Balas Jerman; Tehran Usir Diplomat Berlin
https://parstoday.ir/id/news/iran-i140850
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani mengonfirmasi pengusiran dua diplomat Jerman dari negara ini karena dinilai sebagai unsur yang tidak diinginkan.
(last modified 2025-07-15T01:25:52+00:00 )
Mar 02, 2023 18:50 Asia/Jakarta
  • Jubir Kemenlu Iran, Nasser Kanaani
    Jubir Kemenlu Iran, Nasser Kanaani

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani mengonfirmasi pengusiran dua diplomat Jerman dari negara ini karena dinilai sebagai unsur yang tidak diinginkan.

Menurut Kanaani, kedua diplomat Jerman ini dinyatakan sebagai eleman yang tidak diinginkan dan diusir menyusul langkah intervensif serta tak bertanggung jawab pemerintah Jerman di urusan internal dan peradilan Republik Islam Iran.

Seraya menyinggung pemanggilan dubes Jerman oleh Dirjen Eropa Barat Kemenlu Iran dan pemberitahuan keputusan yang diambil, Kanaani menambahkan, Republik Islam Iran bertindak kuat menghadapi berbagai ketamakan. Kanaani menjelaskan, prioritas Republik Islam Iran adalah selalu mempertahankan interaksi di atmosfir saling menghormati, tapi jika sejumlah pihak ingin mengabaikan nilai-nilai mendasar dan kedaulatan nasional Iran, maka tidak dapat dihindari untuk menentukan alternatif.

Beberapa hari lalu, Kemenlu Jerman, menyusul keputusan hukuman mati terhadap Jamshid Sharmahd yang berkewarganegaraan ganda Iran-Jerman, serta pemimpin kelompok teroris Tondar, selain memanggil kuasa usaha Iran di Berlin, juga menginstruksikan dua staf Kedubes Iran meninggalkan negara ini sebagai protes atas keputusan pengadilan terhadap "unsur yang tidak dinginkan" tersebut.

Jamshid Sharmahd, pemimpin kelompok teroris Tondar

Langkah Berlin ini bukan saja bukti intervensi nyata di urusan internal Iran, bahkan sama halnya dengan dukungan langsung Jerman terhadap terorisme dan pembenaran kembali terhadap isu standar ganda Barat di bidang terorisme. Jamshid Sharmahd, pemimpin kelompok teroris Tondar pada 21 Februari lalu dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Revolusi Tehran dengan dakwaan membuar kerusakan di bumi dengan merancang dan mengarahkan aksi-aksi teroris.

Jamshid Sharmahd, sebagai pemimpin kelompok teroris Tondar, yang didukung secara finansial dan logistik oleh orang Barat, telah mengeluarkan perintah kepada elemen kelompok ini untuk melakukan tindakan peledakan dan teroris, persis sesuai dengan yang diinginkan Amerika Serikat dan mitra Eropanya dalam menciptakan dan mengintensifkan ketidakamanan dan ketidakstabilan di Iran. Dalam dua dekade terakhir, Sharmahd memulai aktivitasnya dengan nama Asosiasi Monarki Iran sejalan dengan kepentingan rezim Pahlavi dan melakukan kejahatan terhadap rakyat Iran dengan pendekatan menghina tempat-tempat suci dan melakukan serangan teroris.

Selain operasi pengeboman di Husseiniyah Sayid al-Syuhada Shiraz, kelompok teroris Tondar pada tahun 2008, yang menyebabkan 14 warga Iran syahid dan 300 lainnya cidera, dalam beberapa tahun terakhir, kelompok teroris ini juga berencana untuk melakukan beberapa operasi teroris, termasuk meledakkan bendungan di Shiraz dan meledakkan bom sianida di pameran buku Tehran, yang dengan dominasi intelijen pasukan keamanan Iran berhasil digagalkan. Kelompok teroris ini juga berperan dalam pembunuhan Syahid "Masoud Alimohammadi", salah satu ilmuwan industri nuklir Iran.

Isu penting lainnya yang harus disebutkan tentang sikap bermusuhan Jerman terhadap Republik Islam Iran dan rakyat Iran adalah bantuan ekstensif Berlin kepada rezim Baath Irak selama tahun-tahun perang yang dipaksakan untuk pengembangan dan produksi serta penggunaan senjata kimia melawan pejuang dan rakyat Iran. 85 perusahaan Jerman memainkan peran yang sangat penting dalam memasok peralatan dan bahan kimia yang diperlukan untuk rezim Baath Irak untuk memproduksi dan menggunakan bahan kimia dalam perang yang dipaksakan, dan masalah ini adalah salah satu alasan kebisuan berita dan ketidakpedulian yang disengaja pemerintah dan media Barat terhadap serangan kimia Irak terhadap Iran selama perang delapan tahun yang dipaksakan.

Poin yang patut diperhatikan adalah Jerman sebagai negara terkenal yang selain menandatangani Konvensi Jenewa di bidang pelarangan senjata kimia, juga Uni Eropa diizinkan untuk mencegah produksi senjata kimia oleh Jerman dengan menginspeksi industri kimia negara tersebut.

Salah satu penjual terbesar bahan bom kimia Irak adalah perusahaan Jerman " Imhausen-Chemie" dan media Eropa, terutama media Jerman, telah menerbitkan banyak dokumen tentangnya. Ismail Baghaei-Hamaneh, mantan duta besar dan perwakilan tetap Iran di organisasi internasional yang berbasis di Jenewa, mengingat sejarah Jerman dalam melengkapi rezim Saddam dengan senjata kimia dan tanggung jawab pemerintah Jerman dalam hal ini, mengatakan, "Semua orang dan badan hukum yang berpartisipasi dalam mempersenjatai mantan diktator Irak dengan senjata kimia dalam bentuk apapun, maka mereka terlibat dalam melakukan kejahatan perang Saddam." (MF)