Eslami: Rezim Zionis Pendukung Resolusi Potensial IAEA Anti-Iran
Kepala Organisasi Energi Atom Republik Islam Iran (AEOI), Mohammad Eslami mengatakan, rencana draf resolusi potensial anti-Iran di Dewan Gubernur IAEA sejalan dengan kebijakan maksimum dan dukungannya dengan rezim Zionis Israel.
Amerika Serikat dan troika Eropa (Jerman, Inggris dan Prancis) mengajukan draf resolusi usulan bersama mereka ke Dewan Gubernur IAEA, dan menyatakan bahwa tidak terselesaikannya isu-isu yang berkaitan dengan bahan uranium yang ditemukan di situs yang tidak diumumkan Iran sangat mengkhawatirkan.
Empat negara ini juga mengatakan bahwa "mengingat kerja sama yang tidak cukup dari Iran" friksi dan isu-isu safeguard masih belum terselesaikan, dan mereka meminta Iran "segera menerima usulan IAEA untuk interaksi lebih guna menyelesaikan seluruh isu safeguard yang tersisa".
Sementara itu, Mohammad Eslami hari Rabu (8/6/2022) di depan wartawan saat menjawab pertanyaan terkait resolusi anti-Iran usulan tiga negara Eropa di Dewan Gubernur menambahkan, "Kasus yang ditudingkan dan diklaim ini telah dikaitkan dengan Iran selama 20 tahun."
Seraya menjelaskan bahwa dasar pembentukan JCPOA adalah untuk menghapus tudingan internasional terhadap program nuklir Iran, Eslami menambahkan, seluruh kasus yang diklaim dalam bentuk potensi militer program nuklir (PMD) telah ditutup, dan negara-negara Barat harus mencabut sanksi terhadap Tehran, tapi hal ini tidak terjadi.
"Iran selama berbulan-bulan melakukan perundingan dan isi kesepakatan dalam bentuk teknis telah selesai, tapi rezim Zioni Israel kembali mengancam Iran dengan operasi teroris, psikologis dan juga diplomasi aktif serta banyak bicara disertai dengan ancaman berulang," papar Eslami.
Eslami menekankan bahwa Republik Islam Iran tidak menyembunyikan aktivitas nuklir dan tidak memiliki aktivitas yang diumumkan, serta semua pihak harus menyadari bahwa kasus yang diklaim ini adalah dikte dan induksi media-media rezim Zionis.
"Republik Islam Iran telah sepenuhnya bekerja sama dengan Organisasi Energi Atom Internasional (IAEA)," tegas Eslami. (MF)