Iran Aktualita, 2 Februari 2020
Dinamika Iran selama beberapa hari terakhir diwarnai sejumlah isu penting di antaranya reaksi para pejabat Republik Islam Iran terhadap rencana Kesepakatan Abad.
Isu lainnya mengenai ziarah Rahbar ke makam Imam Khomeini ra, warga Iran memperingati syahadah putri Rasulullah Saw, Sayidah Fathimah al-Zahra as dan YouTube memberangus kekebasan berekspresi.
Reaksi Para Pejabat Iran atas Rencana Kesepakatan Abad
Presiden Iran Hassan Rouhani menyebut prakarsa Amerika, Kesepakatan Abad sebagai prakarsa yang paling tercela abad ini.
Rouhani dalam sebuah tweet pada Rabu malam, 29 Januari, menulis, "Sudah cukup tindakan bodoh ini. Prakarsa Abad yang paling dibenci."
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Mohammad Javad Zarif mereaksi prakarsa Kesepakatan Abad yang dirancang oleh Amerika Serikat untuk menyelesaikan konflik Palestina dengan rezim Zionis Israel.
Zarif dalam tweetnya pada hari Senin, 27 Januari, menyebut prakarsa Kesepakatan Abad sebagai "delusi" dan "mati pada saat kedatangan."
Dia menambahkan, dunia harus menghormati hak semua rakyat Palestina untuk menentukan nasib mereka sendiri.
Tidak sekali itu, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Mohammad Javad Zarif juga mengecam apa yang disebut sebagai rencana perdamaian Amerika Serikat untuk konflik Israel-Palestina, Kesepakatan Abad (Deal of the Century).
Dia menyebut inisiatif itu sebagai "mimpi buruk" untuk kawasan dan dunia.
Zarif dalam tweetnya pada hari Selasa, 28 Januari, menulis, apa yang disebut "Visi untuk Perdamaian" dari Presiden AS Donald Trump hanyalah proyek impian dari pengembang real estat yang diliputi kebangkrutan.
Menlu Iran menambahkan, rencana itu adalah "mimpi buruk bagi kawasan dan dunia dan diharapkan prakarsa tersebut merupakan lonceng untuk bangun bagi semua umat Islam, yang berada di jalur yang keliru.
Zarif juga menyerukan persatuan untuk tujuan Palestina. Dia menyebut apa yang dianggap sebagai "rencana perdamaian" ini adalah "berjalan sambil tidur menuju malapetaka."
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif juga menganggap prakarsa Amerika-Zionis, Kesepakatan Abad sebagai gerbang menuju ke neraka.
Sementara itu, Ketua Parlemen Republik Islam Iran Ali Larijani menyerukan penolakan terhadap prakarsa Kesepakatan Abad (Deal of the Century) yang diprakarsai oleh Amerika Serikat untuk menyelesaikan konflik antara Palestina dan rezim Zionis Israel.
Dia menegaskan dukungan kepada referendum untuk menyelesaikan masalah Palestina dan penggunaan diplomasi parlemen.
Hal itu disampaikan Larijani dalam surat kepada para ketua parlemen di negara-negara Muslim pada hari Rabu, 29 Januari.
Ketua Parlemen Iran mengungkapkan penentangan dan rasa jijik terhadap langkah Presiden AS Donald Trump yang meluncurkan Kesepakatan Abad, dan menegaskan bahwa negara-negara Muslim harus segera melawan Kesepakatan Abad dan menyelesaikan masalah Palestina.
Menurut Ketua Parlemen Iran, peluncuran prakarsa Kesepakatan Abad oleh Trump melanggar semua kesepakatan dan perjanjian, hukum dan resolusi-resolusi internasional, Piagam PBB, Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam tentang penyelesaian krisis Palestina.
Larijani menambahkan, Republik Islam Iran menganggap prakarsa demokratis dan politik melalui penyelenggaraan referendum di wilayah pendudukan (Palestina) yang diikuti oleh semua penduduk asli di hadapan PBB, di mana merupakan solusi atas krisis saat ini dan penyelesaian secara adil, sebagai hak rakyat tertindas Palestina.
Ketua Palemen Iran lebih lanjut meminta semua ketua parlemen di negara-negara Muslim untuk melakukan upaya yang diperlukan guna menghadapi prarkarsa palsu Kesepakatan Abad dan membantu proses penyelesaian masalah Palestina melalui dukungan kepada penyelenggaraan referendum dan pemanfaatan kapasitas diplomasi.
Presiden AS Donald Trump pada Selasa lalu, mengumumkan Kesepakatan Abad setelah bertemu dengan Perdana Menteri Zionis Benjamin Netanyahu di Gedung Putih.
Pemerintah AS adalah pendukung utama pendudukan dan kejahatan Israel terhadap rakyat tertindas Palestina.
Prakarsa Trump ini disiapkan dengan lampu hijau dari beberapa negara Arab termasuk Arab Saudi dan bertujuan untuk menghapus hak-hak rakyat Palestina.
Kesepakatan Abad menyerahkan Quds kepada rezim Zionis, mencabut hak kepulangan dari pengungsi Palestina, merampas hak perlawanan dari pejuang Palestina, dan tanah Palestina hanya terdiri dari wilayah yang tersisa di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Seluruh faksi Palestina secara tegas menentang tindakan tersebut. Sejumlah negara, politisi, dan tokoh agama di seluruh dunia terutama umat Islam, mengecam Kesepakatan Abad.
