Iran Aktualita, 21 Januari 2023
(last modified Sat, 21 Jan 2023 09:34:42 GMT )
Jan 21, 2023 16:34 Asia/Jakarta
  • Rahbar, Ayatullah Khamenei
    Rahbar, Ayatullah Khamenei

Perkembangan di Iran selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting, di antaranya; Rahbar pada Pegiat Budaya: Hindari Perbuatan Pamer dan Formalitas.

Selain itu, masih ada isu lain seperti; Raisi: Eropa Ingin Masukkan IRGC ke Daftar Teroris karena Putus Asa, IRGC Gelar Manuver Maritim Antisipasi Ancaman di Teluk Persia, Respon Kemlu Iran, Nama Teluk Persia Disimpangkan Pejabat Irak, Kemenhan Iran Bantah Alireza Akbari Pernah Jadi Wamenhan, Pejabat Iran: Inggris Tak Peduli pada Akbari, Ia Marah Intelijennya Kalah, Ekspor Minyak Iran 2022 Tertinggi Meski Tak Ada Kesepakatan Nuklir, Jet-Jet Tempur Sukhoi 35, Dua Bulan Lagi akan Tiba di Iran, Menlu Iran Bertemu Presiden Suriah di Damaskus.

Rahbar pada Pegiat Budaya: Hindari Perbuatan Pamer dan Formalitas

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam pertemuan dengan Ketua dan jajaran direksi Organisasi Penyiaran Islam, dan pegiat seni Iran, menilai takut pada Allah Swt yang berarti selalu waspada, berhati-hati dan memperhatikan hak orang lain adalah strategi esensial dan abadi bagi para pegiat budaya dan dakwah.

Image Caption

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Rabu (18/1/2023) dalam pertemuan ini mengapresiasi langkah-langkah berharga yang sudah dilakukan oleh Organisasi Penyiaran Islam Islam.

"Instansi-instansi dan pegiat budaya-dakwah harus sepenuhnya berhati-hati agar tidak mengabaikan firman Tuhan, dalam kondisi apa pun, dan dalam hal ini tidak boleh takut pada kontroversi, agitasi, dan tuduhan-tuduhan tak berdasar," imbuhnya.

Rahbar menjelaskan, "Bahasa yang digunakan untuk menjalin hubungan dengan pemuda dan remaja, berbeda dari bahasa untuk seorang yang bodoh, lalai atau seorang penentang, sebagaimana juga bahasa yang digunakan untuk berbicara dan berdakwah di negara lain berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam kegiatan budaya-dakwah di dalam negeri, termasuk di lembaga-lembaga revolusioner."

Menurut Ayatullah Khamenei, para pegiat budaya-dakwah di Iran, harus terjun ke pasar yang ramai peminat ini dengan menciptakan pemikiran-pemikiran baru, dan inovasi-inovasi, lalu mengubahnya menjadi produk-produk unggul yang memiliki kemasan yang baik.

Di bagian lain paparannya, Rahbar menerangkan bahwa seluruh penjuru Iran, saat ini membutuhkan kesatuan kata dan solidaritas, apalagi lembaga-lembaga revolusioner yang harus sepenuhnya tidak terperangkap oleh ragam pemikiran dan faksionalisme

Rahbar menyarankan agar Ketua dan jajaran direksi Organsiasi Penyiaran Islam menghindari pekerjaan-pekerjaan yang hanya bersifat pamer dan formalitas, serta berhati-hati jangan sampai menciptakan karya-karya tak bermanfaat dan tidak memiliki orientasi yang benar.

Raisi: Eropa Ingin Masukkan IRGC ke Daftar Teroris karena Putus Asa

Presiden Iran menilai upaya Parlemen Eropa memasukkan Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC ke daftar organisasi teroris sebagai sebuah langkah putus asa.

