Iran Aktualita, 30 September 2023
Perkembangan di dalam negeri Iran selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting seperti; Raisi: Iran Tidak Butuh Senjata Nuklir !
Masih ada berbagai isu lain dari Iran seperti;
- IRGC Siap Produksi Drone Amfibi Canggih
- Amir-Abdollahian: Banyak Peluang Kerja Sama Bilateral dan Regional dengan Yordania
- Pertemuan dan Dialog antara Menlu Iran dan Arab Saudi di New York
- Komandan AL IRGC: Kapal Selam Nuklir Dilarang Masuk Teluk Persia
- Ghalibaf: Iran Bertekad Memperkokoh Hubungan dengan Negara Kawasan
- Raisi: Peluncuran Sukses Satelit Noor-3 Indikasi lain Kegagalan Sanksi Musuh
- Rahbar: Pesan Syuhada Harus Dipahami Benar dan Diamalkan
- Jubir Kemlu Iran Kecam Serangan Bom di Pakistan
Raisi: Iran Tidak Butuh Senjata Nuklir !
Presiden Republik Islam Iran menyatakan bahwa penggunaan senjata nuklir dan senjata pemusnah massal secara umum tidak memiliki tempat dalam doktrin militer Iran, karena Iran tidak percaya pada senjata-senjata tersebut.
Sayed Ebrahim Raisi, Presiden Republik Islam Iran dalam sebuah wawancara dengan CNN hari Minggu (24/9/2023) membantah tuduhan tidak berdasar dari Barat dan rezim Zionis yang menjadikan program nuklir sipil Iran tampak tidak damai dan bermotif militer, dengan mengatakan,"Iran telah berulang kali mengumumkan bahwa penggunaan senjata nuklir senjata dan secara umum penggunaan senjata pemusnah massal tidak mendapat tempat dalam doktrin militer Republik Islam, karena tidak mempercayai senjata tersebut,".
Raisi juga menanggapi masalah pembatalan izin kegiatan sejumlah inspektur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dengan menegaskan bahwa Republik Islam Iran tidak memiliki masalah dengan Badan Energi Atom Internasional untuk memeriksa situs nuklirnya, tapi hanya meminta perubahan sejumlah inspektur saja.
Pada bagian lain statemennya, Presiden Republik Islam Iran mereaksi propaganda palsu rezim Zionis tentang perjanjian normalisasi hubungan dengan negara-negara Arab, dengan menekankan bahwa upaya Amerika Serikat untuk menormalisasi hubungan antara rezim Zionis dan negara-negara Arab di Teluk Persia tidak akan pernah berhasil.
IRGC Siap Produksi Drone Amfibi Canggih
Komandan Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam Iran mengumumkan pembuatan drone amfibi canggih yang mampu membawa rudal dan bom.
Doktrin pertahanan Iran didasarkan pada prinsip pencegahan.
Kemampuan militer dan senjata yang andal serta memiliki angkatan bersenjata yang kuat dan lengkap diperlukan untuk menciptakan pertahanan yang kuat.
Brigjen Alireza Tangsiri, Komandan Angkatan Laut IRGC hari Minggu (24/9/2023) mengatakan, "Angkatan Laut IRGC telah membuat drone yang bisa terbang dan mendarat di atas air berkat keahlian para pemudanya,".
"Angkatan Laut IRGC juga telah membuat drone hibrid yang terbang dengan satu mesin, dan mesin kedua adalah baling-baling, dan dapat melakukan patroli pengintaian hingga 15 jam," tegasnya.
Komandan Angkatan Laut Korps Pengawal Revolusi Islam di sela-sela parade Jumat Angkatan Bersenjata Iran menegaskan, "Pembuatan kapal selam pintar dengan jangkauan luas dan keberhasilan pengujiannya adalah salah satu pencapaian militer unik Republik Islam Iran.,".
Amir-Abdollahian: Banyak Peluang Kerja Sama Bilateral dan Regional dengan Yordania
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran dalam pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Yordania menegaskan, "Kita memiliki banyak peluang untuk kerja sama bilateral dan regional."
Hossein Amir-Abdullahian, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran dalam kelanjutan konsultasi diplomatik intensifnya di sela-sela Sidang Umum PBB ke-78, bertemu dan berbincang dengan Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi di kantor perwakilan Yordania di New York.
Dalam pertemuan ini, Menteri Luar Negeri Iran mengatakan, Mengingat fasilitas dan kapasitas yang ada, kita memiliki banyak peluang untuk kerja sama bilateral dan regional.
Menurut laporan IRNA, Amir-Abdollahian menyampaikan harapannya bahwa karena suasana regional yang positif dan tren hubungan antara Iran dan negara-negara Arab dan Islam di kawasan, hubungan antara Iran dan Yordania juga akan meningkat sejalan dengan tren ini dan sejalan dengan kepentingan kedua negara.
Menteri Luar Negeri Iran mendukung upaya baik Yordania dalam isu pengelolaan tempat suci Islam dan Kristen di Palestina serta mengucapkan terima kasih kepada Yordania atas sikap suportifnya dalam mendukung bangsa Palestina dan Quds Syarif.
