Prospek Baru Hubungan Iran dan Oman di Kunjungan Presiden Raisi
Kunjungan Presiden Iran, Sayid Ebrahim Raisi ke Oman telah membuka cakrawala baru di pengembangan hubungan dan kerja sama antara kedua negara.
Menteri luar negeri, jalan dan pembangunan kota, minyak, dan pertahanan menyertai kunjungan Presiden Raisi dan ini menunjukkan perluasan hubungan kedua negara di sektor ini.
Ini tercatat sebagai kunjungan pertama presiden Iran ke Muscat di masa kepemimpinan Sultan baru Oman dan kunjungan luar negerinya kelima selama sembilan bulan masa kerja pemerintah ke-13 Iran.
Selama kunjungan ini, berhasil ditandatangani 12 dokumen kerja sama di berbagai sektor yang mengindikasikan minat kedua negara untuk mengembangkan secara seimbang dan komprehensif hubungan dan kerja sama di berbagai bidang.
Sebelumnya, sejumlah menteri bersama delegasi 50 orang bisnismen dan aktivis ekonomi Iran berkunjung ke Oman dengan tujuan menciptakan peluang bagi peningkatan hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan dan kerja sama sektor swasta kedua negara juga berkembang secara paralel dengan sektor pemerintah.
Menurut statistik yang disediakan oleh Kantor Berita Oman, 2710 perusahaan Iran telah berinvestasi di Kesultanan Oman, di mana 1163 perusahaan 100 persen dimiliki oleh Iran dan 1547 perusahaan patungan Iran dan Oman.
Statistik yang ada menunjukkan tekad dan minat serius kedua neagra untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama perdagangan dan ekonomi kedua negara ke level hubungan politik, yang dimiliki kedua negara selama beberapa tahun dan dekade lalu.
Meski level perdagangan dan ekonomi kedua negara selama beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan, tapi masih ada jarak untuk mencapai yang sesuai diinginkan, dan diupayakan di langkah pertama, level perdagangan dan ekonomi meningkat dua kali lipat dari saat ini, yakni mencapai 1,5 miliar dolar. Dengan proses yang terjadi saat ini, mencapai level tujuan ini bukan hal yang tidak mungkin.
Berdasarkan statistik yang dirilis, perdagangan non-minyak Iran di tahun 2020 dengan Oman mencapai 4,190 juta ton produk senilai 1.335.500 dolar, serta menunjukkan peningkatan sebesar 27 persen di volume dan 53 persen di nilai.
Pangsa ekspor Iran ke Oman dalam jumlah perdagangan ini adalah 2.283.000 ton barang-barang Iran senilai 716 juta dolar, yang disertai dengan peningkatan volume sebesar 14 persen dan nilai 63 persen. Sementara impor Iran dari Oman adalah 1.907.000 ton barang senilai 619.500.000 dolar, yang meningkat sebesar 49 persen dalam volume dan 43 persen dalam nilai.
Ekspor ke Oman pada bulan Maret 2022 sebesar 176.203 ton barang senilai 74.390.296 dolar, yang dibandingkan dengan Maret tahun lalu, meskipun beratnya turun 7 persen, nilainya meningkat 103 persen. Impor dari Oman pada Maret 2022 adalah 41.328 ton barang senilai 36.773.866 dolar, yang dibandingkan dengan periode yang sama meningkat 29 persen dalam berat dan 143 persen dalam nilai.
Statistik ini menunjukkan bahwa dari waktu ke waktu, tren peningkatan perdagangan kedua negara semakin cepat. Salah satu infrastruktur yang diperlukan untuk pengembangan hubungan dan peningkatan pertukaran adalah pengembangan jalur transportasi antara kedua negara. Oleh karena itu, selama kunjungan ini dicapai kesepakatan untuk mempertahankan dan memperkuat transporasi laut antara Pelabuhan Bandar Abbas dan Pelabuhan al-Suwaiq Oman, serta membangun jalur transportasi penumpang laut antara Chabahar dan Muscat. Selain itu, juga disepakati untuk mempermudah dan menyelesaikan tantangan yang ada di pelabuhan Salalah dan Sohar Oman bagi lalu lalang kapal-kapal Republik Islam Iran.