Sayid Ebrahim Raisi, Kamis (19/1/2023) menghadiri rapat luar biasa pemerintah Iran, membahas langkah terbaru Parlemen Eropa mengesahkan draf resolusi yang mendesak Uni Eropa memasukkan IRGC ke daftar organisasi teroris, dan menambah sanksi Iran.

Pada kesempatan itu Raisi menuturkan, "Manuver ini dilakukan atas dasar putus asa, dan setelah gagalnya upaya-upaya jalanan Uni Eropa untuk memukul rakyat Iran, yang mengira bisa menghentikan kemajuan bangsa ini."

Ia menegaskan, "IRGC adalah pasukan resmi dan bagian dari organisasi militer negara, dan langkah yang dilakukan Parlemen Eropa melanggar hukum internasional, dan Piagam PBB."

IRGC Gelar Manuver Maritim Antisipasi Ancaman di Teluk Persia

Manuver militer maritim terbaru Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC digelar dengan menembakkan berbagai jenis rudal ke target dari atas perahu cepat.

Lambang IRGC

Manuver militer maritim IRGC, yang diberi sandi "Sardar Shahid Nasrollah Shafiei" digelar untuk menunjukkan kekuatan dan kesiapan pasukan dalam menghadapi ancaman-ancaman yang mungkin muncul di Teluk Persia, serta mengukur kinerja ideal sistem rudal jelajah laut, drone tempur dan presisi, serta sistem cerdas tanpa awak bawah laut.

Komandan Angkatan Laut IRGC, Laksamana Alireza Tangsiri, Selasa (17/1/2023) mengatakan, "Dalam manuver ini, sistem rudal jelajah laut dari berbagai kelas, drone pembom dan presisi yang berhadapan dengan banyak target secara bersamaan, sistem cerdas bawah laut tanpa awak, penembakan roket dari helikopter, operasi helikopter unit khusus atas target bergerak dan mengapung, parade kekuatan mobiliasi laut berbasis rakyat dan konsep-konsep pertahanan lain di AL IRGC, menunjukkan kinerja yang sangat baik."

Menurut Laksamana Alireza Tangsiri, seluruh peralatan militer yang digunakan dalam manuver maritim ini merupakan produk para ilmuwan muda dalam negeri Iran.

"Kesiapan menyeluruh AL IRGC dan AL Militer Iran, di perairan Teluk Persia, Laut Oman dan Selat Hormuz, menyebabkan keamanan dinamis yang sudah terbentuk saat ini di kawasan terlindung dari gangguan sekecil apa pun, dan kekuatan-kekuatan transregional mengetahui dengan baik kesiapan para pejuang kami dalam memberikan perlawanan tegas atas segala bentuk ancaman serta petualangan, sebagai sebuah kenyataan tak terbanthkan," pungkasnya.

Respon Kemlu Iran, Nama Teluk Persia Disimpangkan Pejabat Irak

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, nama Teluk Persia untuk wilayah perairan ini adalah sebuah realitas sejarah, abadi, memiliki bukti kuat, dan tidak bisa diingkari.

Nasser Kanaani, Selasa (17/1/2023) menanggapi penggunaan nama fiktif untuk menyebut Teluk Persia oleh sejumlah lembaga dan pejabat Irak, termasuk Perdana Menteri negara itu.

Image Caption

Ia menuturkan, "Nama Teluk Persia bagi wilayah perairan ini adalah sebuah realitas sejarah, abadi, memiliki bukti kuat, dan tidak bisa ingkari, dan pengulangan penggunaan nama fiktif tidak akan mengubah kenyataan serta legitimasi hukum bagi nama ini."

Kanaani menambahkan, "Teluk Persia sejak ribuan tahun lalu tercatat dalam dokumen sejarah dunia, tercantum dalam peta-peta dunia, tertulis dalam berbagai riwayat perjalanan, serta catatan-catatan kuno, dan nama itu akan terus digunakan sampai kapan pun."

Menurut Jubir Kemlu Iran, untuk menarik simpati pihak lain seseorang tidak boleh mengorbankan aset kekayaan bersejarah negara lain di kawasan.

