Lautan rakyat Yaman, tumpah ruah ke jalan-jalan kota untuk mendukung rakyat Gaza, dan mengumumkan kesiapan dikirim ke Palestina, untuk berperang langsung melawan Israel, bersama pasukan perlawanan.
Menteri Luar Negeri Iran, merespons penumpasan demonstrasi mahasiswa Amerika Serikat, oleh polisi negara itu, dan menekankan penghentian segera dukungan dukungan AS, atas kejahatan perang Rezim Israel.
Demonstrasi pro-Palestina di luar acara Oscar menyebabkan kekacauan pada Minggu malam karena siaran malam terbesar Hollywood tersebut dilaporkan ditunda karena adanya pengunjuk rasa yang tidak patuh.
Sebagaimana diprediksi para pengguna media sosial Zionis, demonstrasi luas memprotes kebijakan Kabinet Perdana Menteri Israel, berujung dengan kekerasan.
Mantan Perdana Menteri Rezim Zionis, mengatakan era Benjamin Netanyahu, sudah berakhir, dan para demonstran harus mengepung gedung Parlemen Israel, Knesset.
Pendukung Palestina dari berbagai etnis dan agama sekali lagi membanjiri jalan-jalan ibu kota Inggris pada hari Sabtu, sambil meneriakkan slogan-slogan menentang rezim apartheid Israel dan menyerukan gencatan senjata segera di Gaza.
Aparat kepolisian Amerika Serikat, terlibat bentrok fisik dengan para demonstran anti-Zionis, dalam unjuk rasa pro-Palestina, di kota New York.
Ratusan ribu warga Spanyol pada hari Sabtu melakukan protes di seluruh negeri terhadap serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, menyalahkan AS dan Uni Eropa karena mensponsori serangan tersebut dan mendesak Madrid untuk berhenti mendukung Israel serta mengambil langkah nyata untuk menghentikan genosida serta gencatan senjata segera dan tanpa syarat.
Ribuan pengunjuk rasa turun ke Washington DC pada hari Sabtu untuk menyerukan gencatan senjata permanen di Gaza dan memprotes bantuan AS kepada Israel, lebih dari tiga bulan setelah serangan Israel terhadap Gaza yang menewaskan 250 warga Palestina setiap hari, menurut badan amal Oxfam.
Para pengunjuk rasa menegaskan kembali dukungan mereka terhadap gerakan Ansarullah Yaman dan tentara negara tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka memiliki hak untuk mengambil tindakan timbal balik terhadap AS dan Inggris atas serangan udara terhadap beberapa kota di Yaman.