Mar 28, 2024 19:58 Asia/Jakarta
  • mantan Direktur Dinas Intelijen Saudi, Turki Al Faisal
    mantan Direktur Dinas Intelijen Saudi, Turki Al Faisal

Mantan Direktur Dinas Intelijen Arab Saudi, menyebut kebijakan Amerika Serikat, terkait Yaman, olok-olok, dan ia memprotes Washington, karena hanya memperhatikan kepentingan pribadi.

Turki Al Faisal, Rabu (27/3/2024) dalam wawancara dengan TV Arab News, mengatakan, "Benar-benar cemoohan. Suatu kali AS, punya pandangan tentang orang-orang Houthi, dan mencoret nama mereka dari daftar terorisme, tapi sekarang mengembalikannya. Masalah ini hanya olok-olok."
 
Statemen mantan Dubes Saudi, untuk AS, dan mantan Direktur Dinas Intelijen Saudi, ini disampaikan untuk mengkritik standar ganda yang diterapkan AS, terkait Yaman.
 
Ia mempertanyakan mengapa AS, beberapa tahun lalu saat Saudi, memerangi Yaman, tidak memasukkan Houthi (Ansarullah) ke daftar terorisme, tapi sekarang saat Washington mendukung Israel, dan tengah menyerang Yaman, memasukkan Ansarullah ke daftar terorisme.
 
"Olok-olok adalah kata yang tepat untuk menggambarkan peristiwa yang sedang terjadi. Pertama, mencoret Houthi, dari daftar terorisme, kemudian sebagaimana Anda tahu, bekerja sama dengan Saudi, untuk menghentikan perang di Yaman, dan mencapai kesepakatan. Tapi sekarang mengembalikan nama Houthi ke daftar terorisme. Semua saling kontradiksi," papar Turki Al Faisal.
 
Menurut mantan Direktur Dinas Intelijen Saudi, ketika sebuah masalah berpengaruh langsung pada kepentingan AS, maka ia siap melakukan apa yang sudah dilakukan Saudi, terhadap Yaman. (HS)

Tags