Aug 31, 2023 19:44 Asia/Jakarta
  • Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei bertemu Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi dan kabinetnya, Rabu (30/8/2023).
    Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei bertemu Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi dan kabinetnya, Rabu (30/8/2023).

Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei memuji kinerja pemerintahan Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi dan kabinetnya, terutama di sektor pekerjaan infrastruktur, pertumbuhan indikator makro ekonomi dan kebijakan luar negeri.

Menurut Rahbar, kinerja pemerintahan saat ini baik dan kuat di ketiga bidang tersebut, khususnya kegiatan pemerintah di bidang kebijakan luar negeri, termasuk kebijakan hubungan dengan negara-negara tetangga.

"Kita tidak boleh berkonflik dengan tetangga mana pun, dan jika ada konflik, harus diubah menjadi kerja sama, dan langkah-langkah telah diambil sehubungan dengan hal ini. Untuk itu, langkah tersebut harus dilanjutkan," kata Ayatullah Khamenei dalam pertemuan dengan Presiden Raisi dan seluruh anggota kabinetnya pada hari Rabu (30/8/2023).

Pertemuan pada hari Rabu tersebut dalam kerangka memperingati Pekan Pemerintah. Pada tahun 1981, Presiden Republik Islam Iran Mohammad Ali Rajai dan Perdana Menteri Mohammad Javad Bahonar gugur syahid dalam ledakan bom di kantor perdana menteri.

Serangan ini dilancarkan oleh kelompok teroris MKO (Mojahedin-e-Khalq Organization). Untuk mengenang dan menghormati para Syuhada, tanggal 24-30 Agustus (minggu pertama bulan Shahrivar) ditetapkan sebagai Pekan Pemerintah Republik Islam Iran.

Pemerintahan ke-13 Iran, yang dipimpin oleh Raisi, sejak awal kerjanya pada Agustus 2021, telah mulai memperkuat interaksi dengan negara-negara tetangga, menekankan diplomasi ekonomi, fokus pada multilateralisme dan keanggotaan dalam perjanjian-perjanjian regional dan ekstra-regional, sebagai landasannya.

Seperti yang disampaikan oleh Rahbar bahwa pencapaian pemerintahan ke-13 Iran selama dua tahun terakhir menunjukkan keberhasilannya di sektor-sektor seperti kebijakan luar negeri. Dalam 24 bulan terakhir, Raisi telah melakukan 19 kali kunjungan luar negeri, dan pemerintah Iran telah menandatangani 163 dokumen kerja sama internasional.

Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi dan kabinetnya.

Di antara poros politik luar negeri pemerintahan ke-13 Iran adalah peningkatan hubungan politik dan ekonomi dengan negara-negara tetangga dan perluasan hubungan dengan negara-negara tetangga, yang selalu ditekankan oleh Raisi.

Contoh nyata dari realisasi kebijakan ini adalah peningkatan hubungan antara Iran dan Arab Saudi setelah sekitar 7 tahun hubungan diplomatik keduanya putus. Pemulihan hubungan ini telah menciptakan peluang bersejarah bagi pengembangan kerja sama ekonomi dan komersial serta konsolidasi integrasi regional.

Sementara itu, beberapa negara Arab lain di kawasan yang memiliki perselisihan dengan Iran telah mengumumkan keinginannya untuk memperkuat hubungan dengan Republik Islam. Misalnya, kini sedang dilakukan upaya untuk normalisasi hubungan hubungan Iran dengan Mesir dan Bahrain melalui berbagai jalur. Sudan juga meminta dimulainya kembali hubungan diplomatik dengan Iran.

Pengembangan hubungan dengan negara-negara tetangga selama dua tahun terakhir juga efektif dalam memperluas pertukaran perdagangan, sehingga pangsa negara tetangga dalam total perdagangan Iran mencapai 50%.

Perkembangan ini berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Iran dan peningkatan ekspor negara ini. Menurut Raisi, pertumbuhan hubungan bisnis dengan negara-negara tetangga sebesar 14%.

Tujuan lain pemerintahan ke-13 Iran adalah merencanakan keanggotaan dan partisipasi dalam organisasi-organisasi regional dan internasional, dan keanggotaan dalam pakta-pakta regional dan ekstra-regional dengan tujuan menghubungkan negara tersebut dengan infrastruktur ekonomi negara-negara berkembang. Selain untuk kepentingan ekonomi dan politik, kebijakan ini sebagai langkah untuk menjadikan sanksi tidak efektif dan juga untuk melawan unilateralisme.

Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah Iran ke-13, setelah menjadi anggota resmi Organisasi Kerja Sama Shanghai dan memperluas hubungan dengan Uni Ekonomi Eurasia, baru-baru ini berhasil menjadi anggota kelompok BRICS. Keanggotaan di BRICS diharapkan dapat meningkatkan perdagangan dan juga meningkatkan posisi Iran di tingkat internasional.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menilai hubungan dengan semua pemerintah yang ingin menjalin hubungan dengan Iran (kecuali beberapa pengecualian) sebagai bagian dari kebijakan pemerintah ke-13 yang benar.

"Keanggotaan dalam dua perjanjian internasional juga merupakan pekerjaan yang sangat penting, yang menunjukkan bahwa negara berada dalam situasi di mana para pendiri perjanjian-perjanjian internasional bersedia dan terkadang bersikeras untuk menjalin hubungan dengan Iran, dan berdasarkan perhitungan mereka dan pertimbangan atas realitas Iran, mereka menganggap hubungan dengan negara kita sebagai hal yang diperlukan," kata Rahbar. (RA)

Tags