. IMF merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 5,5% menjadi 6%.
Menurut IMF, pemulihan ekonomi akan berbeda antarnegara dan sektor. Masalah ini menunjukkan variasi gangguan yang disebabkan pandemi dan tingkat dukungan kebijakan. Prospek pertumbuhan ekonomi tiap negara tidak hanya bergantung pada hasil penanganan Covid-19 dan vaksinnya, tetapi juga bergantung pada seberapa efektif kebijakan ekonomi yang diterapkan masing-masing negara.(PH)