Haul Imam Khomeini ra ke-34, Ini Isi Pidato Ayatullah Khamenei (2)
Tanggal 14 Khordad 1402 HS yang bertepatan dengan hari Minggu, 4 Juni 2023 adalah haul ke-34 Pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini ra.
Sejak Minggu pagi, ratuan ribu warga Republik Islam Iran memadati Kompleks Haram Imam Khomeini ra untuk menghadiri Haul Pencetus Revolusi Islam, Imam Khomeini.
Semua pejabat tinggi eksekutif, legislatif dan yudikatif Iran juga hadir dalam acara tersebut. Perwakilan dari negara-negara asing seperti duta besar, atase pertahanan, para diplomat dan pejabat-pejabat lainnya juga di undang dalam Haul Imam Khomeini ra ke-34. Tampak pula mantan pejabat-pejabat tinggi Iran hadir dalam acara ini.
34 tahun lalu, Ruhullah Mousavi Khomeini ra, Pemimpin Besar Revolusi Islam dan pencetus revolusi ini wafat setelah 87 tahun hidup penuh dengan perjuangan tanpa lelah di jalan kebenaran dan memimpin Revolusi Islam.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Uzma Sayid Ali Khamenei menyampaikan pidato pada haul tersebut.
Dalam pidatonya, Rahbar mengatakan, musuh berusaha agar masalah Palestina dilupakan, namun berkat gerakan Imam Khomeni ira, masalah Palestina berubah menjadi masalah pertama dunia Islam.
"Imam Khomeini ra menghembuskan nafas dan kehidupan baru ke dalam tubuh Palestina dan hari ini Hari Quds diperingati tidak hanya di negara-negara Muslim dan Islam, tetapi juga di negara-negara non-Islam," ujarnya.
Ayatullah Khamenei menuturkan, Imam Khomeini ra menghidupkan kembali perhatian terhadap spiritualitas di dunia, bahkan di negara-negara non-Muslim.
"Spiritualitas di dunia sedang diinjak-injak oleh beberapa kekuatan, dan gerakan Imam Khomeini ra menghidupkan kembali spiritualitas di dunia," tegasnya.
Namun, lanjut Rahbar, perkembangan ini telah ditanggapi dengan reaksi dari kekuatan-kekuatan yang sama, dan mereka sedang melakukan segala cara untuk membendung kebangkitan spiritualitas itu.
Ayatullah Khamenei kemudian melontarkan sebuah pertanyaan, apakah Imam Khomeini ra melakukan pekerjaan-pekerjaan besar ini dengan dukungan perangkat keras dan perangkat lunak?
"Imam Khomeini ra tidak memiliki perangkat keras, beliau tidak mempunyai uang, dan beliau tidak memiliki kantor berita, dan kekuatan-kekuatan dunia juga tidak mendukungnya," ujarnya.
Rahbar lebih lanjut menyinggung kuatnya keimanan Imam Khomeini ra, dan mengatakan, dalam pertemuan Syahid Muthahhari --yang dirinya sendiri adalah simbol keimanan-- dengan Imam Khomeini ra di Paris, Syahid Muthahhari menyaksikan empat iman dalam diri Imam Khomeini ra termasuk iman pada tujuan, iman pada jalan yang ditempuh, iman pada rakyat dan orang-orang Mukmin, dan iman kepada Allah SWT.
"Ketika kita memperhatikan keimanan kepada Tuhan dalam hal-hal nyata dan memerangi arogansi, maka iman ini berarti iman kepada janji-janji Tuhan, kepercayaan kepada janji Tuhan, yang menggerakkan langkah tegas Imam Khomeini ra di jalan ini. Iman Imam Khomeini ra kepada Islam bukanlah iman kepada Islam kapitalis, dan juga bukan iman kepada Islam intelektual yang tidak tahu sama sekali," terangnya.
Ayatullah Khamenei menyatakan bahwa front musuh, front arogansi dan tirani dunia tidak akan berubah dan mereka telah berbaris untuk memerangi Iran.
"Apa yang bisa menjadi seperti lembah berbahaya di depan pergerakan kita adalah melupakan formasi musuh," tegasnya.
Rahbar menjelaskan, permusuhan kubu arogan terhadap bangsa Iran tidak akan hilang dengan mundurnya posisi kita, dan dalam banyak kasus, mundurnya kita justru menyebabkan mereka maju dan meningkatkan penyerangannya.
"Sejauh ini, musuh telah melakukan banyak upaya, tetapi mereka gagal dalam sebagian besar upaya mereka itu. Upaya terbaru musuh sampai hari ini adalah kerusuhan pada musim gugur lalu. Perencanaan kerusuhan musim gugur yang lalu itu telah dilakukan di lembaga think tank negara-negara Barat," jelasnya.
Menurut Rahbar, dukungan keuangan, media dan fasilitas diberikan oleh dinas-dinas keamanan Barat, sementara pelaksana gerakan ini dilakukan oleh anasir-anasir yang membelakangi (mengkhianati) Tanah Air.
"Orang-orang bodoh ini kembali gagal, dan bangsa Iran mengabaikan seruan mereka. Para pemuda yang beriman, Basij mahasiswa dan Basij dari berbagai lapisan masyarakat dan warga telah menggagalkan rencana musuh," tegasnya.
Menurutnya, menjaga kemerdekaan dan independensi nasional, serta kehormatan dan kepentingan nasional adalah dengan iman dan harapan.
"Siapa pun yang berusaha memecahkan masalah negara dan mencari tempat yang bermartabat bagi Iran dalam tatanan dunia baru yang akan datang, harus berusaha untuk mempromosikan iman dan harapan di negara tersebut," tambahnya.
Ayatullah Khamenei mengatakan, target musuh adalah iman dan harapan kita. Musuh berusaha melemahkan iman dan memadamkan api harapan di hati. (RA)