Meski Dikarantina, Rakyat Iran Tak Kekurangan Bahan Pokok (1)
(last modified Wed, 08 Apr 2020 12:52:02 GMT )
Apr 08, 2020 19:52 Asia/Jakarta
  • Meski Dikarantina, Rakyat Iran Tak Kekurangan Bahan Pokok (1)

Virus Corona, COVID-19 telah menyebar di berbagai provinsi di Republik Islam Iran sejak kasus terkait virus ini ditemukan di kota Qom pada tanggal 19 Februari 2020.

Pemerintah Iran juga telah memberlakukan Karantina Kewilayahan (Lockdown) dari tanggal 27 Maret 2020 dan berakhir pada tanggal 8 April 2020 jika tidak ada rencana untuk memperpanjang karantina tersebut.

Pemerintah telah mengimbau masyarakat untuk tidak keluar rumah sejak COVID-19 menyebar di sejumlah kota. Karantina Kewilayahan juga telah diberlakukan untuk mencegah penyebaran virus tersebut.

Meski ada banyak pembatasan, namun masyarakat tidak kekurangan bahan-bahan dasar dan kebutuhan pokok untuk memenuhi keperluan mereka sehari-hari

Pertokoan dan supermarket yang menjual kebutuhan pokok masih diperbolehkan untuk buka sehingga masyarakat tidak kekurangan bahan makanan. Namun mereka harus memenuhi standar kesehatan dan instruksi Kementerian Kesehatan.

Hal ini berbeda dengan sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris. Toko-toko dan supermarket di kedua negara ini kekurangan barang yang dibutuhkan oleh masyarakat, terutama tisu toilet.

Sebelumnya, juru bicara Kementerian Kesehatan Republik Islam Iran Kianoush Jahanpour mengatakan, hingga sekarang 29.812 pasien yang terinfeksi virus Corona di Iran telah sembuh dan diizinkan pulang dari rumah sakit.

"Sejak Selasa siang hingga hari ini (Rabu siang), berdasarkan hasil tes laboratorium, ada 1.997 pasien baru yang terinfeksi virus Corona, sehingga jumlah total pasien yang terinfeksi virus ini menjadi  64.586 orang," kata Jahanpour, Rabu (8/4/2020) siang.

Dia menambahkan, sayangnya selama 24 jam lalu, 121 pasien yang terinfeksi Covid-19 di Iran meningal dunia, sehingga jumlah total yang meninggal dunia hingga sekarang mencapai 3.993 orang. Sementera 3.956 pasien dalam kondisi kritis.

Covid-19 ditemukan pertama kali pada Desember 2019 di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Virus ini telah menyebar ke lebih dari 200 negara dunia.

Data terbaru yang dirilis pada hari Rabu pagi, 8 April 2020, 1.417.303 orang telah terinfeksi COVID-19, dan 81.901 dari mereka meninggal dunia. Sementera jumlah pasien yang sembuh dari virus tersebut mencapai 294.703 orang.

Amerika Serikat berada di urutan pertama yang memiliki kasus terbanyak terkait dengan virus Corona. 399.929 warga Amerika terinfeksi COVID-19, dan 12.910 dari mereka meninggal dunia.

Spanyol berada di urutan kedua. 140.511 warga negara ini tertular COVID-19, dan 13.897 dari mereka meninggal dunia.

Negara berikutnya adalah Italia. 135.586 warga negara ini terinfeksi virus Corona dan 17.217 dari mereka meninggal dunia.

Negara-negara berikutnya yang memiliki kasus terbanyak COVID-19 adalah Jerman, Prancis, Cina, Iran, Inggris, dan Turki. (RA)

Tags