Dinamika Asia Tenggara, 27 Mei 2023
(last modified Sat, 27 May 2023 09:31:29 GMT )
May 27, 2023 16:31 Asia/Jakarta
  • Presiden Indonesia Joko Widodo Sambut Presiden Iran, Sayid Ebrahim Raisi
    Presiden Indonesia Joko Widodo Sambut Presiden Iran, Sayid Ebrahim Raisi

Dinamika di negara-negara Asia Tenggara pekan lalu diwarnai sejumlah isu penting seperti; Presiden Jokowi Sambut Kunjungan Kenegaraan Presiden Iran di Istana Bogor.

Selain itu, masih ada isu lain seperti;

  • Malaysia Perluas Kerja Sama Persenjataan dengan Korea Selatan
  • Pemenang Pemilu Thailand Siap lakukan Demiliterisasi
  • Vietnam Kurangi Ekspor Beras
  • Perang Semikonduktor AS-Cina, Singapura Dapat Berkah
  • Pamer Skill Perang, Filipina Uji Tembak Rudal di Laut China Selatan
  • Presiden Jokowi dan PM Laos Bahas Peningkatan Kerja Sama Pemberantasan Perdagangan Manusia

Presiden Jokowi Sambut Kunjungan Kenegaraan Presiden Iran di Istana Bogor

Ini merupakan kunjungan pertama Presiden Sayyed Ebrahim Raisi ke Indonesia sejak menjabat sebagai presiden ke-8 Iran pada 3 Agustus 2021 lalu.

Presiden Joko Widodo menyambut kunjungan kenegaraan Presiden Republik Islam Iran, Seyyed Ebrahim Raisi, di Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, pada Selasa, 23 Mei 2023. Ini merupakan kunjungan pertama Presiden Sayyed Ebrahim Raisi ke Indonesia sejak menjabat sebagai presiden ke-8 Iran pada 3 Agustus 2021 lalu.

Presiden Jokowi Sambut Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi

Tiba sekitar pukul 10.40 WIB, rangkaian kendaraan Presiden Iran turut diiringi oleh pasukan Nusantara, pasukan berkuda, dan korps musik Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Di halaman Istana Kepresidenan Bogor, Presiden Jokowi tampak langsung menyambut kedatangan Presiden Seyyed Ebrahim Raisi.

Prosesi penyambutan kemudian dilanjutkan dengan upacara penyambutan kenegaraan dengan diperdengarkannya lagu kebangsaan kedua negara dan diiringi dentuman meriam sebanyak 21 kali. Setelah dentuman meriam selesai, kedua pemimpin kemudian melakukan inspeksi pasukan kehormatan.

Selanjutnya, kedua pemimpin negara memperkenalkan delegasi dari masing-masing negara yang turut hadir mengikuti upacara. Delegasi Indonesia yang hadir yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, Duta Besar Indonesia untuk Iran Ronny Prasetyo Yuliantoro, dan Plh. Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Jatmiko Heru Prasetyo.

Sementara itu, delegasi Iran yang hadir antara lain Wakil Presiden Bidang Sains, Teknologi, dan Ekonomi Berbasis Pengetahuan Rouhollah Dehghani Firouzabadi, Menteri Luar Negeri Hossein Amir Abdollahian, Menteri Informasi dan Teknologi Komunikasi Issa Zarepour, Menteri Perminyakan Javad Oji, Kuasa Usaha Kedutaan Besar Iran untuk Indonesia Mahdi Rounagh, Ketua Kelompok Persahabatan Parlemen Iran-Indonesia Mohammad Mahdi Zahedi, Deputi Menteri Luar Negeri Bidang Diplomasi Ekonomi Mahdi Safari, dan Deputi Bidang Hubungan Politik Kantor Presiden Mohammad Jamshidi.

Setelah memperkenalkan masing-masing delegasi, Presiden Jokowi kemudian mengajak Presiden Seyyed Ebrahim Raisi untuk berfoto bersama dan menandatangani buku tamu kenegaraan di Ruang Teratai. Setelah itu, Presiden Jokowi dan Presiden Seyyed Ebrahim Raisi melakukan penanaman pohon kayu ulin besi (Eusideroxylon zwageri).

Ini adalah kayu ulin, kayunya kuat seperti besi dan tumbuh tinggi,” ujar Presiden Jokowi kepada Presiden Sayyed Ebrahim Raisi.

Selepas penanaman pohon, kedua pemimpin kemudian menuju veranda untuk berbincang sejenak. Setelahnya kedua pemimpin menggelar pertemuan bilateral dan membahas sejumlah kerja sama di berbagai bidang.

Selepas itu, kedua pemimpin negara melakukan pernyataan pers bersama di Ruang Teratai. Rangkaian kunjungan resmi tersebut diakhiri dengan jamuan santap siang resmi oleh kedua pemimpin negara di Ruang Garuda.