Menteri Luar Negeri Yordania juga mengatakan dalam pertemuan ini, Kami menginginkan hubungan baik dan persaudaraan antara kedua negara dan terbukanya halaman baru dalam hubungan dengan Iran.
Ayman Safadi menambahkan, Kami memiliki banyak tantangan bersama di kawasan yang tidak dapat diatasi kecuali dengan bekerja sama satu sama lain, dan kami harus berusaha membuat hubungan antara kedua negara mencerminkan sejarah hubungan persaudaraan kedua negara.
Pertemuan dan Dialog antara Menlu Iran dan Arab Saudi di New York
Pada hari keenam kunjungannya ke New York, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran bertemu dan berbincang dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi.
Menurut laporan IRNA, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian bertemu dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan di New York pada hari Sabtu (23/09/2023) dan bertukar pandangan mengenai perkembangan hubungan bilateral.
Ini merupakan pertemuan keempat menteri luar negeri Iran dan Arab Saudi sejak dimulainya kembali hubungan antara Tehran dan Riyadh.
Iran dan Arab Saudi, setelah dua tahun negosiasi dan pembicaraan yang diselenggarakan oleh Irak dan Oman, pada tanggal 10 Maret 2023 dan setelah beberapa hari pertemuan dan pembicaraan antara pejabat lembaga keamanan nasional kedua negara di Beijing, mempublikasikan pernyataan terkait kesepakatan antara Tehran dan Riyadh untuk menormalisasi hubungan mereka.
Kedua negara telah memutuskan hubungan diplomatik sejak 2016.
Komandan AL IRGC: Kapal Selam Nuklir Dilarang Masuk Teluk Persia
Komandan Angkatan Laut, Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC mengatakan, kapal selam-kapal selam berbahan bakar nuklir dilarang masuk ke Teluk Persia.
Laksamana Alireza Tangsiri, Senin (25/9/2023) menuturkan, negara-negara asing seperti Amerika Serikat, Prancis, dan beberapa negara lain, memiliki kapal selam nuklir, tapi karena Teluk Persia adalah zona tertutup, maka kapal-kapal ini dilarang masuk ke Teluk Persia.
Komandan AL IRGC menjelaskan bahwa pasukan asing termasuk Amerika Serikat, tidak pernah menciptakan keamanan di kawasan Asia Barat.
"Negara-negara trans-regional sama sekali tidak tinggal di kawasan Asia Barat untuk melindungi kawasan ini. Negara-negara kawasan jangan pernah berpikir bahwa negara-negara trans-regional bertahan di sini untuk melindungi mereka, suatu saat negara-negara itu akan meninggalkan Asia barat," paparnya.
Laksamana Tangsiri menambahkan, "Negara-negara kawasan dalam kerangka persatuan delapan negara Teluk Persia, bekerja sama satu sama lain untuk menjaga keamanan kawasan, dan masyarakat kawasan juga hidup dalam perdamaian dan ketenangan."
"Negara-negara tetangga Iran, harus tahu bahwa negara-negara trans-regional menyebarluaskan Iranfobia, dengan maksud untuk mempertahankan kehadirannya di kawasan Asia Barat," pungkasnya.
Ghalibaf: Iran Bertekad Memperkokoh Hubungan dengan Negara Kawasan
Ketua Parlemen Republik Islam Iran, Mohammad Bagher Ghalibaf menekankan tekad serius dan kuat Iran untuk memperkokoh hubungan bilateral dengan negara-negara kawasan, khususnya negara tetangga.
Menurut laporan Iran Press, Mohammad Bagher Ghalibaf Rabu (27/9/2023) dalam pertemuan dengan Saqr Ghobash, Ketua Dewan Nasional Federal Uni Emirat Arab (UEA) di sela-sela sidang parlemen BRICS ke-9 di Afrika Selatan mengatakan, pengembangan hubungan bilateral dan regional negara-negara tetangga, khususnya di kawasan Teluk Persia dan pengaruhnya di organisasi internasional termasuk BRICS di berbagai bidang politik dan ekonomi sangat penting.
Ghalibaf juga menjelaskan bahwa Republik Islam Iran memiliki tekad kuat untuk memperkokoh hubungan bilateral dan penuh dengan negara-negara kawasan khususnya dengan negara tetangga di bidang ekonomi, budaya, politik dan sosial, keamanan dan pertahanan untuk menggapai perdamaian berkesinambungan di kawasan.
"Tehran siap berkerja sama penuh dengan negara-negara sahabat untuk memperluas kerja sama," tegas ketua parlemen Iran.
Seraya merujuk pada pentingnya peran Iran dan UEA setelah menjadi anggota resmi Majelis Parlemen BRICS, ketua parlemen Iran juga mengatakan, hubungan bilateral dan hubungan dalam kelompok BRICS harus dilanjutkan dengan tujuan mengembangkan masalah ekonomi, sosial dan politik.
Sementara itu, ketua Dewan Nasional Federal UEA mengungkapkan, penerapan keamanan dan stabilitas di kawasan merupakan isu terpenting yang menjadi perhatian pemimpin kedua negara untuk pembangunan.
