Perbatasan Khosravi Siap Layani 1,5 Juta Peziarah Arbain (2)
(last modified Tue, 29 Aug 2023 12:59:59 GMT )
Aug 29, 2023 19:59 Asia/Jakarta
  • Peziarah Arbain di Perbatasan Khosravi, Iran, Safar 1445 H/Agustus 2023.
    Peziarah Arbain di Perbatasan Khosravi, Iran, Safar 1445 H/Agustus 2023.

Perbatasan Khosravi adalah terminal perbatasan tertua dan sekaligus terbesar antara Republik Islam Iran dan Irak.

Perbatasan internasional yang dianggap sebagai titik penyeberangan pertama bagi peziarah Iran ke Karbala ini telah siap untuk melayani 1,5 juta peziarah Arbain yang akan ke Irak atau kembali ke Iran.

Terminal penyeberangan perbatasan Khosravi terletak di Provinsi Kermanshah, barat Republik Islam Iran, dan menjadi salah satu perbatasan tersibuk menjelang dan sesudah Arbain.

Di antara keistimewaan perbatasan Khosravi adalah kedekatan dengan kota-kota ziarah di Irak, seluruh jalur menjadi jalan raya, tersedianya 150 bus, pembangunan tempat berteduh seluas 12.000 meter persegi, kapasitas parkir hingga 150.000 mobil, dan pengoperasian perbatasan selama 24 jam dengan 92 gerbang penyeberangan.

Tanggal 20 Safar, yang tahun ini jatuh pada hari Rabu, 6 September 2023 diperingati sebagai Hari Arbain Imam Husein as oleh Umat Muslim dan pecinta Ahlul Bait as di seluruh dunia.

Jutaan peziarah dari berbagai daerah di Irak dan negara-negara dunia, terutama dari Republik Islam Iran mengunjungi kota Karbala untuk menghadiri acara Arbain.

Hingga hari ini, Selasa (29/8/2023), lebih dari 2,5 juta peziarah Arbain dari Iran dilaporkan telah memasuki Irak.

Arbain adalah peringatan mengenang 40 hari Kesyahidan Imam Husein as, Cucu tercinta Baginda Nabi Muhammad Saw yang dibantai bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya oleh pasukan Yazid di padang Karbala pada tanggal 10 Muharram 61 H.

Peristiwa pembantaian Imam Hussein as, keluarga dan para sahabatnya pada 10 Muharam 61 Hijriah dikenal sebagai Tragedi Asyura.

Meski telah berlalu berabad-abad, namun peristiwa heorik itu tidak pernah berkurang urgensi dan kedudukannya, bahkan semakin berlalu, pesan Asyura justru semakin tersebar luas.

Kebangkitan Imam Hussein as melawan pemerintahan tiran Yazid bertujuan untuk menjaga kelangsungan agama Islam yang terkena erosi kerusakan di berbagai sendi kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu, motivasi perjuangan Imam Husein demi menjaga kesucian Islam dari berbagai penyimpangan yang dilakukan penguasa lalim di masanya.

Imam Husein as bangkit melawan Yazid bin Muawiyah bukan karena menghendaki kekuasaan, tapi karena ketulusannya membela ajaran agama Islam dan mengembalikan umat kakeknya dari berbagai penyimpangan ke arah Islam murni, yaitu Islam Muhammadi Saw. (RA)

 

Tags