Larijani: Barat Mengaitkan Hubungan Global dengan Kekuatan
https://parstoday.ir/id/news/iran-i180034-larijani_barat_mengaitkan_hubungan_global_dengan_kekuatan
Pars Today - Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Republik Islam Iran menekankan pada konferensi 'Kita dan Barat: Dalam Pemikiran dan Gagasan Ayatullah Khamenei', "Barat telah mengaitkan hubungan global dengan kekuatan."
(last modified 2025-11-10T09:24:27+00:00 )
Nov 10, 2025 18:00 Asia/Jakarta
  • Ali Larijani, Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran
    Ali Larijani, Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran

Pars Today - Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Republik Islam Iran menekankan pada konferensi 'Kita dan Barat: Dalam Pemikiran dan Gagasan Ayatullah Khamenei', "Barat telah mengaitkan hubungan global dengan kekuatan."

Ali Larijani, Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran menekankan pada hari Senin (10/11/2025) pada acara penutupan konferensi "Kita dan Barat: Dalam Pemikiran dan Gagasan Ayatullah Khamenei", yang dimulai pada tanggal 13 Aban (4 November) di Tehran, "Barat pernah mengaku mengandalkan sains dan kebebasan berpikir, tetapi hasilnya adalah dua Perang Dunia, dan hari ini telah memperjelas jalannya dan mengaitkan hubungan global dengan kekuatan."

Menurut laporan Pars Today, Larijani, yang meninjau latar belakang sejarah hubungan Iran-Barat menambahkan, “Sepanjang sejarah, hubungan Iran-Barat telah mengalami banyak pasang surut karena berbagai alasan, meliputi aspek ekonomi, politik, budaya, dan militer, dan dapat dikatakan bahwa hubungan ini merupakan salah satu interaksi internasional yang paling fluktuatif.”

Pada konferensi yang sama, Mohammad Es'haqi, Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian Kantor Pelestarian dan Publikasi Karya-karya Ayatullah Khamenei, menyatakan bahwa upaya ilmiah harus dilakukan untuk memahami sistem intelektual Pemimpin Besar Revolusi Islam.

Menurutnya, “Ketika dihadapkan dengan pernyataan dan sistem intelektual beliau, langkah pertama harus diambil dengan benar, yaitu memahami sistem intelektual ini. Konferensi dan pertemuan ilmiah ini bertujuan untuk mengambil langkah ini agar kita tidak terdistorsi oleh pemahaman yang benar tentang pandangannya.”

Es'haqi menyatakan bahwa Pemimpin Besar Revolusi Islam memiliki kepribadian yang multifaset, yang beban dan fokus utamanya adalah ajaran ilahi dan ajaran Ahlul Bait as, dan menambahkan, "Sistem intelektual Imam Khamenei adalah kumpulan ajaran di bidang budaya, sosial, ekonomi, politik, pertahanan, dan keamanan yang saling terkait dan harus dipandang sebagai suatu sistem."

Ia menekankan, "Dari perspektif Pemimpin Besar Revolusi, peradaban Barat didasarkan pada fondasi teoretis yang, karena fondasi tersebut jauh dari spiritualitas dan moralitas serta pencipta eksistensi, telah menimbulkan dampak dan konsekuensi bencana bagi umat manusia. Bencana ini semakin diperparah oleh peristiwa di Gaza. Saat ini, sudah menjadi kodrat peradaban Barat bahwa semua slogan yang diciptakan untuk menciptakan citra Barat yang diinginkan telah gagal."

"Dengan peristiwa di Gaza, semua slogan demokrasi liberal seperti mendukung anak-anak, hak untuk menentukan nasib sendiri, dan sebagainya, yang merupakan nilai-nilai fundamental sistem Barat, telah kehilangan warnanya karena peradaban ini jauh dari spiritualitas, moralitas, agama, dan bimbingan ilahi," ujarnya.

Musa Haghani, Sekretaris Konferensi mengatakan, Dengan kemenangan Revolusi Islam, kita telah memasuki titik balik sejarah ketiga. Kita harus bertindak dengan penuh wibawa dalam masa transisi dari sistem lama ke sistem baru sedemikian rupa sehingga kita dapat mempertahankan posisi Iran dalam sistem internasional. Solusi mendasar untuk menghadapi Barat adalah merujuk pada sejarah, karena kita dapat memahami esensi arogansi melalui pengalaman masa lalu.

Haghani menekankan, "Tujuan generasi revolusioner yang meluncurkan revolusi di Iran adalah independensi. Kami menginginkan kemandirian untuk kemajuan, dan ini juga menjadi perhatian kaum muda. Sayangnya, masyarakat Barat menunjukkan kepada kita fatamorgana kemajuan tanpa kemandirian. Mereka juga menunjukkan kepada kita beberapa negara di kawasan ini, meskipun mereka tidak memiliki kemandirian di bidang apa pun, yang puncaknya terlihat di Sharm El-Sheikh."(sl)