Iran Aktualita, 22 Desember 2019
(last modified Sun, 22 Dec 2019 05:48:32 GMT )
Des 22, 2019 12:48 Asia/Jakarta
  • Presiden Iran menyampaikan pidato di KTT Kuala Lumpur
    Presiden Iran menyampaikan pidato di KTT Kuala Lumpur

Dinamika Iran sepekan terakhir diwarnai sejumlah isu penting di antaranya kunjungan Presiden Republik Islam Iran, Hassan Rouhani ke Malaysia untuk menghadiri KTT Kuala Lumpur 2019.

Selain itu, pertemuan antara Presiden Iran dengan PM Malaysia, Presiden Turki dan emir Qatar dan peningatan kerja sama bilateral, juga lawatannya ke Jepang.

 

Presiden Iran Sampaikan Pidato di KTT Kuala Lumpur 2019

Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani mengatakan, dunia Islam di tingkat nasional dan internasional menghadapi tantangan baru, oleh karena itu dunia Islam harus memikirkan langkah-langkah untuk lepas dari hegemoni dolar dan sistem finansial Amerika Serikat.

Hal itu disampaikan Rouhani dalam pidatonya di Konferensi Tingkat Tinggi Kuala Lumur (Kuala Lumpur Summit 2019) pada hari Kamis (19/12/2019) di ibu kota Malaysia.

Dia menambahkan, kendala utama terbaru dunia Islam di tingkat nasional dan internasional adalah tantangan budaya dan identitas, keamanan, ketertinggalan, dan ekonomi.

Menurutnya, lemahnya identitas nasional dan Islam serta hegemoni budaya asing merupakan ancaman terpenting bagi dunia Islam.

Presiden Iran menilai kerjasama dan interaksi antar negara-negara Muslim sebagai sebuah prinsip utama. Rouhani menegaskan bahwa Palestina masih menjadi isu utama dunia Islam. Dia menuturkan, lalai atas isu Palestina dan membahas isu parsial serta memicu perpecahan adalah sebuah penyimpangan besar.

Presiden Iran mengusulkan pembentukan dana bersama pada KTT Kuala Lumpur untuk jaminan finansial kerjasama teknologi antar negara  Muslim.

Dia juga mengusulkan pembentukan pusat riset bersama di bidang teknologi kecerdasan buatan dan keamanan cyber  serta pembentukan pasar bersama negara-negara Muslim dan Islam di bidang ekonomi digital.

Presiden Iran tiba di Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia pada Selasa petang untuk memenuhi undangan resmi Perdana Menteri Mahathir Mohamad guna menghadiri KTT Kuala Lumpur 2019. KTT Kuala Lumpur mempertemukan para pemimpin Malaysia, Indonesia, Pakistan, Turki, Iran dan Qatar serta 450 intelektual dan cendekiawan Muslim dari seluruh dunia. KTT ini akan berlangsung di Kuala Lumpur dari Rabu-Sabtu, (18-21/12/2019).

 

Presiden Iran dan PM Malaysia

Presiden Iran: Masalah Dunia Islam Tidak akan Selesai tanpa Solidaritas

Presiden Iran menganggap penyelesaian masalah Dunia Islam membutuhkan solidaritas dan kerja sama negara-negara Muslim.

Hassan Rouhani yang tengah berada di Malaysia, Rabu (18/12/2019) saat bertemu dengan Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Riayatuddin Al-Mustafa Billah Shah mengatakan, masalah Palestina, campur tangan adidaya dunia dalam urusan internal negara Muslim dan urgensitas kemajuan ilmu pengetahuan dan ekonomi, di antara isu terpenting Dunia Islam.

Rouhani juga menyinggung 70 tahun pengungsian rakyat Palestina dan menuturkan, Palestina merupakan salah satu luka parah yang diderita Dunia Islam, dan masalah ini harus mendapat perhatian serius dalam pertemuan petinggi negara-negara Muslim, Kuala Lumpur Summit 2019.

Sementara itu Raja Malaysia mengapresiasi partisipasi Rouhani dalam pertemuan Kuala Lumpur, dan menganggap kehadiran Presiden Iran dapat meningkatkan level pertemuan. Ia berharap, pertemuan petinggi negara-negara Muslim dapat membawa kebaikan serta keberkahan bagi umat Islam.

