Kemampuan Pertahanan dan Rudal Iran Menguntungkan Keamanan Regional
Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran mengatakan, "Kemampuan pertahanan Iran, termasuk kekuatan rudal tidak pernah dapat dinegosiasikan."
Mayjen Mohammad Hassan Bagheri hari Ahad sore (10/02) di sela-sela kunjungan ke pameran pencapaian "Pertahanan Suci, Revolusi Islam" di Museum Pertahanan Suci, Tehran mengatakan "Tidak ada negara di dunia yang meminta izin dari siapapun untuk membela dirinya dan Iran, seperti negara lain memiliki organisasi pertahanan dan persenjataan untuk membela kepentingannya."
Aktivitas rudal Iran sebagai variabel kekuatan selalu menjadi perhatian Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Amerika Serikat dengan alasan bahwa Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) bukan satu kesepakatan yang komprehensif karena tidak mencakup kegiatan rudal Iran, kemudian menyatakan keluar dari JCPOA. Pada 8 Mei 2018, Amerika Serikat secara resmi keluar dari JCPOA dan kembali menjadikan kebijakan Iranphobia sebagai dasar kebijakan luar negerinya dan di jalur ini, Eropa mengikuti kebijakan Amerika.
Negara-negara Eropa, terutama pihak-pihak Eropa yang ada pada perjanjian JCPOA, telah berjanji untuk komitmen dengan kesepakatan ini setelah Amerika menarik diri demi mempertahankan kesepakatan nuklir dengan Iran. Tetapi mereka berjalan di balik-balik aktivitas normal sesuai dengan yang diinginkan Amerika Serikat.
Eropa yang lambat mengambil langkah untuk membangun mekanisme keuangan dengan tujuan untuk berdagang dengan Iran tetap lambat melaksanakan komitmennya dan pada saat yang sama mereka punya harapan baru tehradap Iran. Kegiatan rudal Iran tidak ada hubungannya dengan JCPOA dan tujuan Eropa dengan mengetengahkan masalah ini adalah ketidakmampuan mereka untuk melaksanakan JCPIA tanpa Amerika Serikat.
INSTEX yang diluncurkan setelah sekitar 9 bulan penundaan, tidak bisa menjadi dasar bagi harapan baru Eropa dari Iran. Karena memiliki hubungan ekonomi dengan Tehran adalah hak Iran sesuai JCPOA untuk melakukan bisnis. Kegagalan Eropa untuk menyediakan jalur yang kredibel untuk bisnis bebas masalah dengan Iran menunjukkan bahwa Eropa tidak mampu membayar biaya keluarnya Amerika Serikat dari JCPOA.
Politik dan kinerja Eropa pasca penarikan diri Amerika Serikat dari JCPOA tidak sesuai dengan harapan dan hal ini menunjukkan bahwa dalam pengambilan keputusan berskala besar masih bergantung pada Amerika Serikat. Hasilnya adalah tidak bisa mempercayai Eropa.
Dalam hal ini, Kamal Kharazi, Ketua Dewan Strategis Hubungan Luar Negeri Republik Islam Iran dalam wawancaranya dengan televisi Aljazeera hari Ahad (10/02) mengritik negara-negara Eropa dan menekankan, "Negara-negara ini tidak tampil pada level komitmen mereka sesuai perjanjian nuklir dan masalah ini membuat kepercayaan Iran kepada mereka bermasalah."
"Eropa harus mematuhi komitmen yang telah mereka terima dan tanda tangani. Setelah menandatangani perjanjian nuklir, mereka harus memperluas perdagangan mereka dengan Iran dan berinvestasi di Iran, tetapi mereka tidak melakukannya," ungkap Kharazi.
Namun, Republik Islam Iran masih memiliki berbagai pilihan dalam menghadapi alasan dan syarat di luar JCPOA yang disampaikan Eropa terkait komitmen JCPOA mereka. Berlanjutnya kondisi yang ada bukan satu-satunya pilihan Iran. Selain itu, Iran tetap akan tetap memperkuat kemampuan pertahanan dan misilnya dan dalam masalah ini tidak akan mengambil perintah dari pihak manapun.
Seperti negara lain, Republik Islam Iran memiliki hak untuk memperkuat komponen-komponen kekuatannya dan untuk mendiversifikasi kegiatan misilnya demi melengkapi kemampuan pertahanan Republik Islam Iran. Pencapaian ini telah diimplementasikan dengan baik dalam empat puluh tahun Revolusi Islam. Kekuatan ini selalu menjadi pencegah dan secara historis, Iran tidak pernah menjadi pemicu perang, tetapi telah ditargetkan oleh serangan musuh.
Kekuatan pertahanan Iran melayani perdamaian dan keamanan regional dan setiap kali negara tetangga dan regional menghadapi ancaman keamanan, Iran akan bertindak atas permintaan mereka. Hasil dari pendekatan semacam itu adalah stabilitas dan keamanan kawasan dan negara-negara yang terlibat dalam krisis keamanan, termasuk Irak dan Suriah.