Khutbah Jumat di Tehran, 14 Februari 2020
(last modified Sat, 15 Feb 2020 12:21:43 GMT )
Feb 15, 2020 19:21 Asia/Jakarta

Shalat Jumat di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran pekan ini, 14 Februari 2020 diimami oleh Hujjatul Islam wal Muslimin Kazem Seddeqi.

Imam dan Khatib Shalat Jumat Tehran dalam khutbahnya memuji partisipasi besar rakyat Iran dalam Pawai 22 Bahman untuk memperingati Kemenangan Revolusi Islam Iran ke-41.

Hujjatul Islam wal Muslimin Seddeqi mengatakan, partisipasi besar rakyat Iran dalam Pawai 22 Bahman menunjukkan kekuatan publik, harapan, ketahanan Revolusi dan solidaritas untuk melawan kekuatan arogan.

Khatib Shalat Jumat Tehran mengecam proyek "Kesepakatan Abad" (Deal of the Century) yang diprakarsai oleh Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel. Menurutnya, proyek ini adalah skandal bagi Presiden AS Donald Trump yang tidak memiliki kehormatan lagi, dan rezim Zionis Israel.

Hujjatul Islam wal Muslimin Seddeqi menegaskan, Kesepakatan Abad pasti akan gagal, di mana proyek ini telah menciptakan kebangkitan baru di dunia Islam yang akan mencegah mereka dari mencapai tujuan jahatnya.

Khatib Shalat Jumat menuturkan, Kesepakatan Abad telah mendorong rakyat Palestina untuk keluar dari rumah guna merebut tanah air mereka.

Presiden AS Donald Trump mengumumkan Kesepakatan Abad pada 28 Januari 2020 setelah melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri rezim Zionis Israel Benjamin Netanyahu dan seorang politisi senior rezim ini, Benny Gantz.

Berbicara di samping Trump di Gedung Putih, Netanyahu mengatakan bahwa Israel juga harus memiliki kedaulatan di Lembah Yordania.

Pemimpin Otorita Ramallah Mahmoud Abbas terkait Kesepakatan Abad mengatakan, al-Quds tidak untuk dijual. Dia menyebut Kesepakatan Abad sebagai "tamparan abad ini."

"Saya katakan kepada Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu: al-Quds tidak untuk dijual, semua hak kami tidak untuk dijual dan tidak untuk tawar-menawar. Dan kesepakatan Anda, konspirasi, tidak akan lolos," kata Abbas.

Sami Abu Zuhri, pejabat senior Hamas juga mereaksi Kesepakatan Abad dan mengatakan, pernyataan Trump mengenai apa yang disebut sebagai pakarsa perdamaian (Kesepakatan Abad) adalah permusuhan dan akan menciptakan kemarahan luas.

Berdasarkan Kesepakatan Abad, al-Quds akan diserahkan kepada rezim Zionis, pengungsi Palestina di luar negeri tidak berhak kembali ke tanah airnya, dan Palestina hanya terdiri dari wilayah yang tersisa di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Kesepakatan Abad merupakan prakarsa pemerintah AS untuk menghapus hak-hak rakyat Palestina. Prakarsa ini dibuat melalui kerja sama dengan sejumlah negara Arab seperti Arab Saudi, Bahrain dan Uni Emirat Arab.

Dalam kerangka Kesepakatan Abad, Trump pada 6 Desember 2017 mengumumkan al-Quds pendudukan sebagai ibu kota rezim Zionis.

AS kemudian memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke al-Quds pada Senin, 14 Mei 2018. Al-Quds diduduki rezim Zionis sejak tahun 1967. (RA)