Ghalibaf dan Putin Tegaskan Penguatan Koridor Utara-Selatan
Ketua parlemen Iran menyatakan bahwa poros negosiasi terpenting dengan presiden Rusia adalah koridor Utara-Selatan dan jalur transmisi energi.
Tehran, Parstoday- Sekembalinya dari forum antar-parlemen BRICS yang diselenggarakan di Moskow, Mohammad Bagher Ghalibaf, Ketua Syura Islami Iran hari Sabtu (13/7/2024) mengatakan bahwa masalah bilateral antara Iran dan Rusia ditindaklanjuti dalam pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan para pimpinan parlemen Iran, Duma dan Dewan Federasi Rusia.
"Isu Koridor Utara-Selatan dan kerja sama di bidang energi termasuk isu yang ditindaklanjuti," ujar Ghalibaf.
Ketua Parlemen Iran mengungkapkan bahwa selama masa kepresidenan Rusia, banyak negara Asia Tengah menghadiri pertemuan BRICS,
"Negara-negara BRICS menampung lebih dari separuh populasi dunia dan 30% kapasitas ekonomi. Negara-negara ini menciptakan institusi paralel sebagaimana sistem pesan keuangan seperti SWIFT. Transaksi bilateral BRICS dilakukan dalam mata uang non-dolar. Sebagian besar kekuatan ekonomi penting di Eurasia adalah anggota BRICS," papar Ghalibaf.
"Di bidang BRICS, tidak hanya isu ekonomi yang dibahas, namun isu budaya, olah raga dan ilmu pengetahuan juga dibahas. Dalam pertemuan ini juga ditindaklanjuti permasalahan bilateral dengan negara-negara seperti Tajikistan, Kazakhstan, Belarus dan Armenia," tegasnya.
Menyinggung sanksi Washington, Ketua Parlemen Iran menambahkan, "Salah satu masalah terpenting yang diangkat dalam BRICS adalah sanksi sepihak AS, yang tidak disetujui oleh hukum internasional,".
BRICS adalah sekelompok negara berkembang yang mencakup Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab juga bergabung dalam grup ini pada 1 Januari 2024. Pada tahun 2018, komposisi PDB nominal kelompok ini sekitar 57 triliun dolar AS.(PH)