Suasana Masjid Jamkaran Menjelang Nisfu Sya'ban (1)
Masjid Jamkaran di kota Qom, Republik Islam Iran tampak sepi menjelang peringatan 15 Sya'ban. Hal ini disebabkan masyarakat tetap berada di rumah untuk mencegah penyebaran virus Corona, COVID-19. 15 Sya'ban adalah diantara perayaan terbesar umat Islam, terutama mereka yang Muslim bermazhab Syiah. Sebab, hari tersebut diperingati sebagai hari kelahiran Imam Mahdi af. Nisfu Sya'ban tahun ini bertepatan dengan tanggal 9 April.
Hari Kamis, 15 Sya'ban 1441 HQ atau 9 April 2020 bertepatan dengan hari kelahiran Imam Mahdi af. Pada sebagian riwayat, malam pertengahan Sya'ban adalah malam paling mulia setelah Lailatul Qadar.
Umat Islam menjadikan malam pertengahan Sya'ban sebagai malam untuk beribadah semalam suntuk dengan menghidupkan amalan-amalan sunnah. Sebagian umat Islam berhmazhab Ahlusunnah dan kelompok-kelompok tarikat juga meyakini malam Nisfu Sya'ban memiliki keutamaan yang sangat besar.
Perayaan Nisfu Sya'ban adalah bagian dari perayaan besar umat Islam, terutama di Republik Islam Iran. Biasanya pada malam tersebut, warga Iran berbondong-bondong ke masjid dan Huseiniyah untuk mengikuti doa bersama Nisfu Sya'ban. Namun karena tahun ini ada virus Corona, Covid-19, acara tersebut ditiadakan.
Pada tahun-tahun sebelumnya, perayaan malam Nisfu Sya'ban di Iran dipusatkan di Masjid Jamkaran, Qom dan juga di Kompleks Makam Imam Ali Ridha as, Cicit Rasulullah Saw di Mashhad. Namun tahun ini, masyarakat berdoa di rumah masing-masing.
Agama-agama Samawi percaya bahwa masa depan umat manusia akan meniti sebuah jalur yang rasional dan dunia bergerak menuju kebaikan dan keutamaan. Tentu saja, ada banyak orang yang tidak bisa menerima fakta ini dan mereka memilih memperbanyak kerusakan dan kehancuran di muka bumi. Namun pada akhirnya, seseorang akan muncul untuk menyelamatkan umat manusia serta menyembuhkan semua penderitaan dan kepedihan mereka.
Hari ini adalah hari kelahiran sosok yang dijanjikan itu. Pada 15 Sya'ban 255 Hijriyah, Imam Mahdi as terlahir ke dunia di kota Samarra, Irak dan kemudian menjalani kegaiban yang panjang. Dia adalah juru selamat di akhir zaman dan dialah sosok yang dijanjikan kemunculannya. Kelak, Imam Mahdi akan muncul dan bangkit atas kehendak Allah Swt serta memimpin dunia dengan keadilan.
Dunia sudah menanti kelahiran juru selamat selama bertahun-tahun. Ia adalah pelita dan penerus jalan imamah. Nama dan kunyahnya sama seperti nama dan kunyah Rasulullah Saw. Ia dilahirkan dari seorang ayah yang suci dan ibu yang mulia. Ayahnya adalah Imam Kesebelas Syiah yaitu, Imam Hasan Askari as dan ibunya bernama Nargis Khatun.
Imam Mahdi disebut Baqiyatullah, karena menjadi "simpanan" Tuhan untuk menghancurkan kezaliman di dunia dan kemudian mengibarkan panji keadilan. Beliau juga dijuluki al-Qaim, sebab akan melakukan kebangkitan untuk menegakkan keadilan. Beliau adalah Mahdi Mau'ud yaitu sosok yang dijanjikan kemunculannya.
Umat manusia yang hidup di tengah berbagai peristiwa di sepanjang sejarah dunia, sedang menanti sebuah peristiwa besar yang akan terjadi di akhir zaman. Sejak awal sampai sekarang, dunia telah dipenuhi oleh banyak penindasan dan kekejaman.
Kaum tertindas akan menghidupkan rasa optimismenya dengan mengingat hari kelahiran Imam Mahdi. Terlebih semua agama dan mazhab meyakini bahwa seorang juru selamat akan muncul di akhir zaman atas kehendak Tuhan dan melakukan keajaiban dalam menyelamatkan manusia dari kezaliman.
