Suasana di RS Farhikhtegan Tehran (2)
(last modified Sat, 04 Apr 2020 14:04:39 GMT )
Apr 04, 2020 21:04 Asia/Jakarta
  • Perawat di RS Farhikhtegan Tehran.
    Perawat di RS Farhikhtegan Tehran.

Dokter, perawat dan staf di Rumah Sakit Farhikhtegan, Tehran, ibu kota Republik Islam Iran bekerja siang malam secara bergantian untuk merawat para pasien yang terinfeksi virus Corona (COVID-19).

Mereka telah bekerja keras menangani pasien COVID-19 sejak lebih dari sebulan lalu setelah virus tersebut menular hingga ke Republik Islam Iran. Bahkan sebagian dari mereka secara sukarela tidak pulang ke rumah agar bisa merawat para pasien.

Untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti shalat dan makan, mereka harus tetap memakai baju pelindung dan menjaga aturan yang standar kesehatan dan keselamatan agar tidak tertular virus Corona.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Republik Islam Iran Kianoush Jahanpour mengatakan, hingga sekarang 19.736 pasien yang terinfeksi virus Corona (Covid-19) di Iran telah sembuh dan diizinkan pulang dari rumah sakit.

"Sejak Jumat siang hingga hari (Sabtu siang), berdasarkan hasil laboratorium, ada 2.560 pasien baru yang terinfeksi virus Corona, sehingga jumlah total pasien yang terinfeksi virus ini menjadi 55.743 orang," kata Jahanpour, Sabtu (4/4/2020) siang.

Dia menambahkan, sayangnya selama 24 jam lalu, 158 pasien yang terinfeksi Covid-19 di Iran meningal dunia, sehingga jumlah total yang meninggal dunia akibat virus ini hingga sekarang mencapai 3.452 orang. Sementara 4.103 pasien dalam kondisi kritis.

Iran telah mulai menerapkan Karantina Kewilayahan dan Social Distancing di seluruh negeri sejak Jumat pagi, 27 Maret 2020 untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.

Lebih dari 69 juta warga Iran juga telah menjalani program screening. Iran juga melakukan Case Finding untuk mengidentifikasi warga yang tertular virus Corona.

Selain itu, Iran menggunakan Plasma Darah pasien Covid-19 yang telah sembuh untuk disuntikan kepada pasien yang masih sakit.

Plasma darah pasien corona yang telah sembuh bisa dijadikan "obat" pada pasien yang masih sakit. Sebab, plasma darah pasien sembuh dianggap memiliki antibodi yang tinggi.

Plasma darah merupakan bagian cair dari darah yang membawa sel darah, agen pembekuan darah, oksigen dan komponen kunci lainnya, termasuk antibodi

Covid-19 ditemukan pertama kali pada Desember 2019 di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Virus ini telah menyebar ke lebih dari 200 negara dunia. Menurut data terbaru, setidaknya lebih dari 1.100.935 orang telah terinfeksi virus Corona di seluruh dunia.

Lebih dari 225.563 pasien virus ini berhasil sembuh dan lebih dari 60.357 lainnya meninggal dunia. (RA)

 

Tags