Iran-Turki, Mitra yang Bisa Dipercaya untuk Kerja Sama
(last modified Fri, 12 Oct 2018 09:14:34 GMT )
Okt 12, 2018 16:14 Asia/Jakarta
  • Mendagri Republik Islam Iran Abdolreza Rahmani Fazli (kiri).
    Mendagri Republik Islam Iran Abdolreza Rahmani Fazli (kiri).

Menteri Dalam Negeri Republik Islam Iran Abdolreza Rahmani Fazli dan mitranya dari Turki Suleyman Soylu bertemu dan membahas berbagai isu termasuk kerja sama keamanan antarkedua negara.

Dalam pertemuan yang berlangsung pada hari Kamis, 11 Oktober 2018 itu, Mendagri Iran menyinggung kerja sama erat kedua negara di bidang keamanan perbatasan, penumpasan narkotika, pencegahan penyelundupan manusia dan barang serta pemberantasan terorisme. Rahmani Fazli mengatakan hubungan antara Iran dan Turki di bidang ekonomi, pariwisata dan transaksi perdagangan harus diperkuat.

 

Sementara itu, Mendagri Turki menuturkan, Ankara dan Tehran memiliki kerja sama baik di sektor penumpasan terorisme, pemberantasan penyelundupan narkotika, pencegahan imigrasi ilegal dan penyelundupan barang serta penciptaan keamanan perbatasan.

 

Iran dan Turki memiliki perbatasan bersama dan mempunyai beragam persamaan budaya dan bahasa. Oleh karena itu, kedua negara sedang melangkah untuk meperluas kerja sama, di mana hal ini dapat dilihat dari pertemuan-pertemuan presiden Iran dan Turki dan para pejabat kedua negara lainnya.

 

Presiden Iran dan Turki hingga sekarang telah tujuh kali bertemu. Pertemuan ini menunjukkan keinginan kuat kedua negara untuk melanjutkan kerja sama di level yang lebih tinggi. Tehran dan Ankara memiliki kerja sama kontruktif di berbagai bidang khususnya ekonomi dan keamanan.

 

Iran dan Turki sebagai dua negara independen memajukan kerja sama bilateral yang keluar dari kehendak para aktor asing. Oleh sebab itu, para pejabat tinggi Ankara berulangkali menegaskan bahwa mereka tidak akan membarengi sanksi-sanksi Amerika Serikat terhadap Iran.

 

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, Turki tidak menyetujui sanksi-sanksi AS terhadap Iran, dan pemerintah Ankara berniat melanjutkan kerja sama perdagangan dengan Tehran.

Sebelum kunjungan Mendagri Iran ke Turki,  Ketua Parlemen Iran Ali Larijani pada hari Selasa, 9 Oktober 2018 juga telah berkunjung ke Antalya Turki dan bertemu dengan Binali Yıldırım, mitranya di Turki. Dalam pertemuan ini, Larijani menyebut kerja sama antara Iran dan Turki sebagai strategis.

 

Larijani mengatakan Iran dan Turki tidak pernah saling menjadi lawan, bahkan selalu dalam satu barisan, dan inisiatif yang diambil Iran, Turki dan Rusia untuk mengakhiri krisis Suriah telah membuat sejumlah negara kecewa.

 

Selain memiliki kerja sama yang baik, beragam dan luas di bidang ekonomi, Iran dan Turki juga merupakan dua aktor penting dan berpengaruh di kawasan. Kerja sama tersebut dapat dilihat dengan jelas dalam proses penyelesaian krisis Suriah.

 

Tindak lanjut kerja sama keamanan antara Iran dan Turki selama lawatan Rahmani Fazli ke Ankara menunjukkan pengaruh dari kerja sama ini untuk membereskan kondisi keamanan regional. Inisiatif Iran, Turki dan Rusia untuk membantu menyelesaikan krisis Suriah menunjukkan pengaruh dan dampak dari diplomasi. Atas dasar ini, pemimpin dari tiga negara tersebut bertemu di Tehran pada 7 September 2018 untuk membahas krisis Suriah.

 

Pakar Urusan Politik Abbas Yilmaz Kadioglu mengatakan koalisi Republik Islam Iran, Turki dan Rusia untuk memecahkan krisis Suriah merupakan langkah penting dalam upaya menghentikan intervensi Amerika Serikat di kawasan.

 

Iran dan Turki sebagai dua negara yang bertetangga saling memiliki pengaruh. Kerja sama bilateral kedua negara tersebut memiliki hubungan yang signifikan dengan kerja sama mereka di tingkat regional, di mana terciptanya keamanan perbatasan merupakan salah satu tandanya.

 

Di bawah keamanan berkelanjutan, hubungan ekonomi Iran-Turki akan berlanjut di jalur tujuan para pemimpin kedua negara. Kunjungan Mendagri Iran ke Turki sebagai penanggung jawab keamanan adalah sangat penting. (RA)