Kisah Keramahan Iran: Ketika Rumah Menjadi Tempat Cinta dan Kasih Sayang
https://parstoday.ir/id/news/iran-i177254-kisah_keramahan_iran_ketika_rumah_menjadi_tempat_cinta_dan_kasih_sayang
Dalam budaya Iran, tamu dianggap sebagai "kekasih Tuhan"; seseorang yang kehadirannya membawa berkah, sukacita, dan kedekatan di hati. Kepercayaan ini tidak hanya berakar pada peribahasa dan puisi, tetapi juga pada perilaku sehari-hari masyarakat.
(last modified 2025-09-22T07:46:22+00:00 )
Sep 22, 2025 14:21 Asia/Jakarta
  • Kisah Keramahan Iran: Ketika Rumah Menjadi Tempat Cinta dan Kasih Sayang

Dalam budaya Iran, tamu dianggap sebagai "kekasih Tuhan"; seseorang yang kehadirannya membawa berkah, sukacita, dan kedekatan di hati. Kepercayaan ini tidak hanya berakar pada peribahasa dan puisi, tetapi juga pada perilaku sehari-hari masyarakat.

Tehran, Pars Today- Dalam budaya Iran, keramahtamahan bukan sekadar adat, melainkan ritual hati dan jiwa; keramahtamahan merupakan perwujudan cinta, rasa hormat, dan kemurahan hati yang mencerahkan rumah saat tamu datang. Dari teh yang baru diseduh hingga perpisahan yang hangat, setiap bagian dari tradisi ini merupakan kisah tentang hubungan antarmanusia dan keindahan komunikasi.

Orang Iran biasanya menyambut tamu dengan ungkapan-ungkapan seperti "Langkahmu ada di mataku," "Kau telah mencerahkan rumah," atau "Kau telah membawa kebersihan." Ungkapan-ungkapan ini tak hanya sebagai tanda kesopanan, tetapi juga mengungkapkan kegembiraan tuan rumah atas kehadiran tamu. Di banyak rumah, meskipun fasilitasnya terbatas, upaya dilakukan untuk memberikan yang terbaik bagi tamu.

Iran dan masyarakatnya memiliki sejarah panjang keramahtamahan dan kedermawanan, dan Anda bahkan dapat melihat tanda-tandanya dalam puisi-puisi bersejarah dan tempat-tempat di sepanjang sejarah Iran. Misalnya, ketika Saeb Tabrizi berkata tentang tamu dan keramahtamahan,"Rezeki kami berasal dari kaki tamu, dari yang tak terlihat, tuan rumah kami, semua orang menjadi tamu kami"; atau di mana Syekh Abolhassan Kharaghani, seorang mistikus Iran, menulis di pintu rumahnya tentang pentingnya keramahtamahan, "Beri dia makanan dan jangan pertanyakan imannya." Atau bahkan karavan Iran, yang masih menjadi bagian dari warisan Iran yang lestari, telah menjadi bagian dari budaya dan adat keramahtamahan Iran di masa lalu.

Meja Makan Iran; Simbol Kedermawanan dan Seni

Makanan memiliki tempat khusus dalam keramahtamahan Iran. Meja makan sederhana nan mewah dengan hidangan Iran, ditemani teh dan buah, tak hanya mengenyangkan perut, tetapi juga menghangatkan hati. Di beberapa daerah, sudah menjadi kebiasaan untuk menyiapkan hidangan lokal atau tradisional bagi tamu agar mereka juga dapat merasakan budayanya.

Rumah Iran, Tempat Berteduh Hati

Dalam budaya Iran, keramahtamahan tidak hanya berakhir pada penyambutan tamu, tetapi juga berlanjut dalam perilaku, suasana, bahkan momen perpisahan. Tuan rumah menyediakan lingkungan yang tenang, bersih, dan menyenangkan dengan penuh kasih sayang.

Di desa dan kota kecil, keramahtamahan terkadang diwujudkan dengan cara yang unik. Seorang tamu mungkin datang tanpa pemberitahuan sebelumnya, tetapi disambut dengan tangan terbuka. Saat bepergian, orang Iran biasanya berusaha menjadi pemandu, tuan rumah, atau bahkan pendamping bagi tamu asing atau orang asing.

Dari saat kedatangan hingga perpisahan yang hangat, setiap detail tradisi ini menunjukkan bahwa rumah Iran bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga surga bagi hati. Keramahan orang Iran merupakan ungkapan indah akan keterhubungan, di mana hati tumbuh lebih dekat dan kenangan indah akan tetap ada selamanya.(PH)