May 17, 2024 16:48 Asia/Jakarta
  • Stan Palestina di Pameran Buku Internasional Tehran ke-35, Mei 2024.
    Stan Palestina di Pameran Buku Internasional Tehran ke-35, Mei 2024.

Seorang mahasiswa Palestina mengatakan, stan Palestina terletak di jantung Pameran Buku Internasional Tehran ke-35, dan ini menunjukkan bahwa Palestina berada di jantung Iran.

Hal itu di katakan Mo'az Dakhil, mahasiswa Palestina di Universitas Seni Isfahan dalam wawancara dengan wartawan Mehrnews di stan Palestina di Pameran Buku Tehran baru-baru ini.

"Stan ini dibentuk atas kerja sama Komite Gabungan Mahasiswa Palestina di Iran untuk menjelaskan persoalan Palestina dan menjawab keraguan serta rumor yang dipublikasikan rezim Zionis tentang Palestina di dunia maya," ujarnya.

Dia menambahkan, Pameran Buku Internasional Tehran ke-35 menunjukkan betapa masyarakat Iran berbudaya dan tekun belajar. Orang-orang yang datang ke pameran juga mengunjungi stan Palestina. Stan Palestina mendapat sambutan yang sangat baik. Berdasarkan peta, mahasiswa Palestina membuktikan bagaimana tanah Palestina diduduki oleh Israel, dan menunjukkan kepada masyarakat tentang blokade Palestina di peta tersebut. Banyak orang dengan penyesalan mengatakan kepada kami bahwa mereka berharap Palestina tidak diblokade dan mereka bisa berperang melawan Israel. Stan Palestina berada di jantung pameran buku ini, dan ini menunjukkan betapa besarnya isu Palestina di jantung Iran.

Mahasiswa Palestina itu lebih lanjut menyinggung gerakan mahasiswa di seluruh dunia, bahkan Amerika Serikat yang mengungkapkan solidaritas untuk Palestina.

Dia mengatakan, persoalan Palestina bukan hanya persoalan Islam, namun juga persoalan kemanusiaan. Pria dan wanita, tua dan muda, dan bahkan anak-anak telah menyadari bahwa rakyat Palestina tertindas, dan bahwa Israel sedang melakukan genosida terhadap warga Palestina.

Imam Ali Khamenei mengunjungi Pameran Buku Internasional Tehran ke-35.

"Tuan Imam Khamenei dalam kunjungannya ke pameran buku ini, juga mengunjungi stan Palestina. Saya berkata kepada beliau, 'Saya berterima kasih karena Anda sebagai Pemimpin Revolusi Iran dan dunia Islam, dan karena mendukung rakyat Palestina.' Beliau menjawab singkat dan bermanfaat bahwa mendukung Palestina adalah sebuah kewajiban, dan persoalan Palestina merupakan salah satu prinsip keyakinan masyarakat Iran," kata Mo'az Dakhil saat menyinggung kunjungan Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei ke Pameran Buku Internasional Tehran ke-35.

Dia menerangkan, Palestina telah berperang sejak tahun 1948. Perang di Palestina tidak dimulai dengan operasi Badai al-Aqsa! Namun, perang ini semakin intensif dengan adanya operasi tersebut. Israel selalu mulai melancarkan serangan terhadap Palestina, namun kali ini dengan Badai al-Aqsa, Palestina memulai melancarkan serangan besar-besaran terhadap rezim Zionis. Mereka juga sukses. Mereka membebaskan dua kali luas wilayah Gaza. Setelah serangan ini, serangan Israel dimulai. Akibat serangan Israel ini lebih dari 100.000 orang, gugur syahid dan terluka, yang sebagian besarnya adalah perempuan dan anak-anak. Perempuan Palestina membesarkan anak-anak mereka sebagai pejuang masa depan Palestina. Ibu-ibu Palestina mengetahui bahwa anak-anaknya akan menjadi syahid bagi Palestina. Mereka mengetahui bahwa suaminya akan syahid demi Palestina.

Wawancara dengan mahasiswa Palestina di Stan Palestina, Pameran Buku Internasional Tehran ke-35.

"2 juta pengungsi di Jalur Gaza selatan dan 700.000 orang di Gaza utara menjalani kehidupan yang sulit dan tinggal di tenda-tenda. Di tenda-tenda ini, ayah dan ibu menikahkan putri-putri mereka dan putra-putra mereka. Pesta pernikahan telah berlangsung. Suara anak yang dilahirkan terbalut dalam tenda. Perempuan-perempuan telah memulai kelas sekolah untuk mengajar anak-anak, terutama menghafal dan memahami al-Quran. Bahkan seorang mahasiswa telah menerima gelar masternya. Dosen-dosen pembimbing dan penguji datang ke tenda-tenda,  dan mahasiswa itu mulai mempertahankan tesisnya, dan kemudian dia sudah menerima nilai dan gelarnya. Masyarakat Palestina hidup di tenda-tenda dengan fasilitas tempat yang minim, dan dengan segenap kekuatan dan keimanan mereka bertahan. Kami yakin bahwa kemerdekaan Palestina adalah janji Tuhan. Kami berjuang dan bertahan untuk terwujudnya janji Ilahi ini, semoga kemerdekaan ini terjadi pada saya dan sesama generasi saya. Kami tidak suka perang, tapi kami harus berjuang demi kemerdekaan negara kami" jelasnya.

Di bagian lain wawancara dengan Mehrnews, mahasiswa Palestina itu menyinggung kapan kedatangannya ke Iran. Dia mengatakan, saya datang ke Iran pada tahun 1394 HS untuk belajar. Saya seorang mahasiswa pascasarjana arsitektur Universitas Seni Isfahan. Saya telah mengenal orang-orang Iran selama masa tersebut hingga sekarang. Rakyat Iran tidak hanya mendukung dan membela rakyat Palestina yang tertindas, tetapi juga mendukung semua yang tertindas. Masalah Palestina menjadi salah satu perhatian Iran. (RA)

Tags