Syahadah Di Jalan Membela Kebenaran
-
Rahbar Ayatullah al-Uzhma Sayid Ali Khamenei
Dalam rangka hari-hari duka wafatnya putri Rasulullah Saw; Zahra as kita hadiahkan salam dan kasih sayang para hadirin ini untuk ruh wanita maksum, pejuang dan syahid ini.
امْتَحَنَكِ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَكِ فَوَجَدَكِ لِمَا امْتَحَنَكِ صَابِرَةً
Engkau telah diuji oleh Allah yang menciptakanmu sebelum engkau diciptakan, maka Dia mendapatimu sabar karena ujian-Nya. (at-Tahdzib, jilid 6, hal 110)
Hamba yang layak dan pilihan Allah ini mendapatkan ujian dan cobaan Allah Tuhan semesta alam. Di masa hidupnya yang pendek selama delapan belas tahun, beliau sebagai simbol seorang manusia mukmin dan penuh pengorbanan di hadapan pandangan semua orang dan sejarah yang menilainya. Beliau telah mengorbankan jiwanya di jalan membela kebenaran dan meluruskan pemikiran umat Islam. Salam dan rahmat Allah atas ruhnya yang suci. (dalam khutbah Jumat, 8/1/59)
Menembus Pagar Persembunyian
Para syuhada kita juga seperti wanita besar Islam, telah mencapai syahadah di jalan kebenaran yang terang, di saat semua peralatan dan perangkat zaman digunakan untuk menyembunyikannya. Sunnah Ilahi yang tidak bisa diubah tidak mengizinkan Zahra Mardhiyah tersembunyi di balik tabir khayalan. Bintang terang yang berdarah itu telah berubah menjadi matahari yang terang dan kini, nama dan kenangan kemazlumannya telah menembus semua pagar persembunyian dan sampai pada relung-relung hati dan jiwa, dan cahaya ini akan berlanjut: Inna A’thainakal Kautsar. (dalam pesan memperingati hari syuhada dalam sepuluh hari fajar kemenangan Revolusi Islam, 2/7/1377)
Jiwa Perjuangan Di Jalan Allah Dengan Cara Banyak Tawassul Kepada Fathimah Zahra as
Alhamdulilah, hati para pemuda kita terang dan bercahaya dengan mengingat Fathimah Zahra as. Saya merasakannya. Manusia merasakan bahwa selama sepuluh sampai lima belas tahun ini, gejolak cinta kepada Fathimah Zahra as dalam hati umat mukmin, revolusioner, ikhlas dan hizbullah ini menjadi sangat banyak. Nama beliau dan tawassul kepadanya ada di medan-medan peperangan, ada di masa perang, ada di masa perdamaian dan juga ada di masa pembangunan dan Alhamdulillah ada juga dalam persiapan untuk menghadapi musuh.
Tawassul ini adalah tawassul yang baik dan bernilai, dan ini adalah jiwa perjuangan di jalan Allah. Dalam bentuk apapun, Fathimah Zahra menyukainya. Ini adalah sebuah hadiah untuk para pemuda basiji [relawan] negara yang mencintai Fathimah Zahra dan bergerak berdasarkan kehendak dan keinginannya dan berjalan di jalannya yaitu jalan Allah dan jalan penghambaan “Wa ani;buduni hadza shiratun mustaqim. (QS, Yasin: 61. Dalam pertemuan bersama para pembaca kidung Ahlul Bait Rasulullah Saw dalam rangka hari lahir Sayidah Fathimah Zahra as, 3/9/1373)
5. Sayidah Fathimah Zahra as dan Kancah Makrifat Irfani
Puncak Makrifat Dan Pengetahuannya Akan Hakikat
Sungguh putri Rasulullah Saw adalah teka-teki pikiran dan pengetahuan manusia yang belum terbuka. Letakkan semua manusia pada satu sisi dan letakkan juga para wali di sisi lain. Meski jumlah para wali itu sedikit, tapi timbangan mereka lebih berat dari semua manusia. Bila kita menilai bahwa parameter keagungan adalah makrifat dan pengetahuan akan hakikat alam dan kedekatan kepada Allah yang merupakan sumber segala wujud, maka salah satu dari para wali Allah, lebih agung. Ketika kalian melihat pada barisan para wali dan hamba-hamba Allah yang saleh, ada puncak-puncak dimana puncak-puncak itu tidak bisa dibayangkan dan luar biasa agung dibandingkan dengan manusia-manusia besar di alam makna. Perbedaannya adalah perbedaan yang sangat jauh. Puncak-puncak