Malaysia Gelar Festival Film Iran Perdana
Festival film Iran perdana di Malaysia dimulai dengan enam film dan dua kelompok seniman Republik Islam Iran, yang akan berlangsung bulan Maret 2018.
Perwakilan media Malaysia yang hadir dalam jumpa pers Festival Film Iran Pertama di Malaysia meminta kehadiran lebih besar produk-produk film Iran di negara mereka.
Menurut laporan IRNA, jumpa pers Festival Film Iran Pertama di Malaysia yang dihadiri oleh perwakilan media Malaysia, aktor dan pegiat sinema terutama para kritikus seni digelar di Golden Screen Cinemas (GSC) di Kuala Lumpur, ibukota Malaysia pada hari Senin, (26/2/2018).
Festival Film Iran Pertama di Malaysia yang akan digelar dari tanggal 7-17 Maret 2018 menampilkan enam film dan dua kelompok seniman Iran. Festival ini diselenggarakan di tiga kota Malaysia; Kuala Lumpur, Penang and Johor Bahru.
Di antara film-film yang diluncurkan adalah "The Sweet Taste of Imagination" oleh Kamal Tabrizi, "The Queen" oleh Mohammad Ali Bashe Ahangar, "Crazy Castle" oleh Abolhassan Davoudi, "Ceasefire 2" oleh Tahmineh Milani, "Under the Smoky Roof" oleh Pooran Derakhshandeh, dan "Where Are My Shoes" oleh Keyiumars Pourahmad.
Festival Film Iran Pertama di Malaysia diselenggarakan oleh Pusat Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Malaysia dan GSC, melalui dukungan dari Farabi Film Foundation dan Organisasi Seni Iran, dan National Film Development Corporation of Malaysia (Finas).
Ali Mohammad Sabeghi selaku atase kebudayaan Republik Islam Iran untuk Kuala Lumpur kepada wartawan mengatakan, Festival Film Iran Pertama di Malaysia bertujuan untuk memperluas hubungan budaya bersama dan mempromosikan Industri Perfilman Iran kepada masyarakat Malaysia.
Ia menambahkan, dua kelompok sutradara dan aktor ternama Iran akan berada di Malaysia untuk sementara, termasuk sutradara Pooran Derakhshandeh dan Merila Zarei (aktris dalam film "Under the Smoky Roof") akan berada di Kuala Lumpur.
Menurut Sabeghi, sutradara Abolhassan Davoudi dan Azita Hajian (aktris dalam film "Crazy Castle") dan banyak film dan serial lainnya, akan berada di kota Penang dan Johor Bahru.
Para penonton akan memiliki pilihan di antara total dari 36 pemutaran di bioskop-bioskop besar, selama 11 hari tersebut.
Atase kebudayaan Iran untuk Malaysia lebih lanjut menuturkan, salah satu pencapaian bioskop yang paling penting dan positif adalah terciptanya dialog budaya, di mana ini membawa negara dan bangsa untuk bersama-sama menikmati cerita kreatif dan orsinil.
"Kami berharap festival ini akan memperkuat hubungan lama antara Republik Islam Iran dan Malaysia, dan mempromosikan seni sinematik Iran sebagai jembatan untuk pemahaman budaya dan persahabatan antara kedua negara," ujarnya.
Sabeghi menjelaskan, sinema dan film Iran yang memanfaatkan nilai-nilai kemanusiaan dan pendekatan keluarga memiliki fitur unik yang tidak ada dalam film-film seperti Hollywood dan Bollywood.
Atase kebudayaan Iran untuk Kuala Lumpur juga menyinggung para pembuat film yang menggunakan hal-hal yang tidak bermoral dan unsur kekerasan untuk memberikan daya tarik dalam filmnya.
Ia mengatakan, mayoritas film produksi Iran diproduksi dengan mempertahankan nilai-nilai moral sehingga semua anggota keluarga bisa menontonnya, sebab, film-film ini jauh dari pendekatan amoral seperti dalam film-film Barat. (RA/PH)