Bagaimana Iran Bisa Ungkap Kebohongan AS soal “Tak Bisa Dirundingkan”?
Apr 22, 2025 19:15 Asia/Jakarta
Pars Today – Perundingan tak langsung Iran dan Amerika Serikat, di Oman dan Italia, menunjukkan tekad Republik Islam, untuk mengubah pemahaman yang dipaksakan, dan mematahkan pandangan "tak bisa dirundingkan".
Putaran kedua perundingan tak langsung Iran dan AS, digelar hari Sabtu (19/4) di Roma, Italia. Menteri Luar Negeri Iran Sayid Abbas Araghchi, memimpin delegasi Iran.
Setelah perundingan kali ini terdengar berita tentang kemajuan dalam prinsip, dan tujuan sebuah kesepakatan potensial, dan ditekankan bahwa bagi sebagian banyak orang di Iran, JCPOA baru tidaklah cukup, dan hanya pelajaran-pelajaran yang tersisa darinya.
Juru bicara Kemlu Iran, Esmaeil Baghaei, menegaskan bahwa tuntutan asli Iran, adalah pencabutan sanksi ilegal yang memberikan dampak nyata pada ekonomi.
Perundingan tak langsung putaran kedua Iran dan AS, dianggap mengalami kemajuan positif, dan rencananya akan dilanjutkan dengan pertemuan teknis besok, Rabu (23/4/2025) di Oman.
Perubahan Pemahaman dan Kemenangan Diplomasi Iran
Pengamat masalah internasional asal Iran, Farshid Bagherian, meyakini bahwa Iran, dengan partisipasi aktif dalam perundingan, telah menggugurkan narasi AS soal “tidak bisa dirundingkan”. Prestasi ini adalah kemenangan besar bagi Iran, karena membuktikan bahwa berbeda dengan klaim media-media AS, ternyata Iran, siap berdialog.
Bagherian menegaskan perundingan di negara ketiga semacam Italia, menegaskan substansi perundingan tidak langsung, dan rumor terkait perundingan langsung, tidak berdasar. Perundingan ini dimulai dengan level pejabat senior, dan rencananya akan dilanjutkan di level pakar, dan proses ini akan tercatat dalam sejarah diplomasi Iran.
Ia meyakini bahwa sekali pun mungkin saja di level pakar muncul sejumlah tantangan, tapi tekad kedua pihak untuk melanjutkan perundingan, membuktikan tekad serius untuk meraih hasil. Statemen pejabat terkait atmosfir positif, dan nada konstruktif perundingan, juga tidak membawa nilai negatif, dan menunjukkan keinginan dua pihak untuk mencapai solusi.
Visi Perundingan dan Tantangan yang Dihadapi
Bagherian juga menyinggung peran pihak-pihak regional dan trasnregional yang menentang perundingan, dan mungkin akan merusak proses ini melalui aksi-aksi media. Meskipun demikian Bagherian, optimis bahwa perundingan tidak akan sampai berujung dengan konfrontasi atau perang.
Statemen kontroversial para pejabat Rezim Zionis, yang kebingungan dengan hasil yang mungkin diraih dalam perundingan, menunjukkan dampak positif perundingan terhadap perimbangan regional.
Iran dengan perundingan ini bukan hanya mampu menggagalkan narasi-narasi negatif yang menyerangnya, tapi juga membuktikan bahwa berbeda dengan klaim-klaim yang ada, AS lah yang sebenarnya terkadang memperpanjang perundingan.
Kelanjutan dari perundingan ini dapat berujung dengan pencabutan sanksi, penguatan aktivitas-aktivitas ekonomi Iran, dan menciptakan ketenangan regional, tergantung pada penyelesaian tantangan-tantangan teknis oleh keputusan-keputusan yang diambil para pejabat senior. (HS)
Tags