Raja Malaysia menyebut kehadiran mahasiswa Iran yang belajar di Malaysia sebagai poin penting dalam hubungan dua negara, dan ia menekankan tekad pemerintah Kuala Lumpur untuk berusaha agar mereka tinggal dan belajar dengan nyaman di negara ini.

Presiden Iran dan Raja Malaysia juga menilai perluasan hubungan bilateral dua negara di berbagai bidang khususnya ekonomi dan kebudayaan, sangat penting.

 

Hassan Rouhani dan Mahathir Mohamad

Sebelumnya, Presiden Iran bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad untuk membahas kerja sama di tingkat bilateral, regional dan internasional.

Rouhani mengatakan, negara-negara Muslim harus bekerja sama satu sama lain untuk melawan tekanan kekuatan-kekuata utama dunia.

Presiden Iran menekankan bahwa hubungan Tehran dengan Kuala Lumpur sangat penting bagi Republik Islam.

"Kedua negara harus mengembangkan kerja sama ilmiah dan teknologi mereka. Bidang-bidang seperti energi, industri, pariwisata, dan teknologi informasi, serta kerja sama maritim bisa menjadi potensi yang sangat baik untuk pengembangan hubungan dan kerja sama antara kedua negara," jelasnya.

Dalam pertemuan tersebut, PM Malaysia menekankan pengembangan hubungan antara Kuala Lumpur dan Teheran di semua bidang.

"Iran didukung oleh kami dan kami serius dalam mempererat hubungan. Kami sering berada di bawah tekanan kekuatan-kekuatan utama dunia, dan kami mengutuk sanksi ilegal terhadap Iran, yang bertentangan dengan peraturan PBB,"  kata Mahathir Mohamad.

PM Malaysia menambahkan bahwa Iran tentunya akan melanjutkan langkahnya meskipun ada tekanan AS dan Eropa, dan Tehran memiliki pengalaman yang baik dalam mengelola tekanan asing, yang perlu kita pelajari.

Sementara itu, Presiden Republik Islam Iran dalam pertemuan dengan mitranya dari Turki Recep Tayyip Erdogan menekankan kerja sama antara kedua negara untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi dunia Islam dan kawasan.

 

Hassan Rouhani dan Recep Tayyip Erdogan 

Rouhani dan Erdogan bertemu di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Kuala Lumpur 2019 (Kuala Lumpur Summit 2019) di Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia, Kamis (19/12/2019).

Keduanya menekankan kerja sama bilateral untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dunia Muslim dan persoalan di kawasan.

Presiden Iran dan Turki juga membicarakan isu-isu regional, terutama perkembangan di Suriah, dan menekankan kerja sama antara kedua negara dalam kerangka perundingan Astana untuk membantu penyelesaian krisis di negara Arab itu.

Di bagian lain pembicaraan, Presiden Iran dan Turki membahas kondisi terbaru hubungan bilateral antara kedua negara dan pengembangan serta peningkatan hubungan di semua bidang, terutama energi, transportasi, industri, perdagangan, dan perbankan.

 

 

Di sela-sela KTT Kuala Lumpur 2019, Presiden Iran telah mengadakan pertemuan terpisah dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, Raja Malaysia Sultan Abdullah dan Perdana Menteri Mahathir Mohamad.

 

Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi Iran, Mohammad Javad Azari Jahromi

Iran-Malaysia Kaji Kerjasama Teknologi Kecerdasan Buatan

Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi Iran, dan Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia, mengkaji kemajuan kerja sama dua negara dalam kerangka komisi ekonomi bersama.

IRNA (19/12/2019) melaporkan, Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi Iran, Mohammad Javad Azari Jahromi, Kamis (19/12) bertemu dengan Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia, Darell Leiking, dan pejabat Malaysia yang mengurusi komisi bersama dua negara, di Kuala Lumpur.

Kedua pihak dalam pertemuan ini sepakat untuk membentuk komisi perbankan, pariwisata, peradilan dan komunikasi di bawah pengawasan komisi ekonomi bersama Iran-Malaysia bulan Februari 2019 mendatang, dengan maksud untuk mempermudah dan mempercepat proses kerja sama bilateral.

Jahromi juga menyampaikan usulan kerja sama antarperguruan tinggi Iran dan Malaysia di bidang penelitian dan pengembangan sains bersama terkait kecerdasan buatan, dan usulan itu mendapat sambutan baik dari pihak Malaysia, rencananya usulan ini akan masuk agenda kerja sama dua negara.

