Washington Institute: Menlu Iran Tahu Bagaimana Caranya Menghadapi AS
https://parstoday.ir/id/news/iran-i173974-washington_institute_menlu_iran_tahu_bagaimana_caranya_menghadapi_as
Pars Today – Sebuah lembaga Amerika Serikat, menyoroti karakteristik Menteri Luar Negeri Iran dan mengatakan bahwa ia tahu bagaimana berbicara dengan bahasa Presiden Donald Trump.
(last modified 2025-09-24T10:07:51+00:00 )
Jun 11, 2025 11:55 Asia/Jakarta
  • Menlu Iran Sayid Abbas Araghchi
    Menlu Iran Sayid Abbas Araghchi

Pars Today – Sebuah lembaga Amerika Serikat, menyoroti karakteristik Menteri Luar Negeri Iran dan mengatakan bahwa ia tahu bagaimana berbicara dengan bahasa Presiden Donald Trump.

The Washington Institute, Jumat (30/5/2025) menulis, Menlu Iran, dengan menggunakan kata-kata seperti yang digunakan Trump, bukan hanya kepada Presiden AS, tapi juga kepada basis-basis pemilihnya, berusaha mengubah permainan sehingga menguntungkan Iran.
 
Menurut lembaga ini, Sayid Abbas Araghchi, Menlu Iran, punya kemampuan berbahasa Inggris yang baik karena lulusan PhD salah satu perguruan tinggi di Inggris, sehingga memiliki pemahaman yang tajam terkait retorika politik AS.
 
“Dengan meniru gaya komunikasi Trump, termasuk sesekali menggunakan huruf kapital, ia muncul sebagai diplomat cerdas yang bertekad meningkatkan peluang tercapainya kesepakatan nuklir yang diinginkan dan dibutuhkan Tehran,” kata Washington Institute.
 
Pada saat yang sama, lembaga AS ini menjelaskan bahwa sepertinya diplomat-diplomat Iran, mengkaji secara mendalam metode dan gaya bicara serta cara berunding Trump.
 
Menurutnya, tidak diragukan lagi bahwa baru-baru ini Iran, memahami metode pengelolaan perundingan Rusia-Ukraina, oleh pemerintah Donald Trump.  Tehran belajar bagaimana memaksa AS mundur dari sikapnya tanpa menunjukkan perilaku tidak rasional, dan tanpa menyerang pribadi Trump.
 
“Sejak dimulainya perundingan tidak langsung Iran dan AS, 19 April lalu, Araghchi, secara metodis terus berusaha mengembangkan narasi untuk menarik perhatian Trump dan basis-basis pemilihannya,” imbuh Washington Institute.
 
Di sisi lain, lembaga AS ini menerangkan bahwa Menlu Iran, juga berusaha melibatkan naluri transaksional Presiden AS, sehingga melihat Iran sebagai sebuah “peluang bernilai triliunan dolar” bagi AS.
 
The Washington Institute melanjutkan, “Menlu Iran menegaskan bahwa Tehran tidak menginginkan kesepakatan seperti tahun 2015, karena JCPOA cukup buruk, dan keluarnya Trump dari JCPOA tahun 2018 adalah bukti bahwa Presiden AS juga tidak menginginkan JCPOA yang lain.”
 
“Secara umum penyampaian pesan aktif dan strategis Araghchi, telah menonjolkan upaya-upayanya untuk mengarahkan perundingan dan atmosfer politik yang penuh ketegangan AS. Sepertinya ia bertekad untuk menyerang dengan bahasa yang tepat. Ia cukup tegas sehingga bisa menunjukkan kekuatan Iran di hadapan apa yang disebut Tehran sebagai imperialisme AS, tapi masih cukup sopan untuk menghindari penghinaan terhadap seorang Presiden yang sikapnya tidak terduga dan mengontrol senjata tekanan maksimum,” pungkasnya. (HS)