ini adalah orang-orang yang kalian lihat dari segala arah dalam sejarah kenabian. Seperti para nabi ulul azmi dan orang-orang besar semacamnya dan sebatas ini. Namun, dari semua keagungan ini dan di antara yang paling unggul yang penyebutannya hanya sekedar ucapan lisan bagi kita dan orang seperti saya, hati dan jiwanya sangat kecil dan lebih hina untuk bisa memahami spiritualnya. Demikian juga hanya bisa membayangkan dari jauh dalam pikirannya dan menyampaikannya dalam ucapan, gambaran ini pun dari kata-katanya sendiri. Ada beberapa contoh yang sangat jarang yang hanya pada batas penjelasan yang lebih tinggi dan salah satunya adalah Fathimah Zahra as. Beliau hanya bisa dibanding-bandingkan dengan Rasulullah Saw dan Amirul Mukminin as. (dalam pertemuan bersama para pembaca kidung Ahlul Bait Rasulullah Saw, pada hari kelahiran Sayidah Fathimah as, 17/10/1369)
Kelemahan Mulut, Hati Dan Pikiran Dalam Mengenalkan dan Menghargai Posisi Tinggi Fathimah Zahra as
Pada hakikatnya, saya; bukan sebagai basa basi, bukan juga sebagai kata yang diulang-ulang sebanyak ribuan kali, sungguh saya tidak mampu, hati tidak mampu, pikiran tidak mampu untuk mengenalkan dan menghargai posisi yang tinggi ini. Manusia ini, wanita muda ini, semua fadhilah [keutamaan] ini, semua keterangan ini, semua kebesaran dan keagungan ini; seseorang seperti Rasulullah Saw, ketikam Fathimah Zahra as masuk menemuinya, “Qama Ilaiha” (Fadhailul Khamsah, jilid 3, hal 127) tidak hanya beliau bangkit berdiri, tapi beliau bangkit dan menuju ke arahnya. Terkadang seseorang masuk ke dalam ruangan, kalian bangkit untuk menghormatinya. Terkadang seseorang masuk ke dalam ruangan, kalian bangkit dengan semangat menyambutnya. Memangnya ini candaan? Ini bukan pembahasan ayah dan anak. Demikian Rasulullah menghargai Fathimah Zahra as. Mengumumkan bahwa keridhaannya adalah keridhaan beliau, dan keridhaan beliau adalah keridhaan Allah. Kemarahannya adalah kemarahan beliau, dan kemarahan beliau adalah kemarahan Allah. Ini semua adalah kedudukan Fathimah Zahra as. Kehidupannya dengan Amirul Mukminin as. Pendidikannya akan anak-anaknya. Memangnya bisa orang-orang seperti kita berbicara tentang beliau? (dalam pertemuan bersama para pembaca kidung Ahlul Bait Rasulullah Saw, pada hari kelahiran Sayidah Fathimah as, 23/2/1391)
Shahifah Fathimah; Mengandung Semua Pengetahuan Spiritual
Dinukil dari Amirul Mukminin bahwa Fathimah Zahra as berkata kepada beliau, “Malaikat datang berbicara dengan aku dan menyampaikan beberapa masalah.” Amirul Mukminin berkata kepada beliau, “Ketika engkau mendengar suara malaikat, katakan kepadaku, sehingga aku tulis apa yang engkau dengar.” Amirul Mukminin pun menulis apa yang disampaikan oleh malaikat kepada Fathimah Zahra as dan ini menjadi sebuah buku di sisi para imam maksum as. Nama buku ini adalah “Mushaf Fathimah” atau “Shahifah Fathimah”
Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa untuk berbagai urusannya, para imam maksum as merujuk pada “Mushaf Fathimah”. Kemudian Imam berkata, “Innahi wa laisa fiha halalun wa haramu” dalam buku ini tidak ada ahkam [hukum], tidak ada halal dan haram, “Fiha Ilmun ma yakunu” namun semua kejadian yang terjadi pada umat manusia di masa depan ada dalam buku ini. betapa tingginya pengetahuan ini?! Betapa luar biasanya makrifat dan hikmat ini yang diberikan oleh Allah kepada seorang wanita yang masih berusia muda?! Ini adalah kedudukan maknawi [spiritual] Sayidah Zahra. (dalam pertemuan bersama para wanita, 25/9/1371) (Emi Nur Hayati)
Sumber: Naghs wa Resalat-e Zan II, Olgou-ye Zan Bargerefteh az bayanat-e Ayatullah al-Uzhma Khamenei, Rahbare Moazzam-e Enghelab-e Eslami.