Malaysia Perluas Kerja Sama Persenjataan dengan Korea Selatan

Malaysia dan Korea Selatan memperluas kerja sama persenjataan antara kedua negara.

Image Caption

Menurut laporan IRNA, Departemen Pertahanan Korea Selatan Senin (22/5/2023) menyatakan, Menteri Pertahanan Korsel, Lee Jong-Sup bertolak ke Kuala Lumpur untuk berunding mengenai kerja sama industri persenjataan dan juga menghadiri acara penandatanganan kontrak ekspor jet tempur ringan kepada Malaysia.

Selama kunjungan empat hari tersebutl Lee akan bertemu dengan sejawatnya dari Malaysia, Mohamad Hasan dan juga Perdana Menteri Anwar Ibrahim membicarakan perluasan kerja sama pertahanan bilateral.

Mengunjungi Langkawi International Maritim and Aerospace Exhibition (LIMA) 2023 di Malaysia juga termasuk agenda kunjungan menhan Korea Selatan.

Langkawi International Maritim and Aerospace Exhibition (LIMA) 2023 digelar Selasa (23/5/2023) dengan dihadiri lebih dari 30 negara dunia serta berlangsung selama lima hari.

Disebutkan bahwa menhan enam negara, termasuk Uni Emirat Arab (UEA) dan Singapura juga akan hadir dalam pameran tersebut.

Bulan Februari lalu, Industri Dirgantara Korea Selatan memenangkan lelang untuk menjual beberapa pesawat FA-50 ke Malaysia.

Pemenang Pemilu Thailand Siap lakukan Demiliterisasi

Ketua 'Partai Anak Muda' atau Move Forward Party (MFP) Pita Limjaroenrat mengatakan akan melakukan demiliterisasi Thailand jika nantinya berhasil membentuk pemerintahan dan menjadi perdana menteri.

CNN melaporkan, MFP menang di pemilihan umum Thailand yang berlangsung pada 14 Mei lalu. Saat wawancara dengan CNN, Pita mengatakan prioritas kebijakannya selama empat tahun ke depan yakni melakukan demiliterisasi, demonopolisasi, dan mendesentralisasikan Thailand.

Pemilu Thailand

Di pemilu pekan lalu, MFP meraih banyak suara dari kalangan anak muda karena gebrakannya.

Partai ini ingin mengubah undang-undang lese majeste, mengusulkan perubahan struktur militer, mengurangi anggaran militer dan jenderal. MFP juga ingin membuat militer menjadi instansi yang transparan dan akuntabel.

Meski meraup banyak suara di pemilu, langkah Pita untuk sepenuhnya menguasai negara itu masih terjal.

Ia harus membentuk koalisi. Salah satu partai yang akan berkoalisi yakni Pheu Thai, yang menempati posisi kedua dalam pemilu. Selain itu, Pita dan koalisinya harus mendapat suara mayoritas di majelis rendah parlemen untuk membentuk pemerintahan.

Parlemen di Thailand terbagi menjadi dua bagian, 500 anggota majelis rendah dan 250 majelis tinggi atau senat.

Senat inilah yang menjadi penghalang Pita naik ke tampuk kekuasaan karena dipilih Angkatan Bersenjata Thailand (Kong Thap Thai). Para senat ini di periode sebelumnya memilih kandidat yang pro-militer.

Sebuah partai atau koalisi perlu memenangkan suara mayoritas di kedua majelis untuk bisa menjadi perdana menteri dan membentuk pemerintahan.

Vietnam Kurangi Ekspor Beras

Vietnam bertujuan untuk mengurangi ekspor berasnya menjadi empat juta ton per tahun pada tahun 2030, turun dari 7,1 juta ton tahun lalu, kata pemerintah dalam sebuah dokumen yang merinci strategi ekspor berasnya.

Vietnam adalah pengekspor beras terbesar ketiga di dunia, setelah India dan Thailand.

Langkah tersebut bertujuan untuk “mempromosikan ekspor beras berkualitas tinggi, memastikan ketahanan pangan lokal, melindungi lingkungan dan beradaptasi dengan perubahan iklim,” menurut dokumen pemerintah tertanggal 26 Mei dan ditinjau oleh Reuters.

Dokumen tersebut mengatakan pendapatan ekspor beras akan turun menjadi $2,62 miliar per tahun pada tahun 2030, turun dari $3,45 miliar pada tahun 2022.

Beras

Meski luas tanam padi di Vietnam menyusut akibat perubahan iklim dan sebagian petani beralih menanam tanaman lain dan beternak udang, strategi itu terlihat sangat agresif,” kata seorang pedagang beras di Kota Ho Chi Minh, Sabtu.

