Kasus Keracunan Siswi Iran dan Pernyataan Kemendagri Negara Ini
(last modified Sun, 05 Mar 2023 14:52:51 GMT )
Mar 05, 2023 21:52 Asia/Jakarta
  • Siswi di Iran.
    Siswi di Iran.

Kementerian Dalam Negeri Republik Islam Iran telah mengeluarkan pernyataan tentang kasus keracunan pelajar di sekolah-sekolah negara ini. Pernyataan ini dikeluarkan pada hari Sabtu (4/3/2023).

Kepresidenan Republik Islam Iran menugaskan Kemendagri untuk menyelidiki kasus tersebut secara teliti dan mengumumkan hasilnya kepada masyarakat.

Selama beberapa waktu terakhir tersiar berita keracunan siswi-siswi di sejumlah sekolah di beberapa kota di Iran sehingga muncul kekhawatiran di antara keluarga, termasuk kekhawatiran atas adanya pelajar yang mengalami tenggorokan terasa terbakar, air mata yang terus menetes dan lain-lain.

Peristiwa ini diiringi dengan perang psikologis yang dilancarkan musuh-musuh Iran melalui media mereka untuk menciptakan kecemasan dan kekhawatiran di antara masyarakat Iran agar tidak mengizinkan anak-anak mereka sekolah.

Menurut pernyataan Kemendagri Iran, sampel mencurigakan telah ditemukan dalam olah tempat kejadian perkara, yang saat ini sedang diselidiki di laboratorium bergengsi di Iran.

Pada sampel ini akan dilakukan penyelidikan khusus guna mengidentifikasi penyebab keracunan para siswi, dan hasilnya akan diinformasikan oleh Kementerian Kesehatan Iran kepada masyarakat sesegera mungkin.

Baru-baru ini, sejumlah siswi sekolah juga dilaporkan mengalami keracunan, yang saat ini kelompok-kelompok khusus yang ditunjuk sedang menyelidiki penyebab keracunan itu.

Masalah ini menjadi dalih bagi negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat (AS), untuk intervensi dengan klaim menangani isu keracunan siswi dan untuk mencari penyebabnya serta kekhawatiran terhadap kondisi mereka.

Padahal faktanya, AS lah yang telah menyebabkan banyak kerusakan dan kerugian bagi rakyat Iran dengan memberlakukan sanksi paling berat terhadap bangsa negara ini. Yang pasti, Barat akan menggunakan setiap isu dan menunggangi setiap masalah untuk menciptakan kekhawatiran dan kekacauan di Iran serta menyulut perang psikologis melalui media-medianya.

Selama kerusuhan baru-baru ini di Iran, AS dan mitra-mitra Baratnya telah mengerahkan seluruh kekuatan dan upayanya untuk melanggengkan kerusuhan tersebut dan melakukan campur tangan secara langsung dan terbuka dalam urusan dalam negeri Iran.

Selama kerusuhan tersebut, negara-negara Barat menggunakan isu hak asasi manusia sebagai dalih untuk menjatuhkan sanksi-sanksi baru di bidang ekonomi dan politik. Tak diragukan lagi, tujuan tindakan tersebut adalah untuk melemahkan dan bahkan untuk meruntuhkan Republik Islam, namun upaya mereka gagal berkat kewaspadaan rakyat Iran.

Kini, dengan melakukan penghasutan dan propaganda atas kasus keracunan para siswi, Barat beusaha menggunakan masalah ini sebagai alat dan bahan untuk mengklaim simpati terhadap bangsa Iran.

Kampanye anti-Iran yang diluncurkan Barat dilakukan dalam kerangka konsep perang gabungan, yang dapat dianggap sebagai penggunaan semua faktor dan elemen kekuatan untuk memberikan pengaruh atau memaksa negara yang menjadi target untuk melaksanakan keinginan mereka dan tunduk kepadanya.

Pendekatan destruktif Barat ini juga mendapat perhatian dari para pejabat senior Iran, termasuk Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian.

"Reaksi intervensionis dari beberapa pejabat Barat terhadap masalah keracunan mencurigakan yang dialami para siswi tercinta Iran adalah kelanjutan dari perang gabungan musuh," tulis Amirabdollahian di akun Twitternya.

Dia menambahkan, institusi-institusi negara sedang menindaklanjuti dengan serius dan memeriksa dimensinya dengan teliti.

"Bangsa besar Iran sangat mengenal air mata buaya!," kata Amirabdollahian ketika menanggapi campur tangan beberapa pejabat Barat dalam kasus keracunan para siswi.

Dalam pernyataan Kemendagri Iran tentang keracunan siswi Iran disebutkan bahwa sejak awal munculnya kasus ini, para perancang perang gabungan terhadap Iran telah berusaha menyebarkan pandangan negatif di tingkat masyarakat melalui perang psikologis agar pusat-pusat pendidikan sains diliburkan sehingga mereka bisa menghidupkan kembali proyek-proyek kerusuhan yang gagal.

Nampaknya ketakutan Barat terhadap kemajuan Iran di berbagai bidang dan penentangan mereka terhadap perkembangan nuklir dan kemampuan militer Iran, terutama di sektor rudal dan drone, serta kemajuan luar biasa negara ini di berbagai bidang ilmu pengetahuan, industri, dan ekonomi menjadi alasan utama Barat untuk semakin menekan negara ini.

Untuk itu, mereka akan membuat gangguan dan menciptakan kerusuhan melalui antek-anteknya. Masalah keracunan para siswi juga menjadi salah satu bagian dari upaya musuh-musuh Iran untuk menghambat proses belajar mengajar, menciptakan kekhawatiran publik di negara ini dan mencegah proses perkembangan dan kemajuan bangsa Iran.  (RA)