Ketidakamanan dan Terorisme, Hasil dari Kehadiran AS di Kawasan
(last modified Mon, 11 Jul 2022 03:57:00 GMT )
Jul 11, 2022 10:57 Asia/Jakarta

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran dalam menanggapi masalah selesainya penempatan sistem pertahanan udara AS di kawasan, mengatakan bahwa meletakkan dasar untuk meningkatkan kehadiran Amerika Serikat dalam mekanisme keamanan regional tidak akan membawa apa pun selain ketidakamanan, ketidakstabilan dan penyebaran terorisme.

Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan bahwa Washington sedang mempertimbangkan integrasi pertahanan udara dengan negara-negara Asia Barat untuk melawan apa yang disebutnya "ancaman Iran yang semakin meningkat".

Nasser Kanaani, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran

Nasser Kanaani, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, pada Sabtu (09/07/2022) malam, menanggapi klaim yang disampaikan oleh Jubir Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, dan mencatat bahwa Amerika Serikat, tanpa memahami dengan benar realitas kawasan, hanya mengangkat dan menindaklanjuti isu-isu tersebut dengan tujuan Iranofobia dan menciptakan perselisihan antar negara-negara kawasan. Hal itu menunjukkan bahwa yang penting bagi Amerika adalah kepentingan tidak sah negara ini dan memberikan nafas buatan kepada rezim Zionis di kawasan.

Amerika telah mengikuti strategi Iranofobia selama bertahun-tahun. Berusaha meminggirkan Iran, mengganggu interaksi regional dan internasional negara ini, menciptakan koalisi untuk memberikan tekanan maksimum terhadap Iran, melanjutkan kehadirannya di wilayah geostrategis Teluk Persia, serta mengamankan kepentingan rezim Zionis dan membawa negara-negara kawasan agar lebih dekat dengan rezim ini. Semua ini di antara tujuan Amerika dalam memajukan kebijakan Iranofobianya.

Meskipun demikian, kehadiran aktor transregional dan khususnya AS di kawasan bukan hanya tidak membawa perdamaian dan ketenangan, tetapi juga menyebabkan penyebaran ketidakamanan dan ketidakstabilan. Negara-negara Irak, Suriah, dan Afghanistan termasuk di antara negara-negara yang telah bertahun-tahun menyaksikan ketidakstabilan, ketidakamanan, dan kehadiran teroris karena kehadiran dan intervensi militer Amerika Serikat dan beberapa sekutunya.

Dari sudut pandang Republik Islam Iran, stabilitas dan keamanan kawasan tidak dapat diwujudkan melalui intervensi pihak asing, tetapi hanya melalui solusi intra-regional.

Menurut perkembangan dan pengalaman beberapa tahun terakhir di kawasan, pendekatan keamanan Iran memiliki komponen dan elemen yang dapat mengarah pada pembentukan keamanan yang stabil jika diberikan perhatian dan ketekunan regional.

Penarikan pasukan asing dari kawasan dan kerja sama serta partisipasi aktor-aktor regional dalam sistem keamanan bersama termasuk di antara komponen-komponen tersebut.

Berdasarkan hal tersebut, Republik Islam Iran selalu fokus pada kebijakan memberikan keamanan kolektif dan kooperatif sebagai strategi utamanya di Teluk Persia dan mempertimbangkan intervensi dan kehadiran kekuatan asing sebagai bertentangan dengan kepentingan nasional serta keamanan dan stabilitas kawasan.

Dalam hal ini, Iran telah mempresentasikan gagasan pembentukan forum dialog regional dan inisiatif kerja sama regional dengan negara-negara tetangga, dan telah berulang kali mempertimbangkan kebijakan prinsipnya untuk memperkuat kondisi bertetangga yang baik, membangun kepercayaan dan dialog dengan tetangga.

Dukungan Iran terhadap upaya untuk mengadakan pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai keamanan Teluk Persia pada 20 Oktober 2020 adalah contoh dari kebijakan berprinsip Iran ini.

Oleh karena itu, kedatangan Amerika dan penimbunan senjata Amerika di negara-negara kawasan, yang dilakukan dengan dalih keamanan dan juga sebagai kelanjutan dari kebijakan Iranofobia dan penguatan rezim Zionis, bukan hanya sebuah pembuat keamanan dan stabilitas, tetapi justru merupakan penyebab utama ketegangan dan perpecahan regional.

Nasser Kanaani, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran juga telah menyatakan bahwa tidak mungkin menciptakan lingkungan yang aman bagi rezim Zionis dengan menipu dan mempromosikan Iranofobia.

Menurutnya, upaya untuk menciptakan masalah keamanan baru di kawasan hanya akan mengakibatkan melemahnya kekuatan keamanan regional bersama dan tidak mengamankan kepentingan keamanan rezim Zionis.(sl)