Dalam hal ini, ada perbedaan mendasar antara keyakinan Syiah dan mazhab-mazhab Islam lainnya mengenai Imam Mahdi. Syiah meyakini bahwa Imam Mahdi telah lahir ke dunia dan sedang menjalani fase keghaiban yang panjang. Ahlu Sunnah percaya bahwa Imam Mahdi akan muncul di akhir zaman dari keluarga Rasulullah Saw.
Rasulullah menyebut Imam Mahdi sebagai "burung merak penghuni surga." Ia adalah intisari dari semua kebaikan serta mewarisi semua sifat dan akhlak para nabi. Dia menyeru semua orang dengan pekikan, "Aku adalah baqiyatullah."
Imam Mahdi akan mengalahkan semua musuh dengan bantuan Allah Swt dan kemudian menciptakan keadilan untuk semua orang. Imam Husein as berkata, "Kelak ketika penegak keadilan – Imam Mahdi – bangkit, maka keadilannya akan mencakup orang baik dan orang jahat."
Menurut keyakinan Henry Corbin, seorang filsuf, teolog, Iranolog, dan profesor studi Islam, mazhab Syiah merupakan satu-satunya mazhab, di mana hubungan hidayah Ilahi tetap terpelihara antara Tuhan dan hamba dan garis kepemimpinan senantiasa hidup. Dalam mazhab Syiah, dia (Imam Mahdi) adalah sebuah hakikat yang hidup di mana pandangan ilmiah tidak dapat menganggapnya bagian dari kebohongan dan menghapusnya dari realitas.
Surat al-Qashash ayat 5-6 berbicara tentang kemunculan seseorang di akhir zaman dan sebelum datangnya hari kiamat, di mana agendanya sama dengan misi dakwah Rasulullah Saw.
"Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di muka bumi itu, hendak menjadikan mereka pemimpin, dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi). dan akan Kami teguhkan kedudukan (kekuasaan) mereka di muka bumi, dan akan Kami perlihatkan kepada Fira‘un dan Haman beserta tentara mereka apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka (Bani Isra'il) itu."
Dalam surat an-Nur ayat 55, Allah Swt berjanji akan menyerahkan tugas penyebaran agamanya di seluruh dunia kepada orang-orang saleh.
"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa…"
Imam Mahdi sedang menjalani fase keghaiban, tetapi memiliki kehadiran nyata dalam kehidupan manusia. Seseorang bertanya kepada Imam Jakfar Shadiq as, "Bagaimana masyarakat mendapatkan manfaat dari imam yang ghaib?" Imam berkata, "Mereka akan memperoleh manfaat dari imam ghaib layaknya mereka mengambil manfaat dari matahari yang tertutupi awan.”
Abu Manshur al-Thabarsi dalam kitabnya, Al-Ihtijaj menukil sebuah kisah tentang surat Imam Mahdi kepada salah satu ulama besar, Syeikh Mufid. Salah satu dari isi surat tersebut berbunyi, "Salam sejahtera atasmu wahai teman yang tulus dalam agama Allah dan terdepan dalam keyakinan kepada kami… Semoga Allah membantu engkau melawan para pelanggar janji yang telah keluar dari agama Tuhan, seakan mereka tidak mengetahui kesalahannya… Perangilah semua fitnah yang datang dan tentu saja sebagian orang akan binasa dalam ujian dan fitnah ini, dan tentu saja ini semua adalah salah satu tanda dari tanda-tanda kebangkitan kami. Jangan biarkan perintah dan larangan kami terabaikan dan ketahuilah bahwa meskipun orang-orang kafir dan musyrik membenci, Allah akan menyempurnakan cahaya-Nya."
Imam Mahdi akan menghidupkan hati dan tanah-tanah yang gersang dengan kemunculannya. Dalam budaya Islam, kita tidak cukup hanya dengan meyakini juru selamat dan menanti datangnya hari yang dijanjikan, tetapi kita berkewajiban mempersiapkan ruang untuk kemunculan juru selamat.
Imam Shadiq as berkata, "Barang siapa yang ingin menjadi sahabat Imam Mahdi, maka ia harus menjadi penanti hakiki dan selama penantiannya, ia harus bertakwa dan berperilaku mulia. Jika ia meninggal dalam kondisi seperti itu dan kemudian Imam Mahdi bangkit, maka pahalanya sama seperti pahala orang yang bersama beliau." (RA)