Saqr Ghobash seraya mengundang Ghalibaf untuk berkunjung ke negaranya, menekankan, kunjungan ini akan menjadi langkah positif untuk memperkuat kerja sama kedua negara.
Ketua parlemen Iran melakukan perjalanan ke Afrika Selatan sebagai ketua delegasi parlemen untuk berpartisipasi dalam Majelis Parlemen ke-9 Grup BRICS, yang akan diadakan dengan tema "Memanfaatkan Multilateralisme dan Diplomasi Parlementer untuk Memperdalam BRICS dan Berpartisipasi dalam Mempercepat Implementasi Perjanjian Perdagangan Bebas Afrika".
Raisi: Peluncuran Sukses Satelit Noor-3 Indikasi lain Kegagalan Sanksi Musuh
Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi menilai produksi dan keberhasilan injeksi satelit Iran Noor-3 ke orbit bumi sepanjang 450 km sebagai tanda lain kegagalan proyek sanksi musuh.
Iran empat dekade lalu telah mengambil langkah-langkah berkelanjutan dan progresif dalam bidang pencapaian teknologi luar angkasa.
Meskipun musuh telah berusaha menghalangi kemajuan ekonomi dan ilmu pengetahuan dengan segala macam sanksi, termasuk dalam industri luar angkasa Iran, namun terlepas dari semua pembatasan dan tekanan, Republik Islam Iran telah mencapai semua jenis teknologi luar angkasa dan yang berhubungan dengan luar angkasa yang harus dinilai sebagai sebuah keberhasilan besar bagi Iran.
Oleh karena itu, atas upaya para ahli Pasukan Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), satelit Noor-3 yang diluncurkan menggunakan pembawa satelit Qassed berhasil ditempatkan di orbit bumi sejauh 450 km pada Rabu (27/9/2023).
Sehubungan dengan hal ini dan menurut IRNA, Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi dalam pesannya pada Rabu malam seraya mengucapkan selamat atas keberhasilan produksi dan injeksi satelit Iran Noor-3 ke orbit bumi sepanjang 450 km dengan pembawa satelit Iran Qassed, menyebut keberhasilan nasional ini hasil perhatian pemerintah terhadap industri luar angkasa.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan ini sebagai tanda lain dari tidak efektifnya sanksi dan ancaman musuh terhadap tekad dan keteguhan para ahli dan ilmuwan negara ini dan presiden meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Organisasi Antariksa Iran membuka jalan bagi pertumbuhan pesat industri luar angkasa di negara tersebut dibandingkan di masa lalu.
Rahbar: Pesan Syuhada Harus Dipahami Benar dan Diamalkan
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, menyampaikan pesan bertepatan dengan Pekan Pertahanan Suci, dan Hari Penghormatan pada Syuhada.
Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Kamis (28/9/2023) dalam pesannya mengatakan, pesan para syuhada harus dipahami dengan benar, dan diamalkan untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
Pesan Rahbar, dibacakan oleh Hujatulislam Mousavi Moghaddam, Wakil Wali Fakih di Lembaga Syahid dan urusan Veteran, di Makam Syuhada, kompleks pemakaman Behesht Zahra, Tehran.
Dalam pesannya, Ayatullah Khamenei menjelaskan, "Saya menganggap kesempatan hari-hari penuh kenangan Perang Pertahanan Suci, sangat berharga untuk menyampaikan salam kepada para syuhada mulia, dan menghormati jiwa-jiwa suci mereka."
"Syuhada adalah bintang-bintang pembimbing, teladan yang tak pernah hilang bagi kita semua, dan generasi-generasi selanjutnya. Perilaku mereka adalah pelajaran, motivasi mereka adalah kebijaksanaan. Pesan mereka harus dipahami dengan benar, dan diamalkan di semua periode dan generasi, untuk kebahagiaan dunia serta akhirat," pungkasnya.
Jubir Kemlu Iran Kecam Serangan Bom di Pakistan
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran Nasser Kanaani mengecam keras serangan bom terhadap jemaah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di salah satu kota di provinsi Balochistan Pakistan.
Berdasarkan laporan Departemen Umum Penerangan Kemlu Iran, Kanaani pada hari Jumat (29/9/2023) menyampaikan belasungkawa kepada pemerintah dan masyarakat Pakistan, terutama para korban selamat dan keluarganya.
Jubir Kemlu Iran menilai serangan teror terhadap jemaah peringatan Maulid Nabi Agung Muhammad SAW), Nabi yang penuh belas kasih dan kebaikan, sebagai contoh nyata dari jauhnya pelaku dari ajaran belas kasih Nabi Besar Islam ini.
Pada hari Jumat, sebuah serangan bom bunuh diri menarget prosesi publik dalam rangka peringatan Maulid Nabi Agung SAW di kota Mastung. Serangan keji ini merenggut nyawa sedikitnya 50 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya.
Sejauh ini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Menurut Menteri Penerangan Sementara Balochistan Jan Achakzai, kondisi banyak korban terluka kritis dan kemungkinan jumlah korban jiwa akan bertambah.