Kegagalan Tekanan Maksimum AS terhadap Iran
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Sayid Abbas Mousavi mengatakan Amerika Serikat adalah pelopor kejahatan serta pembentuk dan pendukung finansial terorisme di dunia.
Hal itu disampaikan Kamis (7/11/2019) malam dalam menanggapi pernyataan anti-Iran yang dilontarkan oleh juru bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus.
"Bukankah sedikit aneh mendengarkan statemen dari sebuah rezim yang memimpin kejahatan dan unilateralisme di dunia serta membentuk dan mendanai terorisme global?" pungkas Mousavi.
Ortagus sebelum ini menyebut langkah keempat Iran mengurangi komitmen kesepakatan nuklir sebagai "pemerasan nuklir" dan meminta masyarakat internasional untuk meningkatkan tekanan terhadap Tehran.
Statemen itu menunjukkan bahwa kebijakan tekanan maksimum AS terhadap Iran telah gagal dan sekarang mereka mengharapkan dukungan global untuk melawan Republik Islam.
Washington gagal mencapai tujuannya dengan menerapkan tekanan maksimum, karena rakyat Iran meresponnya dengan perlawanan maksimum dan menggagalkan kebijakan sepihak AS.
Pemerintah AS justru terkucil di tengah komunitas internasional, sementara Iran tidak menemukan hambatan dalam melaksanakan langkah demi langkah pengurangan komitmen kesepakatan nuklir.
Laporan terbaru Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia menyebutkan bahwa ekonomi Iran mencatat pertumbuhan positif dan melepaskan diri dari ketergantungan pada minyak. Ini semua adalah bukti dari kegagalan kebijakan sanksi dan pendekatan unilateral AS terhadap Iran.
Republik Islam berhasil mendiversifikasi sumber pendapatannya dan diversifikasi ini telah menempatkan ekonomi Iran di jalur pertumbuhan.
Majalah Foreign Affairs Amerika dalam menanggapi langkah keempat Tehran, menulis Iran telah melewati sanksi AS dengan sukses, kegiatan nuklir dan peran regional mereka juga tetap berlanjut.
Padahal, para pejabat Washington mengklaim bahwa ancaman dan tekanan maksimum telah menghentikan aktivitas nuklir Iran dan mengurangi pengaruh regional Iran di wilayah Asia Barat.
Langkah keempat Iran menunjukkan bahwa kemajuan dan pengembangan kegiatan nuklir damai negara ini tidak akan terhenti dengan sanksi dan tekanan hebat AS.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menilai proses pengurangan komitmen nuklir Iran sebagai akibat dari perilaku AS dan Eropa.
"AS tidak hanya melanggar hukum internasional dengan tidak memenuhi kewajibannya, tetapi juga melarang semua negara lain melaksanakan kesepakatan nuklir melalui sanksi," ujarnya.
Langkah terbaru Iran merupakan sebuah reaksi alamiah terhadap perilaku AS dan Eropa. Ini adalah bagian dari hak sah Iran seperti tertuang dalam kesepakatan nuklir.
Dengan demikian, Amerika-lah yang sedang melakukan "pemerasan nuklir" dengan mengajukan bermacam tuntutan dan mengancam semua negara lain yang berhubungan dengan Iran. (RM)