"Hubungan Iran dan Irak lebih tinggi dari individu-individu dan lembaganya, ia berakar jauh dalam sejarah, dan peradaban kedua negara serta bangsa," pungkasnya.

Kemenhan Iran Bantah Alireza Akbari Pernah Jadi Wamenhan

Kementerian Pertahanan Iran merilis pengumuman untuk menepis spekulasi yang berkembang belakangan ini di media terkait posisi Alireza Akbari di Kementerian ini, dan hubungannya dengan dinas intelijen Inggris.

Kemenhan Iran, Senin (16/1/2023) berterimakasih kepada institusi intelijen negara, dan Mahkamah Agung Iran, dalam menindak tegas para pengkhianat bangsa yang mengancam keamanan nasional.

"Alireza Akbari, tidak pernah sekali pun menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan Iran, di periode mana pun," tegas Kemenhan Iran.

Ditambahkannya, "Karena Kemenhan Iran merupakan salah satu pilar kekuatan pemerintahan Republik Islam Iran, maka ia selalu menjadi sasaran intrik, dan para pejabat Kemenhan Iran di berbagai periode, dalam perekrutan pegawai selalu mengerahkan seluruh upayanya untuk melawan penyimpangan dan serangan keamanan musuh terhadap para pelayan rakyat."

Menurut Kemenhan Iran, masa tugas Alireza Akbari sebagai Kepala Kantor Kajian Pertahanan, selesai pada tahun 2002, dan permohonannya untuk pensiun kala itu dikabulkan.

"Alireza Akbari setelah keluar dari Kemenhan Iran, melakukan sejumlah aktivitas yang bertentangan dengan aktivitasnya terdahulu. Ia berpaling dari rekam jejaknya dahulu, dan terjebak dalam hawa nafsu, serta memulai pengkhianatan terhadap pemerintahan Reublik Islam dan rakyat Iran, sehingga terperosok ke dalam jurang kehancuran," paparnya.

Pada saat yang sama, Kemenhan Iran menyampaikan kecaman terhadap tindakan-tindakan pengkhianatan yang dilakukan Alireza Akbari, dan berjanji kepada rakyat Iran, untuk selalu serius, waspada dan berhati-hati dalam menjalankan tugas mulia ini.

Pejabat Iran: Inggris Tak Peduli pada Akbari, Ia Marah Intelijennya Kalah

Wakil Ketua Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran mengatakan, Inggris tidak menyesal mata-matanya dieksekusi, karena ia selalu mengorbankan orang lain demi meraih tujuan, tapi London marah karena kekalahan intelijennya.

Ibrahim Azizi, Senin (16/1/2023) menyinggung reaksi negara-negara Barat, atas hukuman mati yang dijatuhkan Iran, terhadap mata-mata dinas intelijen Inggris, Alireza Akbari.

Ia menuturkan, "Kami bertindak sesuai konstitusi negara, berdasarkan kepentingan nasional, dan dengan maksud untuk melindungi nilai-nilai Islam, serta Revolusi Islam, sementara negara-negara Barat, melakukan penindasan fatal atas hak asasi manusia dengan kedok beberapa masalah HAM."

Ibrahim Azizi menambahkan, "Di seluruh dunia, semua anasir mata-mata dan spionase akan ditindak tegas, dan tentu saja ini merupakan masalah yang diterima secara internasional."

"Inggris sama sekali tidak peduli dengan nasib Alireza Akbari atau orang-orang semacam dia, karena Inggris biasanya akan mengorbankan orang-orangnya untuk mencapai tujuan," tegasnya.

Beberapa hari lalu Iran menjatuhkan vonis mati terhadap Alireza Akbari, yang memiliki kewarganegaraan ganda Iran-Inggris, karena mengancam keamanan nasional melalui aksi spionasenya untuk dinas intelijen Inggris, MI6.