Di sektor udara, kedua belah pihak fokus pada diversifikasi armada transportasi udara Republik Islam Iran pada rute Oman, serta membangun jalur penerbangan antara Muscat-Ramsar dan membangun jalur transportasi gabungan laut-jalan antara Iran dan Oman, serta aksesi Oman ke perjanjian transit tripartit Chabahar antara Iran, India dan Afghanistan.
Sektor lain hubungan dan kerja sama antara Tehran dan Muscat adalah sektor energi, dan selama kunjungan Presiden Raisi ke Oman telah dicapai sejumlah kesepakatan baru.
Sebagai poros pertama, disepakati untuk membentuk komite teknis bersama untuk mengembangkan ladang minyak tahap berikutnya, yang merupakan satu-satunya ladang bersama antara kedua negara. Kesepakatan ini dengan tujuan ladang ini akan dikembangkan secara terintegrasi dalam bentuk kelompok kerja bersama dan tim gabungan. Poros kedua kerja sama Iran dan Oman yang disepakati adalah ekspor jasa rekayasa teknik. Mengingat sumber minyak dan gas Oman serta mengihngat kemampuan konstraktor Iran, serta kapasitas sangat baik untuk ekspor jasa teknik Irak di sektor minyak dan gas ke negara ini, maka disepakati bahwa Oman akan memanfaatkan kemampuan perusahaan Iran di sektor industri hulu dan hilir minyak,gas, kilang minyak, dan instalasi gas.
Dalam hal ini, atas undangan Kementerian Perminyakan Iran, delegasi teknis tingkat tinggi dari Oman akan segera melakukan perjalanan ke Iran untuk mengunjungi fasilitas minyak dan gas Iran dan berkenalan dengan kemampuan pembangun, kontraktor, dan perusahaan berbasis pengetahuan. Perdagangan dan ekspor produk petrokimia dan minyak bumi juga merupakan poros ketiga yang dirundingkan dan dicapai kesepakatan yang baik dengan mereka.
Kedua negara juga dapat meningkatkan kerja sama di sektor pariwisata, karena ada banyak peluang untuk menjalankan program pariwisata antara Muscat dan Tehran. Iran dan Oman secara geografis sangat dekatdan memiliki hubungan sejarah dan kepentingan bersama.
Dengan demikian, pariwisata termasuk sektor yang memiliki prospek untuk investasi. Iran memiliki wisata alam, kuno dan bersejarah dengan beragam iklim yang dapat menjadi faktor bagi pengembangan kerja sama pariwisata. Kesultanan Oman juga memiliki keragaman tujuan wisata termasuk daerah pegunungan, dataran dan padang pasir, dan fasilitas tersebut dapat digunakan dalam bentuk proyek bersama dan menjadi salah satu sumber pendapatan penting bagi kedua negara.
Masuknya hubungan dan kerjasama Iran-Oman secara serius dan aktif di bidang ekonomi dan perdagangan berarti bahwa kedua negara telah mengalami dan membuktikan kerja sama yang konstruktif di bidang politik, regional dan keamanan selama beberapa tahun terakhir, dan sekarang mereka ingin menempatkannya sebagai pendukung pengembangan hubungan ekonomi dan perdagangan.
Kedua pihak memiliki motif yang kuat di bidang ini, dan dalam hal ini, pemerintah Raisi memperioritaskan pengembangan hubungan dengan tetangga di kebijakan luar negerinya, di mana Oman mengingat kinerjanya di masa lalu, memiliki posisi penting di mata Iran. Dan Oman setelah Sultan Haitham bin Tariq berkuasa, juga memperioritaskan penguatan posisi ekonomi negara ini dan menjadikannya sebagai agenda kerja. Ia juga tidak ingin ketinggalan dari para emir muda di Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi dan Qatar. (MF)