Mar 01, 2023 11:31 Asia/Jakarta

Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian berada di Jenewa untuk menghadiri sidang Dewan HAM dan sidang tahunan Konferensi Pelucutan Senjata.

Amir-Abdollahian di sela-sela sidang bertemu dan berunding dengan Komisaris Tinggi Dewan HAM PBB, Volker Türk dan menlu Finlandia, Armenia, Belgia, dan Sekjen PBB Antonio Guterres. Selain itu, menlu Iran juga diprediksikan bertemu dengan pejabat lain yang hadir di sidang Dewan HAM.

Berbagai pertemuan menlu Iran dengan pejabat tinggi Barat meski ada kampanye politik, media dan perang propaganda Barat terhadap Iran khususnya selama kerusuhan terbaru di Iran, menunjukkan bahwa negara-negara Eropa meski berpartisipasi aktif di aksi-aksi anti-Iran, namun kini menyadari kekalahannya dan dalam hal ini mereka meminta dilanjutkannya lobi dengan pejabat tinggi Iran terkait isu-isu yang diminati kedua pihak.

Menlu Amir-Abdollahian bertemu Sekjen PBB Antonio Guterres di Jenewa

Sepertinya sikap baru pejabat Eropa dan mundurnya mereka dari sikap sebelumnya, dari satu sisi didorong oleh keputusasaan mereka dalam mengobarkan kerusuhan dan instabilitas di Iran, dan dari sisi lain, karena sikap tegas Iran termasuk mengajukan dua rencana mendesak kepada parlemen negara ini mengenai pelabelan teroris terhadap pasukan militer Eropa di Asia Barat.

Selain itu, pejabat Eropa yang bertemu dengan menlu Iran ditambah pejabat tinggi PBB secara terang-terangan mengabaikan seruan anasir anti-revolusi Iran di luar negeri yang menuntut pemboikotan pertemuan dengan Amir-Abdollahian. Faktanya Eropa dan secara umum Barat menyadari bahwa menutup kanal dialog dengan Iran tidak menguntungkan mereka, dan Iran saat ini tidak bersedia memberi konsesi kepada mereka.

Poin penting adalah menlu Iran di pertemuan ini dan juga selama menyampaikan pidatonya di sidang Dewan HAM, menjelaskan sikap Republik Islam Iran dan juga membongkar konspirasi anti-Iran oleh Barat. Di antaranya adalah Amir-Abdollahian dalam pertemuan dengan Volker Türk di sela-sela sidang Dewan HAM ke-52 di Jenewa berunding mengenai isu-isu penting di bidang masalah HAM.

Menlu Iran menjelaskan sikap mendasar Republik Islam Iran terkait isu HAM dan menjawab sejumlah poin dan catatan Komisaris Tinggi HAM PBB di bidang ini. Amir-Abdollahian menekankan, Dewan HAM telah menjauh dari misi utamanya dan berubah menjadi alat politik kekuatan Barat. Kepala diplomasi luar negeri Iran ini juga menyinggung sejumlah dimensi pelanggaran HAM bangsa Iran oleh Amerika melalui sanksi zalim dan tak manusiawi. Menlu Iran juga menegaskan bahwa Dewan HAM telah menjauh dari misi utamanya dan berubah menjadi alat politik kekuatan Barat.

Poin yang patut diperhatikan adalah bahkan Amerika sendiri yang sebelumnya menekankan masalah ini bahwa mereka akan mengabaikan perundingan JCPOA dan fokus pada instabilitas di Iran, serta berusaha memperluas kerusuhan dengan harapan dapat melemahkan pemerintah Republik Islam Iran, kini secara terang-terangan mulai putus asa di bidang ini, dan oleh karena itu, Washington mulai berbicara mengenai pentingnya berinteraksi dengan Iran.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken terkait hal ini mengklaim, "Pintu diplomasi senantiasa terdepan dan selalu terbuka. Banyak hal yang tergantung pada apa yang dikatakan dan dilakukan Iran, apakah Tehran bersedia berinteraksi atau tidak..."

Klaim ini dirilis ketika pemerintah Amerika pada Mei 2018 secara sepihak keluar dari JCPOA dan meski bertahun-tahun perundingan pencabutan sanksi digelar di Wina, tapi sampai saat ini belum ada jawaban mengenai tuntutan rasional dan legal Iran demi memulihkan komitmen JCPOA oleh Tehran dengan imbalan pencabutan sanksi dan pemberian jaminan oleh Washington. (MF)

 

Tags