Nov 07, 2022 19:23 Asia/Jakarta
  • Teroris Takfiri Daesh (ISIS).
    Teroris Takfiri Daesh (ISIS).

Organisasi Internasional Pembela Korban Terorisme mengeluarkan pernyataan mengutuk serangan teroris baru-baru ini terhadap pasukan polisi Republik Islam Iran.

Kepala Organisasi Internasional Pembela Korban Terorisme Sabah al-Safi dalam pernyataan pada Minggu (6/11/2022) mengatakan, kami mengecam tindakan teroris yang menargetkan pasukan polisi Iran, yang mencerminkan tindakan Daesh (ISIS).

"Organisasi Internasional Pembela Korban Terorisme meminta pemerintah Iran untuk mengejar anggota Daesh dan pemerintah-pemerintah kriminal serta kelompok-kelompok jahat yang mendukung Daesh dalam agenda di bawah slogan 'Sampai kapan mereka akan membunuh kita? dan sampai kapan kita tetap diam?' karena tujuan dari pemerintah-pemerintah kriminal dan kelompok-kelompok jahat ini adalah pembunuhan, perusakan dan tindakan anti-bangsa-bangsa dengan cara yang berbeda," kata pernyataan Organisasi Internasional Pembela Korban Terorisme.

Pada tanggal 26 Oktober 2022, seorang pria bersenjata menyerang Kompleks Haram Suci Hazrat Ahmed bin Musa sa (Shahcheragh) di kota Shiraz dan menembaki para peziarah. Serangan keji yang direncanakan oleh Daesh ini telah merenggung nyawa 13 orang dan melukai 30 lainnya.

Pada hari Kamis, 3 November 2022, serangan bersenjata yang dilakukan secara terorganisir di provinsi Alborz, Iran, menyebabkan seorang anggota pasukan Basij gugur syahid dan sedikitnya 10 polisi terluka.

Republik Islam Iran juga telah menyaksikan serangan teroris semacam itu yang dilakukan oleh Daesh sebelumnya. Serangan teroris dengan pisau dilakukan seorang takfiri bernama Abdul Latif Moradi pada awal tahun ini di Kompleks Haram Suci Imam Ridha as di Mashhad.

Teroris takfiri Daesh (ISIS) yang menyerang Kompleks Haram Suci Shahcheragh

Teroris Daesh juga melancarkan serangan di Kompleks Makam Imam Khomeini ra  dan gedung parlemen Iran pada tahun 1396 HS (2017) dan meledakkan bom di Kompleks Haram Suci Imam Ridha as pada tahun 1373 HS (1994), yang merenggut nyawa banyak orang. Semua perisiwia ini adalah contoh sejarah serangan teroris Takfiri Daesh di Iran.

Berdasarkan evaluasi badan intelijen Iran, para perancang serangan di Kompleks Makam Shahcheragh sa juga berencana untuk melakukan operasi teroris dan pemboman di beberapa tempat lain di Iran, namun setelah mereka teridentifikasi oleh intelijen Iran, operasi mereka digagalkan. Ternyata ditemukan fakta bahwa para teroris memanfaatkan sejumlah kerusuhan di Iran untuk mengulang kejahatannya yang sejalan dengan tujuan musuh, Amerika Serikat  (AS) dan rezim Zionis Israel.

Jelas bahwa AS dan rezim Zionis serta beberapa rezim reaksioner di kawasan selalu berusaha untuk mendukung teroris di Iran dan kawasan dalam beberapa tahun terakhir. Pelatihan militer untuk elemen-elemen teroris, pengiriman senjata ringan dan semi berat, serta pengiriman alat komunikasi ke daerah-daerah yang dikuasai Daesh hanyalah sebagian dari dukungan ini.

AS dan rezim Zionis, yang telah menjadi pendukung utama kerusuhan dan kekerasan jalanan di Iran dalam beberapa tahun terakhir, telah memainkan peran dalam perkembangan dan kerusuhan beberapa minggu terakhir dengan mendukung teroris dan juga memicu kerusuhan di Iran.

Dokumen-dokumen yang diperoleh badan-badan intelijen dan keamanan Iran juga menunjukkan bahwa penyelenggaraan pelatihan dan upaya mempengaruhi masyarakat adalah termasuk tindakan baru-baru ini dari AS dan para pendukung Barat dan regionalnya, untuk menciptakan kerusuhan dan kekacauan di Iran.

Pemerintah-pemerintah Barat mengklaim memerangi terorisme dan menganggap diri mereka sebagai pembawa banyak nilai kemanusiaan, namun faktanya mereka menerapkan kebijakan standar ganda di banyak bidang, termasuk di sektor terorisme, dan bahkan hal ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari praktik kontradiktif mereka.

Sementara itu, Republik Islam Iran, sebagai salah satu korban terorisme dan pelopor dalam perang melawan kelompok-kelompok teroris di kawasan, masih bertekad untuk melanjutkan upayanya dalam memerangi terorisme dan menganggap serangan teroris baru-baru ini di Iran sejalan dengan gerakan kekerasan AS dan beberapa negara Eropa dan rezim-rezim reaksioner regional yang mendorongnya. (RA)

Tags