Pars Today

Pertemuan Konsultatif Tripartit Menteri Luar Negeri Iran, Rusia dan Turki tentang Komite Konstitusi Suriah diselenggarakan di Jenewa.

Mohammad Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, Sergei Lavrov, Menteri Luar Negeri Rusia dan Mevlut Cavusoglu, Menteri Luar Negeri Turki sebagai penjamin dari perundingan Astana, membacakan deklarasi pada hari Selasa (19/12) di akhir pertemuan yang juga dihadiri oleh utusan khusus Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam urusan Suriah Staffan de Mistura Suriah.

Pernyataan itu juga menekankan independensi dan integritas teritorial Suriah serta upaya untuk memfasilitasi dimulainya kerja Komite Konstitusi Suriah dengan keterlibatan langsung dari partai-partai Suriah dan perwakilan Sekjen PBB.

Republik Islam Iran, sebagai negara berpengaruh di kawasan sejak awal krisis di Suriah, telah berusaha menyelesaikan krisis melalui cara-cara politik. Dalam nada yang sama, negosiasi pada "Proses Astana" telah dimulai sejak Januari 2017 dengan inisiatif Republik Islam Iran dan kerjasama antara Rusia dan Turki yang bertujuan untuk membangun perdamaian di Suriah.

Hassan Rouhani, Vladimir Putin dan Recep Tayyip Erdogan, Presiden Iran, Rusia, dan Turki pada bulan September di Tehran dalam pernyataan yang dirangkum dalam 12 butir menyebut konflik Suriah tidak memiliki solusi militer dan hanya dapat diakhiri melalui proses politik.

Ketiga presiden dari tiga negara dalam kerangka ini menggarisbawahi komitmen mereka untuk membantu menciptakan dan memulai pekerjaan komite konstitusi. Mengikuti pernyataan itu, Dialog Nasional Suriah diadakan pada 30 Januari 2018, di Sochi, Rusia. Sementara de Mistura juga mendukung proses negosiasi dengan negara-negara yang menjamin "Proses Astana" sebagai langkah penting dalam upaya diplomatik untuk menyelesaikan masalah Suriah. Upaya ini mengarah pada kesepakatan membentuk komite untuk merumuskan konstitusi Suriah.

Dengan kesepakatan tersebut, ketiga negara penjamin gencatan senjata mencoba memfasilitasi pelaksanaan rekomendasi Konferensi Dialog Nasional Suriah di Sochi dengan tujuan untuk melanjutkan proses penyelesaian politik dalam krisis Suriah. Pembentukan komite konstitusi Suriah merupakan langkah penting dan tahapan sensitif serta menentukan.

Para peserta dalam pertemuan Jenewa setuju untuk bekerja pada pertemuan kongres konstitusional pertama di Jenewa tahun depan. Kegiatan Komite Konstitusi harus dilakukan dalam suasana kompromi dan partisipasi konstruktif dengan tujuan mencapai kesepakatan menyeluruh di antara anggotanya, sehingga hasilnya dapat memberikan dukungan semaksimal mungkin bagi rakyat Suriah. Dalam hal ini, langkah yang diambil tersebut sangat menjanjikan.

De Mistura menilai kelanjutan upaya yang dilakukan oleh negara-negara menjamin Proses Astana adalah langkah penting dalam keberhasilan komite ini dan upaya diplomatik untuk menyelesaikan masalah Suriah. Namun, mencapai hasil akhir tergantung pada perhatian semua pihak terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Suriah serta ketaatan terhadap prinsip-prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Deklarasi Jenewa menunjukkan bahwa pembentukan komite konstitusional yang difasilitasi oleh negosiasi Suriah-Suriah dan pemantauan PBB berdasarkan resolusi 2254 Dewan Keamanan menjadi lebih mudah.

Perundingan antara Suriah-Suriah adalah proses negosiasi politik, perlindungan kedaulatan nasional Suriah dan penyusunan yang sesuai dari komposisi anggota komite konstitusi dengan cara yang dapat diterima oleh berbagai pihak adalah salah satu ketentuan yang ditekankan dalam pembentukan komite ini. Namun, ketentuan pengaturan untuk penyusunan dan revisi konstitusi Suriah membutuhkan waktu panjang karena sensitivitas masalah dan konsekuensi dari krisis negara yang terjadi bertahun-tahun. Oleh karenanya, untuk keberhasilan tujuan ini semua aspek dan rincian tugas komite konstitusi harus disetujui.