Rahbar Menziarahi Makam Imam Khomeini
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menziarahi makam Pendiri Republik Islam Iran Imam Khomeini ra pada Sabtu pagi, 1 Februari 2020.
Ziarah tersebut dilakukan bertepatan dengan dimulainya Dahe Fajr (10 Fajar Kemenangan) dan peringatan 41 Kemenangan Revolusi Islam Iran.
Ayatullah Khamenei juga berziarah ke makam Syahid Ayatullah Beheshti, Syahid Rajai, Syahid Bahonar, dan Shohaday-e Haftom-e-Tir.
Selain itu, Rahbar juga menziarahi makam para syuhada lainnya dan melantunkan doa untuk arwah pada Syuhada Islam.
Ayatullah Khamenei juga berdoa agar jalan penuh kebanggaan bangsa Iran terus berlanjut.
1 Februari yang bertepatan dengan tanggal 12 Bahman merupakan awal dari epik Dahe Fajr di Iran.
Imam Khomeini ra kembali ke Iran pada tangggal 1 Februari 1979 atau 12 Bahman 1357 HS setelah 15 tahun berada di pengasingan, dan disambut meriah oleh rakyat negara ini.
Setelah 10 hari kembalinya Imam Khomeini ra ke Iran, Revolusi Islam Iran meraih kemenangan pada tanggal 22 Bahman 1357 HS atau 11 Februari 1979.
Oleh karena itu, sejak tanggal 12-22 Bahman dinamai sebagai Dahe Fajr, di mana setiap tahun, rakyat Iran menggelar acara khusus pada 10 hari itu untuk memperingati kemenangan Revolusi Islam.
Peringatan kemenangan Revolusi Islam mencapai puncaknya pada 22 Bahman, di mana jutaan rakyat Iran akan turun ke jalan-jalan menggelar Pawai 22 Bahman.
Selain itu, Ayatullah Khamenei juga berziarah ke makam Syahid Ayatullah Beheshti, Syahid Rajai, Syahid Bahonar, dan Shohaday-e Haftom-e-Tir.
Selain itu, Rahbar juga menziarahi makam para syuhada lainnya dan melantunkan doa untuk arwah pada Syuhada Islam.
Ayatullah Khamenei juga berdoa agar jalan penuh kebanggaan bangsa Iran terus berlanjut.
Peringatan Syahadah Putri Rasulullah Saw di Iran
Masyarakat Republik Islam Iran di berbagai provinsi negara ini memperingati kesyahidan Sayidah Fatimah as, Putri Rasulullah Saw, Rabu (29/1/2020).
Penduduk dan pejabat lokal di Provinsi Kermanshah berkumpul di Masjid Jami kota Kermanshah.
Masyarakat di kota Mashhad dan Qom serta kota-kota lainnya juga menyelenggarakan acara peringatan kesyahidan Putri Rasulullah Saw.
Ayatullah Vahid Khorasani, seorang Marja' Taklid Syiah, para pelajar agama dan ulama juga terlihat dalam acara tersebut.
Sementara itu, peringatan mengenang kesyahidan Sayidah Fatimah Az-Zahra as berlangsung di Huseiniyah Imam Khomeini ra, Tehran, ibu kota Republik Islam Iran.
Acara yang berlangsung pada Selasa (28/1/2020) malam itu dihadiri oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei.
Sayidah Fatimah az-Zahra sa, Putri tercinta Rasulullah Saw, gugur syahid pada tanggal 3 Jumadil Tsani 11 HQ dalam usia 18 tahun.
Sayidah Fatimah as lahir lima tahun setelah Nabi Muhammad Saw diangkat sebagai Rasul. Setelah ibunda beliau, Sayidah Khadijah wafat, beliau menjadi pendamping setia Rasulullah Saw dalam penyebaran ajaran Islam sehingga dijuluki sebagai "Ummu Abiiha" atau ibu dari ayahnya.
Di bawah bimbingan Rasulullah Saw, Sayidah Fatimah mencapai keilmuan dan ketakwaan yang sangat tinggi. Beliau dikenal sebagai seorang perempuan yang tekun beribadah, penyabar, dan suka bersedekah.
Salah satu di antara wasiat Sayidah Fatimah as adalah orang yang beriman kepada Allah Swt dan Hari Kiamat harus bertutur kata yang baik atau diam, sebab Allah Swt menyukai orang-orang yang berbuat baik dan bertakwa dan membenci orang-orang yang buruk dalam bertutur kata.
YouTube Hapus Akun Press TV Iran
Web berbagi video milik Amerika, YouTube dalam sebuah aksi yang melanggar kekebasan berekspresi, menghapus akun saluran televisi Iran berbahasa Inggris, Press TV.
Seperti dikutip laman Farsnews, Kamis (30/1/2020), surat kabar The Times Inggris menyatakan bahwa YouTube menghapus akun milik Press TV di Inggris karena menyebarkan konten anti-rezim Zionis.
Akun Press TV UK – yang berisi ratusan video dan memiliki 28.000 anggota – dinonaktifkan dan dihapus, beberapa hari setelah pemerintahan terorisme AS membunuh Komandan Pasukan Quds Iran, Letnan Jenderal Qasem Soleimani.
Web berbagai foto dan video, Instagram dalam beberapa pekan terakhir juga menghapus foto-foto Letjen Soleimani yang diposting oleh para netizen.
Jaringan sosial media yang berbasis di AS seperti YouTube, Twitter, dan Instagram telah menghapus ribuan akun dan halaman yang terkait dengan Iran. Tindakan ini dilakukan untuk mendukung aksi terorisme pemerintah AS dan rezim Israel.