Tak Lama Lagi, Iran akan Gelar Dua Pemilu Penting Ini
(last modified Tue, 16 Jan 2024 18:53:34 GMT )
Jan 17, 2024 01:53 Asia/Jakarta
  • Pemilu di Iran.
    Pemilu di Iran.

Pemilihan umum parlemen (Majles-e Shura-ye Eslami) Republik Islam Iran periode ke-12 dan Dewan Ahli Kepemimpinan (Majlis-e-Khobregan-e Rahbari periode ke-6 akan berlangsung pada tanggal 11 Isfand 1402 HS atau 1 Maret 2024.

Kondisi internal Republik Islam Iran dan situasi internasional saat ini telah melipatgandakan pentingnya pelaksanaan pemilu tersebut dengan sukses. Partisipasi masyarakat dalam pemilih akan membuat musuh Republik Islam Iran putus asa.

Selama ini, Republik Islam Iran telah memperkenalkan model pemerintahan demokrasi agama kepada dunia. Demokrasi religius yang sukses dan bisa menjadi model bagi negara-negara Muslim lainnya.

Pemilu merupakan mekanisme yang dapat mencegah berbagai penyimpangan dalam suatu sistem politik. Dalam setiap periode pemilu, rakyat memiliki kesempatan untuk meninjau kinerja para wakilnya dan memilih mereka yang memiliki visi yang tepat dan paling tidak rentan demi kemajuan bangsa.

Penyelenggaraan pemilu juga memperkuat fondasi kerakyatan Republik Islam Iran dan membuka ruang bagi aktivitas selera-selera baru serta memberikan kesempatan untuk mengemukakan pandangan-pandangan yang berbeda.

Sejak berdirinya Republik Islam Iran, musuh tak henti-hentinya menciptakan perpecahan dan pembelahan di antara rakyat Iran, dan antara rakyat dan pemerintah. Namun upaya musuh itu selalu gagal berkat kesadaran masyarakat Iran.

Pemilu di Iran

Dengan memahami pentingnya pemilu dan juga memahamkan masyarakat tengang pentingnya pemilu ini, akan tercipta landasan bagi peningkatan pertisipasi sebanyak-banyak rakyat dalam proses demokrasi paling penting ini.

Parstisipasi besar masyarakat dalam pemilu akan mampu menggagalkan rencana dan upaya musuh, dan sekaligus melindungi nilai-nilai dan prestasi Revolusi Islam.

Situasi saat ini menjadikan pemilu Dewan Ahli Kepemimpinan semakin penting. Pemilu ini merupakan satu-satunya pemilu yang berhubungan langsung dengan pemimpin dari sistem, yang merupakan persoalan paling menentukan dalam negara. Penyelenggaraan pemilu yang meriah dengan partisipasi tinggi rakyat akan menjadikan anak panah musuh yang berusaha membuat acuh tak acuh masyarakat terhadap nasib negara, akan mengenai batu.

Pemilu di Iran

Pemilu parlemen Republik Islam Iran juga selalu menjadi salah satu pemilu yang paling penting dan menentukan sejak awal Revolusi Islam disebabkan peran unik parlemen untuk memperkuat sistem Republik Islam Iran.

Dalam sistem Republik Islam Iran, Majles-e Shura-ye Eslami adalah pusat dari banyak keputusan, peraturan dan perencanaan, oleh karena itu, parlemen harus dianggap sebagai basis dasar sistem dan rakyat, dan sumber kehadiran dan partisipasi nyata rakyat dalam pengambilan keputusan dan perwujudan kemauan nasional.

Jelas sekali bahwa kehadiran aktif dan partisipasi masyarakat yang lebih besar dalam pemilu akan memperkuat fondasi sistem Republik Islam, meningkatkan kepercayaan masyarakat, dan membuat musuh putus asa.

Atas hal tersebut, para pejabat Republik Islam Iran, khususnya Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei selalu menekankan partisipasi luas rakyat dalam pemilu sebagai suatu kewajiban dan hak.

Imam Salat Jumat di seluruh wilayah Iran bertemu Rahbar, Selasa (16/1/2024) pagi.

Ayatullah Khamenei dalam pidatonya di hadapan ratusan imam salat Jumat dari seluruh penjuru Iran pada hari Selasa (16/1/2024) pagi, menganggap partisipasi dalam pemilu sebagai tugas dan hak masyarakat.

"Partisipasi masyarakat dalam pemilu adalah diperlukan dalam arti sebenarnya dari kata tersebut. Tentu saja pemilu bukan sekedar kewajiban, melainkan hak masyarakat untuk dapat memilih anggota legislatif, eksekutif, atau anggota Dewan Ahli Kepemimpinan," kata Rahbar.  

Ayatullah Khamenei menekankan bahwa "Jihad Penjelasan" akan efektif dalam mendorong masyarakat agar berperan aktif dan perpartisipasi dalam pemilu. Untuk itu, seruan, ajakan dan undangan dengan lisan tidaklah cukup.

Menurut Rahbar, peran aktif, responsif dan hadir di berbagai pertemuan masyarakat, khususnya pertemuan kaum muda, diperlukan untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam pemilu. (RA)