Pars Today

Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian yang berkunjung ke Tokyo menilai perundingan pencabutan sanksi ditujukan untuk mengembalikan semua pihak pada komitmen penuh.

Perundingan pencabutan sanksi setelah berbulan-bulan negosiasi intensif di Wina mencapai tahap yang jika AS sebagai pelanggaran JCPOA menerima tuntutan rasional Iran dan persyaratan bagi tercapainya sebuah kesepakatan stabil dan dapat diandalkan, maka kesepakatan final akan tercapai.

Republik Islam Iran mengajukan beberapa tuntutan dalam perundingan pencabutan sanksi seperti verifikasi pencabutan sanksi, adanya jaminan bahwa AS tidak akan keluar lagi dari JCPA dan penghapusan klaim safeguard IAEA.

Menurut laporan IRNA, Hossein Amir-Abdollahian dalam konferensi pers di Jepang mengungkapkan, perundingan dan negosiasi yang digelar dengan mediasi Uni Eropa dimaksudkan untuk mengembalikan semua pihak pada komitmen penuh mereka di JCPOA.

Terkait pembicaraan tak langsung dengan AS, Amir-Abdollahian mengatakan, pertukaran tahanan sebuah isu kemanusiaan di mana Iran dalam hal ini telah melakukan perundingan tak langsung dengan pihak Amerika sejak satu tahun lalu.

Menlu Iran terkait kunjungannya ke Jepang dan hubungan kedua negara mengatakan, dalam strategi presiden Republik Islam Iran, pandangan ke Asia merupakan prioritas utama dalam kebijakan luar negeri Tehran, dan dalam koridor ini, pengembangan hubungan dengan negara sahabat Jepang, menjadi perhatian serius Iran.

"Iran dan Jepang memiliki modal besar termasuk lebih dari seribu tahun hubungan rakyat dan budaya, serta lebih dari sembilan dekade hubungan diplomatik resmi, dan hubungan sejarah ini merupakan dukungan kuat untuk kerja sama kedua negara," tambah Amir-Abdollahian.

Menlu Iran Minggu (6/8/2023) malam waktu setempat tiba di Tokyo dalam rangka kunjungan resmi dan bertemu dengan petinggi Jepang. Setibanya di Tokyo, menlu Iran disambut staf Kementerian Luar Negeri Jepang. (MF)