Sekilas Proyeksi AS dengan Mengumbar Klaim Berulang Anti-Iran
Menyusul serangan Minggu (28/1/2024) malam ke pangkalan militer Amerika di timur laut Yordania yang menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai puluhan lainnya, sejumlah pejabat AS termasuk Presiden Joe Biden mengklaim bahwa serangan ini dilancarkan oleh kelompok yang didukung Iran yang aktif di Suriah dan Irak.
Selama beberapa bulan terakhir, setelah setiap serangan terhadap posisi pasukan Amerika atau rezim Zionis di Asia Barat, biasanya pejabat dan media-media Barat berusaha mengenalkan Republik Islam Iran sebagai pelaku utama serangan tersebut dengan klaim bahwa Tehran mendukung berbagai faksi muqawama. Sementar itu, Iran juga senantiasa menegaskan sikapnya untuk terus mendukung faksi muqawama Islam, dan menjelaskan bahwa faksi-faksi ini tidak menerima instruksi dari Iran dalam keputusan dan aktivitas mereka.
Sebelumnya, setelah operasi Badai al-Aqsa yang dimulai oleh muqawama Islam Palestina, khususnya Hamas sejak 7 Oktober 2023, dan berhasil memporak-porandakan pertahanan rezim Zionis Israel, sejumlah pejabat AS dan Zionis berusaha menonjolkan perang dukungan Republik Islam Iran terhadap pejuang muqawama dan pengaruhnya dalam operasi bangsa Palestina. Hal ini mereka lakukan untuk mengkompensasi kekalahan besar intelijen dan keamanannya.
Sejak saat itu, pangkalan militer Amerika Serikat di Irak dan Suriah sejak 17 Oktober 2023 menjadi target serangan drone, roket dan rudal.
Berbagai kelompok muqawama Islam di kawasan Asia Barat, termasuk Irak dan Suriah, serta Yaman, berulang kali memperingatkan Amerika Serikat bahwa pangkalan mereka di kawasan akan menjadi target serangan, menyusul serangan Zionis ke Jalur Gaza dan dukungan penuh Washington terhadap Tel Aviv.
Republik Islam Iran sejak awal perang Gaza, berulang kali memperingatkan perluasan domain konflik di kawasan karena berlanjutnya serangan Israel terhadap rakyat Palestina, serta dukungan total AS terhadap genosida rakyat Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Iran juga menganggap pelanggaran yang terus menerus dan berulang terhadap kedaulatan nasional Irak dan Suriah oleh pasukan Amerika serta pemboman dan serangan terhadap kelompok dan masyarakat Irak, Suriah dan Yaman sebagai hal yang memperburuk siklus ketidakstabilan ini.
Tindakan kemarin terhadap posisi Amerika di Asia Barat, yang merupakan salah satu serangan terberat terhadap negara ini dalam beberapa tahun terakhir, juga merupakan hasil dari dukungan komprehensif Amerika terhadap rezim Zionis dalam perang Gaza dan siklus ketidakamanan di kawasan.
Oleh karena itu, klaim atas peran Iran dalam serangan terhadap posisi Amerika di kawasan harus dilihat lebih sebagai upaya untuk memperluas geografi konflik dan mengalihkan opini publik dari genosida rezim Zionis di Gaza, yang berlanjut dengan dukungan politik, militer dan keuangan Amerika Serikat.
Faktanya adalah bahwa dukungan Republik Islam Iran terhadap hak sah perlawanan untuk mempertahankan diri dan menghadapi penjajah dan agresor selalu berlanjut dan ditekankan berkali-kali, namun hal ini tidak berarti campur tangan dalam tindakan dan operasi kelompok perlawanan.
Juru bicara Kemlu Iran, Nasser Kanaani terkait hal ini menekaknan, kelompok muqawama di kawasan tidak mengambil instruksi dari Iran dalam keputusan dan langkah mereka, dan Tehran tidak terlibat dalam keputusan kelompok perlawanan mengenai bagaimana mendukung bangsa Palestina atau membela diri dan rakyatnya dari segala agresi dan pendudukan.
Ia juga mengatakan: Mengulangi tuduhan tak berdasar terhadap Iran adalah sebuah proyeksi dan juga konspirasi dari mereka yang melihat kepentingan mereka untuk menyeret Amerika ke dalam pertempuran baru di kawasan dan menghasutnya untuk memperluas dan meningkatkan krisis guna menutupi masalah mereka.
Tentunya kawasan Asia Barat merupakan kawasan yang bergejolak dan tidak aman akibat kebijakan Amerika Serikat dan rezim Zionis, termasuk pendudukan dan dukungan terhadap kelompok teroris, yang semakin intensif dalam beberapa bulan terakhir akibat genosida rezim Zionis di Gaza dan dukungan Amerika terhadap kejahatan rezim ini. (MF)