Mousavi: Kesepakatan Riyadh Tak akan Bantu Selesaikan Krisis Yaman
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran Sayid Abbas Mousavi mereaksi kesepakatan Riyadh antara kelompok-kelompok di Yaman selatan yang didukung oleh Uni Emirat Arab dengan pasukan yang setia kepada mantan Presiden Yaman Abd-Rabbuh Mansur Hadi yang didukung Arab Saudi.
"Penandatanganan dokumen seperti ini tidak akan membantu penyelesaian persoalan di Yaman," kata Mousavi pada Rabu (6/11/2019).
Sehari sebelumnya, sebuah kesepakatan telah ditandatangani di Riyadh, ibu kota Arab Saudi antara Dewan Transisi Selatan yang didukung UEA dan pasukan yang loyal kepada Mansur Hadi.
"Kesepakatan Riyadh untuk menstabilkan pendudukan Arab Saudi dan sekutunya di Yaman selatan baik secara langsung atau melalui pasukan proxy mereka," kata Jubir Kemlu Iran.
Mousavi menjelaskan, rakyat Yaman yang selalu melawan penjajah dan waspada tidak akan pernah membiarkan musuh dan para penjahat serta pasukan asing menduduki Yaman selatan.
Mousavi kepada pemerintah Riyadh mengatakan, jika klaim Arab Saudi untuk menyelesaikan krisis Yaman serius, maka tentunya negara ini akan memberikan tanggapan positif atas inisiatif yang disampaikan oleh Ketua Dewan Tinggi Politik Yaman Mahdi al-Mashat untuk menghentikan perang ketimbang mengambil keputusan untuk kelompok-kelompok yang tidak memiliki kewenangan apapun.
Jubir Kemlu Iran lebih lanjut menekankan pentingnya untuk menjaga persatuan rakyat Yaman dan melindungi integritas teritorial negara ini.
"Republik Islam Iran selalu menyatakan bahwa langkah pertama dalam menyelesaikan krisis Yaman adalah menghentikan perang dan pertumpahan darah serta blokade kejam terhadap negara dan rakyat Yaman, dan langkah kedua adalah dialog Yaman-Yaman untuk mencapai kesepakatan mengenai masa depan politik negara itu," pungkasnya.
Pada hari Jumat, 27 September 2019, Ketua Dewan Tinggi Politik Yaman Mahdi al-Mashat mengatakan Ansarullah Yaman akan mengakhiri semua serangan terhadap Arab Saudi asalkan Riyadh dan sekutunya mengakhiri serangan mereka di Yaman.
Namun hal itu tidak ditanggapi oleh pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi, padahal korban akibat agresi Riyadh ke Yaman terus meningkat. (RA)