Ekspor Minyak Iran 2022 Tertinggi Meski Tak Ada Kesepakatan Nuklir

Ekspor minyak Iran kembali mencapai level tertinggi dua bulan terakhir tahun 2022, meski masih berada di bawah tekanan sanksi Amerika Serikat, dan volume ekspor minyak Iran ke Venezuela dan Cina, lebih tinggi dari sebelumnya.

Reuters, Minggu (15/1/2023) melaporkan, ekspor minyak Iran dibatasi sejak AS keluar dari kesepakatan nuklir JCPOA, pada tahun 2018, akan tetapi kembali meningkat, dan mencapai puncaknya pada tahun 2019.

Konsultan energi SVB International mengabarkan ekspor minyak Iran, pada bulan Desember 2022 mencapai 1,137 juta barel per hari, naik 42.000 barel per hari dibandingkan bulan November, dan ini merupakan jumlah tertinggi yang pernah dicatat oleh SVB.

Salah seorang pejabat SVB International, Sarah Vakhshouri menuturkan, ekspor minyak Iran, pada bulan Januari 2023, sejauh ini juga masih kuat seperti bulan-bulan sebelumnya.

Konsultan energi Petro-Logistik, yang melacak pasokan minyak dunia, mengatakan bahwa pihaknya juga melihat tren peningkatan ekspor minyak mentah Iran, pada Desember yang mencapai level tertinggi sejak Maret 2019.

Jet-Jet Tempur Sukhoi 35, Dua Bulan Lagi akan Tiba di Iran

Anggota Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran mengabarkan masuknya jet-jet tempur Sukhoi, Su-35 ke Iran, dua bulan mendatang.

Image Caption

Shahriar Heidari, Minggu (15/1/2023) mengatakan, "Iran sudah memesan sejumlah peralatan militer dari Rusia, di antaranya sistem pertahanan udara, rudal dan helikopter."

Ia menambahkan, "Dalam beberapa tahun ke belakang sempat muncul spekulasi terkait pembelian jet tempur Sukhoi oleh Iran dari Rusia, dan dalam beberapa kesempatan spekulasi ini terus menguat, hingga akhirnya pada bulan September 2022, Komandan Angkatan Udara Militer Iran, mengonfirmasi berita pembelian jet tempur dari Rusia, dan pesawat yang dimaksud adalah Sukhoi Su-35."

Sukhoi Su-35 termasuk jet tempur generasi 4++ terkuat dunia yang dilengkapi dengan radar N035 Irbis-E, Passive Electronically Scanned Array (PESA), dan mampu mendeteksi 30 target serta bertempur dengan delapan unit pesawat musuh dalam waktu bersamaan.

Kecepatan maksimum jet tempur Su-35 di ketinggian rendah mencapai 1.500 kilometer, dan di ketinggian tinggi mencapai 2.500 kilometer. Usia operasional mesin jet tempur Su-35 setiap periode pemakaian sebelum kontrol dan overhaul, adalah 4.000 jam.

Menlu Iran Bertemu Presiden Suriah di Damaskus

Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran hari ini, Sabtu (14/1/2023) bertemu dan berbincang dengan Presiden Suriah, di Damaskus.

Menlu Iran Hossein Amir Abdollahian, dan Presiden Suriah Bashar Al Assad, dalam pertemuan tersebut membicarakan masalah-masalah yang diminati kedua pihak.

Image Caption

Menteri Luar Negeri Iran, tiba di bandara internasional Damaskus, Suriah untuk memenuhi undangan sejawatnya dari negara itu, setelah sebelumnya mengunjungi Lebanon.

Iran dan Suriah menjalin kerja sama strategis, dan Tehran terus mendukung serta membantu pemerintah Suriah, selama krisis di negara itu, terutama dalam memerangi kelompok-kelompok teroris.

Setelah kekalahan kelompok teroris Daesh, hubungan Iran dan Suriah semakin luas dan beragam, serta memililki prospek yang cerah di masa depan.