Menlu Iran: Rakyat Palestina Harus Memilik Hak untuk Memilih
Menteri luar negeri Iran mengatakan, "Rakyat Palestina seharusnya mempunyai hak untuk memilih dengan bantuan PBB, yang dapat dilakukan dengan melakukan referendum dengan kehadiran seluruh warga Palestina."
Setelah kemenangan Revolusi Islam, Republik Islam Iran memberikan dukungan kepada negara-negara yang mencintai kebebasan, khususnya bangsa Palestina yang tertindas, dan dalam hal ini, menetapkan hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan sebagai Hari Quds Sedunia oleh Imam Khomeini ra juga menunjukkan pentingnya hal ini.
Selama lebih dari empat dekade Revolusi Islam, negarawan Iran selalu memberikan dukungan mereka terhadap negara-negara tertindas di dunia dan rakyat Palestina yang tertindas. Sebuah kebijakan yang dibarengi dengan opini publik di Iran, yang terungkap baik dalam deklarasi maupun aspek praktisnya.
Baru-baru ini, Republik Islam Iran sambil menekankan penghentian segera kejahatan rezim Zionis di Jalur Gaza, dan telah berulang kali mengumumkan bahwa Palestina harus diperintah oleh warga Palestina dari semua kelompok etnis dan bahwa negara lain tidak boleh ikut campur dalam urusan dalam negeri Palestina.
Terkait hal tersebut dan menurut IRNA, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, di sela-sela lawatannya ke New York untuk mengikuti pertemuan Dewan Keamanan PBB dan berbincang dengan Al-Monitor, menjelaskan diplomasi Iran terhadap permasalahan Palestina dan menilai Gaza pasca-perang sebagai isu yang sangat penting.
Sembari menekankan bahwa untuk Gaza pasca-perang pusat pengambilan keputusan harus berada di tangan para peimpin Palestina dan mengatakan, Dialog Palestina-Palestina harus dibentuk dan mereka akan belajar dari dialog-dialog ini untuk mencapai kesimpulan tentang bagaimana untuk memerintah Gaza dan Tepi Barat.
Amir-Abdollahian menilai Palestina mencakup seluruh kelompok Palestina yang mempunyai pemikiran berbeda dan menyatakan, Rakyat Palestina harus mempunyai hak untuk memilih dan model pilihan harus diciptakan dengan bantuan PBB.
Mengingat Arab Saudi telah menyatakan bahwa Palestina adalah prioritas utama mereka, Menteri Luar Negeri Iran mengatakan, Tindakan Israel baru-baru ini telah membuat masalah normalisasi dengan rezim ini menjadi sulit dan rumit, dan negara yang ingin menormalisasi hubungan dengan Israel dalam situasi ini harus membayar harga mahal.(sl)