 

Presiden Iran, Hassan Rouhani dan PM Jepang, Shinzo Abe

PM Jepang Sambut Kunjungan Presiden Iran

dana Menteri Jepang Shinzo Abe secara resmi menyambut kunjungan Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani pada hari Jumat di Istana perdana menteri pada hari Jumat (20/12/2019).

Setelah lagu kebangsaan kedua negara dimainkan, Rouhani dan Abe meninjau pasukan dan memperkenalkan delegasi yang menyertai satu sama lain.Usai upacara penyambutan resmi, Rouhani dan Abe bertemu secara pribadi, dan melakukan pembicaraan bersama dengan para delegasi tingkat tinggi.

PM Jepang juga menyelenggarakan acara makan malam untuk menghormati Presiden Iran dan delegasi yang menyertainya.

Dalam konferensi pers bersama dengan Abe di Tokyo pada hari Jumat, Rouhani mengatakan, cara ilegal AS meninggalkan kesepakatan nuklir JCPOA, tidak membawa keuntungan bagi Washington dan bagi pihak mana pun mitra kesepakatan, dan membuktikan bahwa sanksi hanya membawa kerugian bagi semua.

Rouhani meminta semua negara untuk mematuhi resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB. Menurutnya, sanksi AS terhadap Iran adalah sebuah bentuk terorisme ekonomi, dan negara-negara yang melakukan perang anti-terorisme, harus melawan tindakan tersebut.

Iran, lanjut Rouhani, telah melakukan semua upaya untuk mempertahankan kesepakatan nuklir dalam konteks pemenuhan kepentingannya, dan kami meminta mitra lain JCPOA untuk memenuhi komitmen mereka.

"Pengurangan komitmen JCPOA oleh Iran secara bertahap, terjadi setelah AS meninggalkan kesepakatan dan keengganan Eropa untuk melaksanakan komitmennya," jelasnya.

Rouhani lebih lanjut mengatakan, Iran selalu berusaha untuk menciptakan perdamaian dan keamanan di kawasan dan dunia melalui kerja sama dengan negara-negara regional dan para tetangganya.

Dalam hal ini, ujarnya, kami telah mengirimkan surat kepada para pemimpin negara-negara regional.

Sementara itu, Shinzo Abe menyampaikan kepuasannya atas kunjungan presiden Iran ke Jepang dan mengatakan, hubungan kedua negara telah memasuki usia ke-90 tahun dan kegiatan saling kunjung dalam beberapa tahun terakhir telah memperkuat hubungan Tehran-Tokyo lebih dari sebelumnya.

Abe menekankan ketertarikan negaranya untuk memperluas hubungan dengan Iran di semua bidang.

"Tokyo bertekad untuk memperluas kerja sama dengan tehran di semua bidang," tegasnya.

 

Sayid Abbas Araqchi

Araqchi: Konsultasi Politik Iran-Jepang akan Dilanjutkan

Deputi Menteri Luar Negeri Iran urusan politik mengatakan, konsultasi politik Iran dan Jepang akan dilanjutkan. Menurutnya, dalam pertemuan pejabat Iran dan Jepang baru-baru ini, dibahas isu bilateral, regional, internasional dan masalah-masalah terkait JCPOA dan sanksi Amerika Serikat.

IRNA (21/12/2019) melaporkan, Sayid Abbas Araqchi, Sabtu (21/12) terkait hasil kunjungan Presiden Iran, Hassan Rouhani ke Jepang, menegaskan bahwa konsultasi politik intens antara Tehran dan Tokyo selalu dilakukan.

Ia menambahkan, tahun ini bertepatan dengan peringatan 90 tahun hubungan diplomatik kedua negara, dan untuk menyikapi perkembangan terbaru dunia, termasuk tekanan Amerika dan sanksi menindas yang diterapkan atas Iran pasca keluarnya Amerika dari kesepakatan nuklir, dialog yang lebih intens dan padat antara Iran dan Jepang menjadi sebuah keharusan.

Araqchi menuturkan, dalam kerangka ini, Jumat (20/12) malam, perundingan yang berat dan padat dilakukan pejabat tinggi Iran dan Jepang.(PH)