Araqchi: Kami Tidak Mentolelir Penindasan terhadap Umat Islam
Wakil Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran untuk Urusan Hukum dan Internasional mengatakan, kami tidak akan mentolerir pihak-pihak yang mengorbankan umat Islam di manapun berada dan ini adalah posisi umat Islam.
Abbas Araqchi menegaskan hal itu di sela-sela pertemuan luar biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Kuala Lumpur, ibukota Malaysia, Kamis (19/12017).
Pertemuan darurat OKI digelar bertujuan untuk solidaritas dunia Islam kepada Muslim Rohingya yang dibantai dan dianiaya di Myanmar.
Seperti dilansir IRNA, Araqchi mengkritik keras pembunuhan umat Islam Rohingya di Myanmar dan meminta pemerintah negara ini untuk mengontrol kondisi dan mencegah kejahatan terhadap Muslim Rohingya.
"Bentrokan antara umat Islam dan Budha tidak memiliki akar agama dan pemerintah Myanmar harus menyiapkan kondisi yang diperlukan untuk kehidupan umat Islam dan menyelesaikan persoalan kewarganegaraan mereka, "ujarnya.
Wamenlu Iran lebih lanjut menilai penyebab pembentukan OKI adalah masalah isu al-Quds al-Sharif dan Palestina.
"Posisi negara-negara Muslim dalam mendukung rakyat Palestina dan al-Quds al-Sharif juga akan diumumkan dalam pertemuan ini, "pungkasnya.
Pertemuan para pakar senior OKI digelar di Kuala Lumpur pada Kamis untuk menindaklanjuti krisis Muslim Rohingya dan evaluasi kondisi terbaru Palestina.
Muslim Rohingya sejak tahun 2012 hingga kini menjadi target kekerasan ekstrimis Budha di Provinsi Rakhine. Mereka menganiaya dan membunuh Muslim Rohingya serta membakar rumah-rumah dan masjid warga Muslim.
Sejak awal Oktober tahun lalu, gelombang baru kekerasan ekstrimis Budha terhadap warga Muslim Rohingya meletus kembali.
Kekerasan ini membuat lebih dari 30.000 Muslim Rohingya terpaksa mengungsi dan meninggalkan rumah mereka. (RA)