Dampak Sanksi Minyak Iran bagi Pasar Dunia
(last modified Sun, 28 Oct 2018 12:19:03 GMT )
Okt 28, 2018 19:19 Asia/Jakarta
  • Dampak Sanksi Minyak Iran bagi Pasar Dunia

Kepala Badan Energi Internasional (IEA), Fatih Birol memperingatkan tentang dampak ekonomi atas sanksi sepihak Amerika Serikat dan potensi penurunan ekspor minyak Iran. Dia mengingatkan bahwa karena permintaan naik, muncul kekhawatiran yang signifikan terkait pasokan minyak yang dibutuhkan pasar.

Fatih Birol dalam sebuah komentar pada Sabtu (27/10/2018) mengkritik politisasi pasar minyak, dan menuturkan meskipun penawaran dan permintaan berimbang, namun harga minyak berpotensi naik lebih tinggi dan situasi ini akan menjadi momen terburuk bagi ekonomi global.

Stabilitas pasar minyak dunia akan terguncang karena dipengaruhi beberapa faktor. Pertama, gangguan pasokan yang tidak biasa. Permintaan saat ini meningkat karena mendekati musim dingin, sementara stok di pasar tidak mengalami surplus. Jadi, kondisi pasokan minyak sangat rentan dan rapuh.

Kedua, efek psikologis dan kekhawatiran yang dipicu oleh penurunan pasokan minyak secara tiba-tiba. Dan ketiga, sanksi yang menghambat ekspor minyak dan penerapan tekanan politik pada pasar.

Dengan menerapkan sanksi sepihak, AS berusaha menghentikan ekspor minyak Iran dengan membatasi akses Tehran ke sistem perbankan dan menghukum bank-bank yang bermitra dengan pemerintah Iran.

Karena tertekan oleh ketiga faktor itu, harga rata-rata minyak mentah dari sekitar 67 dan 77 dolar pada Mei lalu, kini mencapai sekitar 84 dolar per barel. Kenaikan harga telah menekan pertumbuhan ekonomi dunia.

Presiden Donald Trump.

Tampaknya, salah satu tantangan pemerintahan Trump dalam menegakkan sanksi adalah membujuk para pelanggan utama Iran untuk mengurangi volume pembelian mereka atau menghentikan sama sekali.

Sementara itu, pakar sanksi dan peneliti senior di Center for a New American Security, Peter Harrell mengatakan, Gedung Putih dengan meminimalkan dampak sanksi terhadap pasar minyak global, dapat menghapus minyak Iran dari pasar dengan ketegangan minimal.

Namun, laporan Badan Energi Internasional (IEA) mencatat bahwa intensifikasi gangguan di sektor penawaran dan penghapusan minyak Iran, akan menjadi salah satu masalah yang bisa memperburuk kondisi pasar minyak global.

Saat ini, surplus kapasitas produksi minyak di dunia semakin mengecil dan jika muncul gangguan baru di sektor pasokan, maka lonjakan harga akan menciptakan kondisi yang kompleks bagi pasar dan konsumen.

Sejauh ini belum ada informasi tentang mekanisme pengembalian sanksi minyak Iran oleh pemerintahan Trump. Namun, laporan terbaru menunjukkan bahwa AS sepertinya tidak mampu untuk menghentikan ekspor minyak Iran ke angka nol dan maksimal mereka hanya mampu memangkas ekspor antara 700 ribu sampai 1 juta barel per hari.

Pemangkasan ini akan tetap menekan pasar minyak global dan memicu kenaikan harga. Tentu ini bukan kabar yang menyenangkan bagi pasar maupun pemerintah AS.

Beberapa pejabat Departemen Keuangan AS khawatir bahwa menekan Eropa dengan ancaman sanksi perbankan, justru akan melemahkan upaya Washington untuk membujuk negara-negara Eropa agar berhenti mendukung Iran. (RM)

Tags