Pedagang itu mengatakan bahwa beberapa petani padi di Delta Mekong mengubah sebagian ladang mereka menjadi kebun buah-buahan, menanam mangga, jeruk bali, nangka, dan durian, tetapi sebagian besar dari mereka masih bergantung pada beras.

Kecenderungan tambak udang telah terjadi di wilayah ini selama bertahun-tahun karena naiknya air laut yang disebabkan oleh perubahan iklim telah meningkatkan salinitas di wilayah Delta Mekong.

Dokumen pemerintah mengatakan Vietnam akan mendiversifikasi pasar ekspor berasnya untuk mengurangi ketergantungannya pada negara manapun. Filipina telah lama menjadi pembeli beras terbesar di Vietnam, menyumbang 45% dari pengirimannya tahun lalu.

Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chin mengatakan kepada Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr pada pertemuan regional di Indonesia bulan ini bahwa Vietnam siap memasok beras ke Filipina dalam jangka panjang dengan harga yang wajar.

Dokumen tersebut mengatakan bahwa pada tahun 2025, 60% ekspor beras Vietnam akan dikirim ke pasar Asia, 22% ke Afrika, 7% ke pasar AS, 4% ke Timur Tengah dan 3% ke Eropa. Pada tahun 2030, pasar Asia akan mencapai 55% dan Eropa 5%.

Vietnam akan berupaya meningkatkan pengapalan beras ke pasar dengan permintaan tinggi akan biji-bijian berkualitas tinggi dan pasar yang memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan Vietnam,” kata dokumen itu.

Dokumen itu mengatakan Vietnam juga akan berupaya mengurangi residu produk perlindungan tanaman, termasuk pestisida, dalam beras.

Asosiasi Pangan Vietnam, yang mewakili produsen dan eksportir beras, tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Pemerintah mengatakan Vietnam akan fokus pada produksi beras ketan berkualitas tinggi, harum, sekaligus mengurangi produksi biji-bijian berkualitas rendah hingga 15% dari total produksi pada tahun 2025 dan menjadi 10% pada tahun 2030.

Saya ragu strategi itu akan terwujud karena produksi beras bergantung pada penawaran dan permintaan, bukan pada keputusan pemerintah,” kata pedagang beras lainnya di Provinsi An Giang di Delta Mekong.

Ekspor beras dari Vietnam dalam empat bulan pertama tahun ini naik 40,7% dari tahun sebelumnya menjadi 2,9 juta ton, menurut data bea cukai pemerintah.

Perang Semikonduktor AS-China, Singapura Dapat Berkah

Singapura mendapat berkah dari perselisihan antara Amerika Serikat (AS) dan China, setidaknya dalam satu hal: penjualan semikonduktor.

China mengimpor mesin pembuat cip senilai US$407 juta dari Singapura pada bulan April, menurut data bea cukai China terbaru. Itu adalah jumlah tertinggi sejak Agustus, naik 9,6% dari Maret 2023 dan bertolak belakang dengan tren umum ekspor semikonduktor ke China yang justru turun.

April kemarin, impor alat produksi cip oleh Cina turun 27% secara total dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya.

Ekspor cip sirkuit terintegrasi Singapura ke China juga meningkat 3,5% bulan lalu dibandingkan bulan Maret. Pemasok utama lainnya dari Asia semuanya membukukan penurunan ekspor cip mereka ke ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Dalam wawancara Februari lalu, Ketua Dewan Pengembangan Ekonomi Singapura Beh Swan Gin mengatakan Singapura ingin mendapatkan “bagian yang adil” dari investasi para produsen besar di bidang perakitan semikonduktor dan desain sirkuit terpadu guna memperluas lokasi pabrik agar tidak lagi terkonsentrasi di Taiwan, Korea Selatan, China, dan Amerika Serikat. Ini membuka peluang bagi negara seperti Singapura.

Applied Materials Inc. membuat mesin pembuat cip di Singapura, dengan produsen cip berbasis lokal termasuk Soitec, GlobalFoundries Inc. dan STMicroelectronics NV.

Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. sedang mempertimbangkan membangun pabrik untuk membuat wafer silikon 12 inci di Singapura, karena negara tersebut menawarkan lebih banyak insentif pajak dan subsidi biaya utilitas, menurut laporan dari Taiwan.

Para suplier ASML Holding NV juga tengah mempertimbangkan membangun pabrik di Asia Tenggara, bukan di China, demikian dilaporkan Reuters pada bulan Maret.

Dengan meningkatnya ketegangan AS-China, Singapura bersedia memfasilitasi dialog antara dua ekonomi terbesar untuk membantu memperbaiki hubungan mereka.

“Singapura selalu ingin berbisnis dengan keduanya,” kata Gan Kim Yong, menteri perdagangan dan industri Singapura, dalam wawancara dengan Bloomberg TV pada Maret.

