Apr 26, 2024 10:46 Asia/Jakarta
  • Kondisi warga India akibat penjajahan Inggris
    Kondisi warga India akibat penjajahan Inggris

ParsToday - Antara tahun 1880 dan 1920, kebijakan kolonial Inggris di India menewaskan lebih banyak orang dibandingkan kelaparan yang terjadi di Uni Soviet, Cina Maois, dan Korea Utara.

Menurut penelitian Jason Hickel, seorang profesor di Institut Sains dan Teknologi Lingkungan (ICTA-UAB) dan Dylan Sullivan, seorang mahasiswa master di Departemen Ekonomi Politik di Universitas Sydney, setidaknya 100 juta orang India antara tahun 1880 dan 1920 menjadi korban kebijakan kolonial Inggris.

Awal mula penjajahan Inggris dapat dilihat pada abad ke-16 dengan berdirinya East India Company pada tahun 1599.

Perusahaan ini mengkonsolidasikan fondasi pemerintahan kolonial Inggris atas wilayah subur di Asia Selatan, dan sejak saat itu, semua operasi kolonial Inggris dan hubungan dominan dengan negara-negara Asia Selatan dilakukan melalui East India Company.

Besarnya pengaruh dan dominasi Inggris atas India, tiga abad setelah berdirinya perusahaan ini, menyebabkan India dinyatakan sebagai bagian dari Kerajaan Inggris dan Ratu Victoria menobatkannya sebagai Kekaisaran India dan Inggris.

Era ini dianggap sebagai era penjarahan rakyat India oleh Inggris, yang dengan kedok hubungan ekonomi dan perdagangan menjadi basis pengaruh politik di negeri ini.

Menurut sejarawan ekonomi Robert C. Allen, kemiskinan ekstrem di India yang dikuasai Inggris telah meningkat dari 23 persen pada tahun 1810 menjadi lebih dari 50 persen pada pertengahan abad ke-20.

Kondisi warga India akibat penjajahan Inggris

Upah pekerja India turun tajam selama periode ini, mencapai hampir nol pada abad ke-19, sementara masyarakat di negara tersebut menderita kelaparan.

Menurut statistik resmi, kolonialisme Inggris di India begitu luas sehingga angka harapan hidup di negara ini berkurang menjadi 21,9 tahun.

Sebuah kolonialisme yang masih ada dalam sistem negara ini berdasarkan pendapat sebagian masyarakat Inggris.

Menurut survei yang dilakukan oleh perusahaan riset pasar Inggris YouGov, 32% masyarakat Inggris masih bangga dengan sejarah kolonial negaranya.

Stuart Laycock dalam buku “All the Countries We've Ever Invaded”, yang merupakan hasil kerja dan penelitian selama dua tahun, mengatakan, Ada 200 negara di dunia, dan hanya 22 negara yang belum diinvasi oleh negara Inggris.

Serangan yang membuat Inggris tidak mau meminta maaf dan membayar kompensasi sampai sekarang.

Sejarah tidak dapat diubah dan kejahatan kerajaan Inggris tidak dapat dihapuskan. Namun kompensasi dapat membantu mengatasi warisan kekurangan dan ketidaksetaraan yang diciptakan oleh kolonialisme.

Seperti pasca apartheid, Afrika Selatan membayar ganti rugi kepada mereka yang dibunuh oleh pemerintah minoritas kulit putih.

Jerman juga baru-baru ini setuju untuk membayar ganti rugi kepada Namibia atas kejahatan yang dilakukannya pada awal tahun 1900an.(sl)

Tags