Proyeksi Pertumbuhan PDB 2022 Malaysia Dinilai Tidak Realistis
https://parstoday.ir/id/news/malaysia-i108152-proyeksi_pertumbuhan_pdb_2022_malaysia_dinilai_tidak_realistis
Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan perkiraan pertumbuhan ekonomi 5,5 hingga 6,5 persen dalam anggaran negara 2022 bukan proyeksi yang realistis. Proyeksi itu seiring dengan pandemi covid-19 yang sampai saat ini masih belum kunjung usai.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Nov 02, 2021 20:04 Asia/Jakarta
  • Anwar Ibrahim.
    Anwar Ibrahim.

Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan perkiraan pertumbuhan ekonomi 5,5 hingga 6,5 persen dalam anggaran negara 2022 bukan proyeksi yang realistis. Proyeksi itu seiring dengan pandemi covid-19 yang sampai saat ini masih belum kunjung usai.

"Jika melihat proyeksi pertumbuhan PDB yang diperkirakan (sekitar) enam persen, ini termasuk yang tertinggi di dunia," kata Anwar, mengawali debat parlementer untuk anggaran 2022 Malaysia, di antara anggota parlemen, dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 2 November 2021.

Pekan lalu, Menteri Keuangan Malaysia Tengku Zafrul Tengku Abdul Aziz mengumumkan anggaran 332,1 miliar ringgit Malaysia (USD80,06) untuk 2022, alokasi terbesar yang pernah ada. Anggaran, naik dari 320,6 miliar ringgit Malaysia tahun ini, ditetapkan untuk meluncurkan paket stimulus senilai 530 miliar ringgit Malaysia guna meredam pukulan covid-19.

Pemerintah juga memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto antara 5,5 dan 6,5 persen di tahun depan, dengan pendapatan meningkat 5,9 persen menjadi 234 miliar ringgit Malaysia. Anwar, ketika berpartisipasi dalam debat, menguraikan pertumbuhan PDB di seluruh dunia diproyeksikan 4,9 persen, negara-negara berkembang 4,5 persen, dan negara-negara maju 5,1 persen.

Dia mengutip bagaimana perkiraan pertumbuhan PDB untuk Amerika Serikat, Eropa, Tiongkok, Korea Selatan, Singapura, Indonesia, dan Thailand, semuanya lebih rendah dari angka yang diproyeksikan Malaysia. "Perkiraan ini, bagi kami, tampaknya tidak terlalu realistis," tukasnya.

"Kalau itu terjadi, Alhamdulillah. Tapi ramalan yang diumumkan menteri keuangan itu harus realistis," tambahnya. (Sumber: Medcom.id)