Pamer Skill Perang, Filipina Uji Tembak Rudal di Laut China Selatan

Angkatan Laut Filipina memamerkan kemampuan berperangnya dengan latihan menembak rudal menggunakan misil umpan teknologi baru dari salah satu kapal perang tercanggihnya di Laut China Selatan.

Presiden Ferdinand Marcos Jr. menyaksikan langsung uji coba tembak menembak rudal anti-misil terbaru yang disebut "Bullfighter". Uji coba ini berlangsung di perairan lepas Provinsi Zambales di utara Filipina di Laut China Selatan.

"Dengan situasi keamanan yang berubah-ubah di wilayah kita, Angkatan Bersenjata FIlipina dan tentu saja Angkatan Laut secara substansial diperlengkapi, dilatih, dan selalu waspada untuk menanggapi setiap dan semua keadaan darurat yang mungkin dihadapi bangsa kita," ucap Marcos Jr atau kerap disapa Bongbong seperti dikutip Radio Free Asia pada Senin (22/5).

Marcos mendesak AL Filipina untuk terus memenuhi standar kapabilitas bertempur yang seharusnya. Ia juga menegaskan uji coba rudal ini meningkatkan "kemampuan perang" Filipina.

Dalam latihan tersebut, rudal kapal fregat BRP Antonio Luna (FF-151) menembakkan umpan "Bullfighter" untuk mengalihkan perhatian rudal yang dipandu radar.

"The Bullfighter adalah generasi baru umpan rudal 130mm untuk Super Rapid Bloom Offboard Chaff (SRBOC) dan sistem peluncur 130mm lainnya untuk melindungi kapal angkatan laut hingga ukuran fregat dari rudal anti-kapal," kata juru bicara AL Filipina, Kapten Benjo Negranza, melalui pernyataan.

Angkatan Laut mengatakan pihaknya juga seharusnya menguji coba rudal Mistral 3, tetapi drone target tidak lepas landas karena alasan yang masih belum diketahui.

Kepala Angkatan Laut Wakil Laksamana Toribio Adaci Jr. mengatakan akuisisi sistem pertahanan ini menandakan "dukungan dan komitmen negara dalam melengkapi militer dengan alat yang diperlukan untuk menghadapi setiap tantangan yang mungkin muncul."

"Akuisisi modern ini tidak hanya menandakan kesiapan kami untuk mempertahankan domain maritim kami, tetapi juga mencerminkan kemajuan luar biasa yang telah kami buat dalam memperkuat kekuatan angkatan laut kami," tambahnya.

Filipina juga baru mendapat hibah alutsista dari Australia. Australia berjanji memberikan peralatan dan pelatihan drone kepada Penjaga Pantai Filipina (PCG) untuk membantu meningkatkan kemampuan maritimnya di Laut Filipina Barat, bagian dari Laut Cina Selatan.

Laut China Selatan masih menjadi perairan rawan konflik terutama setelah China makin agresif menegaskan klaim teritorialnya di wilayah yang menjadi salah satu jalur perdagangan internasional utama itu.

Padahal, klaim China di Laut China Selatan sudah dimentahkan Pengadilan Arbitrase Internasional pada 2016 lalu.

Presiden Jokowi dan PM Laos Bahas Peningkatan Kerja Sama Pemberantasan Perdagangan Manusia

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bersama Perdana Menteri (PM) Laos Sonexay Siphandone menggelar pertemuan bilateral di Hotel Meruorah, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Selasa (09/05/2023). Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin membahas mengenai pentingnya peningkatan kerja sama untuk memberantas perdagangan manusia di kawasan ASEAN.

Kedua pemimpin juga menekankan pentingnya kedua negara untuk meningkatkan kerja sama dalam memberantas trafficking in persons yang saat ini sedang marak terjadi di negara-negara anggota ASEAN,” jelas Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi dalam keterangan persnya usai pertemuan bilateral.

Selain itu, dalam pertemuan tersebut juga Presiden Jokowi dan PM Sonexay Siphandone membahas mengenai sejumlah kerja sama ekonomi yang dijalin oleh kedua negara, antara lain dalam bidang energi dan transportasi.

Kedua pemimpin membahas sebagian besar mengenai kerja sama ekonomi, misalnya Bapak Presiden menyampaikan beberapa kerja sama BUMN Indonesia, antara lain kerja sama PLN dengan Electricite Du Laos, kemudian pengadaan pesawat dari PT DI untuk angkatan udara Laos, dan juga pengadaan kereta api dari PT Inka untuk PetroTrade Laos Company,” tandas Menlu.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut yakni Menlu Retno LP Marsudi, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, dan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulfikli Hasan.

 

 

Tags