Tehran Tanggapi Tegas Sikap Anti-Iran Blinken
-
Menlu AS Antony Blinken
Juru bicara Kemenlu Iran, Nasser Kanaani Chafi Senin (31/1/2023) saat merespon pernyataan berlebihan terbaru sejumlah pejabat AS mengatakan, "Pemerintah AS dengan baik menyadari bahwa Iran tidak akan mentolerir pelanggaran ke wilayahnya, dan akan membalas tegas agresor."
Lebih lanjut Kanaani mengungkapkan, pemerintah Amerika harus menyadari tanggung jawab hukum dan internasional akibat statemen mengancam terhadap Republik Islam Iran, dan lebih memikirkan dampak politik statemen provokatif seperti ini.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken hari Minggu (29/1/2023) mengklaim bahwa Presiden Joe Biden menekankan keputusannya bahwa Iran tidak boleh meraih senjata nuklir, dan menambahkan seluruh opsi untuk mencegah Iran meraih senjata pemusnah massal berada di atas meja.
Blinken mengatakan, "Manuver perang dengan rezim Zionis Israel akan membuat kita secara aktif bertahan, dan pesan dari manuver ini adalah kita siap membalas setiap agresi." Amerika selama bertahun-tahun menuding Iran memiliki program senjata nuklir, meski Washington tidak pernah memberikan bukti kepada Iran, dan dengan alasan langkah politik dan sanksi luas terhadap Iran.

Karine Jean-Pierre, jubir Gedung Putih pada Agustus 2022 mengklaim, "Presiden Joe Biden membenarkan dirinya ingin mencegah Iran meraih senjata atom." Sebelumnya Robert Malley, utusan khusus Amerika untuk Iran menekankan, Joe Biden siap menggunakan opsi militer untuk mencegah Iran meraih senjata nuklir."
Tudingan ini diterjadi ketika Republik Islam Iran berulang kali menyatakan bahwa bukan saja tidak memiliki program pembuatan senjata nuklir, bahkan Tehran tidak bergerak ke arah tersebut. Jubir Kemenlu Iran terkait hal ini menekankan, "Republik Islam Iran telah berulang kali menekankan sifat damai dari aktivitas nuklirnya, dan laporan berulang kali dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) membenarkan hal ini, dan bahwa peraihan senjata nuklir tidak memiliki tempat dalam doktrin keamanan nasional Republik Islam Iran."
Pada saat yang sama, klaim berulang dan palsu menteri luar negeri Amerika tentang upaya Iran untuk mendapatkan senjata nuklir dan tekad Washington untuk mencegahnya, sementara bukti dan fakta dan bahkan sikap pejabat intelijen AS menunjukkan kebalikan dari masalah ini. Sehubungan dengan hal tersebut, Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), pada pertengahan November 2022, dalam menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan Iran memperoleh bom nuklir, menyatakan bahwa kami tidak memiliki informasi untuk menunjukkan bahwa Iran saat ini memiliki program nuklir militer.
Pejabat intelijen senior Amerika juga telah memberikan penilaian serupa. Avril Haines, direktur Organisasi Intelijen Nasional Amerika, mengumumkan bahwa Washington tidak memiliki alasan atau bukti bahwa otoritas Iran telah memutuskan untuk memiliki senjata nuklir.
Faktanya berbeda dengan tudingan palsu Barat terkait upaya Tehran menggapai senjata atom, Iran mampu memanfaatkan teknologi damai nuklir di berbagai bidang baik untuk produksi listrik, kedokteran, pertanian dan seluruh sektor lainnya. Khususnya mengingat prospek kebutuhan Iran akan listrik, maka produksi listrik oleh Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) menjadi acuan negara ini.
Kanaani mengatakan, Republik Islam Iran tidak menghentikan kemajuan ilmiah, teknik dan teknologinya di bidang nuklir, dan akan mengejarnya sesuai dengan kebutuhan pengembangan negara berdasarkan haknya sebagai negara anggota Traktat Non Proliferasi Nuklir (NPT).
Yang membuat AS dan sekutu Eropanya serta rezim Zionis Israel senantiasa khawatir adalah kemajuan pesat kemampuan nuklir damai Iran. Meski status damai program nuklir Iran senantiasa dibenarkan oleh IAEA dalam berbagai laporannya, tapi Washington dan Tel Aviv tetap menekankan ancaman militer Iran dan apa yang disebut semua opsi ada di atas meja.
Sementara itu, petinggi politik dan militer Iran menekankan hal ini bahwa segala bentuk serangan potensial ke Iran, khususnya ke instalasi nuklir akan direspon dengan tegas dan keras oleh Tehran, dan pangkalan Amerika Serikat dan rezim Zionis akan diserang. (MF)