Keluarga Korban MKO Unjuk Rasa di Depan Kedubes Swedia
Keluarga korban serangan teroris MEK (MKO) demonstrasi di depan Kedutaan besar Swedia di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran pada hari Rabu, 27 April 2022.
Mereka memprotes pemerintah Swedia yang memberikan perlindungan kepada anggota kelompok teroris MKO. Berdasarkan data, lebih dari 17.000 warga Iran menjadi korban aksi teror kelompok MKO pada dekade 1980 dan setelahnya.
MKO atau yang disebut di Iran dengan nama Organisasi Munafikin Khalq, terbentuk pada tahun-tahun pertama pasca Kemenangan Revolusi Islam. MKO melakukan berbagai aksi teror bersenjata dan banyak kejahatan di Iran.
Hanya selama dua tahun dari 1979-1981, anggota teroris MKO telah meneror banyak pejabat, pasukan revolusioner dan warga Iran.
Di antara kejahatan MKO adalah peledakan kantor pusat Partai Republik Islam pada 28 Juni 1981, pemboman kantor perdana menteri Iran, koordinasi aksi bersenjata massa pada Juli 1988 dengan sandi operasi "Forough-e Javidan", serangan secara bersamaan terhadap kedubes dan konsulat Iran di 13 negara pada April 1992, serta peledakan bom di makam Imam Ridha as di kota Mashhad pada 20 Juni 1994 yang merenggut 25 nyawa dan melukai 70 orang.
Kejahatan-kejahatan MKO tersebut mendapat dukungan dari AS, rezim Zionis Israel, Perancis dan sejumlah negara lainnya. The Independent terbitan Inggris menyinggung dukungan AS kepada MKO dan menulis:
"Dukungan finansial AS kepada kelompok-kelompok teroris mencapai puncaknya pada masa pemerintahan George Bush dan kebijakan yang sama dilanjutkan dengan dukungan Barack Obama. Obama pada tahun 2008 menetapkan bujet sebesar 400 juta dolar untuk membantu kelompok-kelompok anti-Republik Islam Iran."
Sampai beberapa tahun lalu, Uni Eropa dan AS memasukkan MKO ke dalam daftar hitam kelompok teroris, namun Washington kemudian berbalik dan bukan hanya mencabut nama kelompok itu dari daftar hitam kelompok teroris, tetapi juga memayungi, mendukung dan melindunginya, termasuk Swedia. (RA)