Empat Dampak Nyata Teror Jenderal Qasem Soleimani
Kejahatan pemerintah Amerika Serikat meneror Komandan Pasukan Qods, IRGC, Letjen Qasem Soleimani membawa sejumlah dampak yang nyata dan langsung.
Salah satu dampak terpenting teror Jenderal Qasem Soleimani dan kawan-kawan seperjuangannya tampak dari sikap Dewan Keamanan PBB yang kehilangan kredibilitas akibat teror ini.
Di BAB V, Pasal 24, Piagam PBB disebutkan, supaya PBB dapat menjalankan tindakannya dengan lancar dan tepat, maka anggota-anggota memberikan tanggung jawab utama kepada Dewan Keamanan untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional.
Sementara Amerika secara resmi mengumumkan telah membunuh Jenderal Qasem Soleimani. Oleh karena itu Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengatakan, langkah Amerika meneror Jenderal Soleimani adalah bukti penggunaan kekerasan secara ilegal.
DK PBB yang biasanya segera menggelar sidang luar biasa pasca kejadian semacam itu, kali ini hanya diam menyaksikan kejahatan Amerika, dan tidak melakukan apapun.
Dampak penting teror Amerika terhadap Komandan Pasukan Qods Iran berikutnya adalah terbukanya kesempatan bagi kelompok teroris Daesh untuk sedikit bergembira.
Jenderal Qasem Soleimani adalah salah satu pelopor perang melawan Daesh, dan memainkan peran kunci dalam mengalahkan kelompok teroris binaan Amerika itu di Irak dan Suriah.
Majalah mingguan Daesh, Al Naba, Kamis (9/1/2020) mengulas pembunuhan Jenderal Soleimani oleh pasukan Amerika, dan mengaku gembira.
Dampak penting lain dari teror Syahid Soleimani adalah pukulan telak yang diterima Amerika. Dari satu sisi pemerintahan yang mendakwa diri mampu menghegemoni sistem global ini secara resmi melakukan teror, dan terang-terangan mengakuinya, di sisi lain Republik Islam Iran dengan serangan balasannya ke pangkalan militer Amerika di Irak, berhasil memberikan reaksi tegas atas kejahatan teror Gedung Putih.
Wasef Erekat, salah seorang pengamat politik Palestina terkait hal ini menuturkan, serangan rudal Iran ke pangkalan militer Ain Al Asad di Irak sangat berharga, pasalnya tembakan rudal Iran tepat mengenai lokasi penerbangan drone yang membunuh Jenderal Soleimani.
Ain Al Asad adalah pangkalan udara terbesar kedua Amerika dari sisi luas area, dan mampu menampung 5000 tentara. Pangkalan ini dilengkapi dengan sistem keamanan terkontrol dan radar canggih, akan tetapi radar-radar itu berhasil dilumpuhkan Iran sehingga tidak bisa mendeteksi rudal-rudal IRGC. Ini menjadi pukulan berikutnya bagi Amerika karena sebelumnya mereka begitu membanggakan sistem pertahanan udara dan kecanggihan radar yang dimilikinya.
Pasca serangan balasan Iran, Amerika seolah tak berharga di kawasan, dan ini lebih penting dari tewasnya tentara mereka. Amerika tidak mau mengakui jumlah korban yang dideritanya akibat serangan rudal Iran, tapi foto satelit memperlihatkan kerusakan berat pada fasilitas pangkalan dan infrastruktur miliknya. Ditambah lagi laporan media seputar evakuasi tentara Amerika ke Israel dan Baghdad.
Dampak penting terakhir teror Haj Qasem adalah terbuktinya kekuatan pencegahan Iran, dan melemahnya kubu imperialis di kawasan.
Sayid Jalal Dehghani, salah seorang pengajar di perguruan tinggi Iran menjelaskan, teror Jenderal Soleimani telah melemahkan front anti-perlawanan dan membuka peluang mundurnya Amerika dari kawasan, karena Presiden Donald Trump juga mendapat tekanan luar biasa untuk menarik pasukan Amerika dari Irak dan Suriah, sebagaimana dijanjikannya pada masa kampanye. (HS)