Zarif Jelaskan Kampanye Kontra-intelijen dan Perang Psikologis terhadap Iran
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran di jejaring sosial Instagram menyebut kunjungan tergesa-gesa Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo ke kawasan Asia Barat, pertemuan tripartit di Arab Saudi dan pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengindikasikan adanya upaya untuk menciptakan ketegangan dan menghancurkan suasana yang sudah terbangun untuk pencabutan sanksi yang menindas terhadap Iran.
Menurut laporan FNA, Mohammad Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Iran pada Senin (30/11/2020) malam di halaman Instagram-nya menampilkan dua grafik yang menggambarkan kampanye kontra-intelijen dan perang psikologis melawan Iran dan mengumumkan, belakangan ini para pendiri dan pendukung kebijakan yang gagal tekanan maksimum pada negara pemberani Iran agar di hari-hari terakhir rezim Trump digunakan untuk menciptakan tensi dan menghancurkan ruang yang telah diciptakan untuk mencabut sanksi yang menindas.
Zarif merujuk pada aksi terori terhadap ilmuwan nuklir dan pertahanan Iran Mohsen Fakhrizadeh, seraya menambahkan bahwa pada saat yang sama dengan aksi teroris ini, kampanye kontra-intelijen dan perang psikologis yang diluncurkan oleh poros setan yang sama dimulai, dengan harapan palsu bahwa rencana jahat Pompeo, Netanyahu dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman untuk menyelesaikan ketegangan.
Zarif mencatat bahwa perjalanan Pompeo yang terburu-buru ke wilayah tersebut, pertemuan tripartit di Arab Saudi, dan pernyataan Netanyahu semuanya menggambarkan konspirasi ini, yang sayangnya memuncak dalam tindakan teroris pengecut pada hari Jumat (27/11) dan kesyahidan seorang pemimpin Iran yang terkemuka.
Mohsen Fakhrizadeh, seorang ilmuwan nuklir dan pertahanan Iran, menjadi martir dalam serangan teroris di wilayah Absard di Damavand, provinsi Tehran, pada Jumat malam.
Teror buta dan pengecut terhadap syahid Mohsen Fakhrizadeh telah memicu banyak reaksi internasional.
Sejauh ini, banyak negara, termasuk Suriah, Rusia, Swiss, Venezuela, Afrika Selatan, Turki, Qatar, Kuwait, Lebanon, Yordania dan Afghanistan, telah mengutuk teror Dr. Mohsen Fakhrizadeh.
Banyak negara dan media telah mempertimbangkan keterlibatan Amerika Serikat dan Israel dalam mengorganisir aksi teror syahid Mohsen Fakhrizadeh.