Mengapa Pemikir Non-Muslim Terpesona dengan Nahj al-Balaghah?
https://parstoday.ir/id/news/religion-i179640-mengapa_pemikir_non_muslim_terpesona_dengan_nahj_al_balaghah
Pars Today - Nahj al-Balaghah adalah sebuah kitab yang di dalamnya terkumpul sejumlah khutbah, surat, dan ucapan singkat Imam Ali as, Washi dan Penerus Rasulullah Saw.
(last modified 2025-11-26T09:49:57+00:00 )
Nov 05, 2025 14:27 Asia/Jakarta
  • Nahjul Balaghah
    Nahjul Balaghah

Pars Today - Nahj al-Balaghah adalah sebuah kitab yang di dalamnya terkumpul sejumlah khutbah, surat, dan ucapan singkat Imam Ali as, Washi dan Penerus Rasulullah Saw.

Nahj Al-Balaghah, yang berarti “Jalan Kefasihan”, merupakan salah satu sumber terpenting untuk memahami Islam, etika, filsafat, dan politik.

Menurut laporan Pars Today, kitab ini memuat khutbah, surat, dan kalimat singkat Imam Ali as, Washi dan penerus Rasulullah Saw. Dalam khutbah dan ucapannya dibahas berbagai tema seperti ketuhanan, moralitas, pengetahuan tentang alam semesta, hakikat manusia, serta analisis mengenai pemerintahan yang adil dan yang zalim. Sementara itu, surat-suratnya lebih banyak membahas urusan pemerintahan dan hubungan antara para pejabat dengan rakyat.

Nahj Al-Balaghah telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk Persia, Inggris, Prancis, Urdu, Turki, Hindi, dan Tajik, serta telah ditulis banyak syarah (penjelasan dan komentar) atasnya.

Di antara syarah berbahasa Arab yang paling penting adalah karya Ibn Abi Al-Hadid dan Ibn Maytham Al-Bahrani, sedangkan dalam bahasa Persia, karya Naser Makarem Shirazi berjudul Payam-e Imam Amir Al-Mu’minin as menempati posisi istimewa.

Sebelum munculnya teknologi percetakan, ratusan manuskrip tulisan tangan dari Nahj al-Balaghah telah disalin, dan naskah tertua yang diketahui berasal dari tahun 469 Hijriah, kini disimpan di Perpustakaan Ayatullah Mar’ashi Najafi. Setelah percetakan menyebar luas, kitab ini telah diterbitkan berkali-kali di berbagai negara, termasuk Iran, Mesir, Lebanon, Suriah, dan Qatar.

Sayid Radhi, penyusun Nahj Al-Balaghah, menyatakan bahwa motivasi utamanya dalam menyusun kitab ini adalah permintaan para sahabatnya untuk mengumpulkan ucapan-ucapan fasih dan indah Imam Ali as. Ia hanya memilih sebagian dari sabda Imam, dan karena itu menamakan karya tersebut “Nahj Al-Balaghah”.

Nahj Al-Balaghah tidak hanya penting dalam Islam, tetapi juga berpengaruh besar dalam pemikiran filsafat. Prof. Henry Corbin, filsuf dan orientalis asal Prancis, menganggap karya ini sebagai teks paling penting setelah Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad Saw, serta menyebutnya sebagai sumber utama bagi pemikiran Syiah.

George Jordac, penulis Kristen asal Lebanon, yang mengaku telah mempelajari Nahj Al-Balaghah lebih dari 200 kali, dalam karya monumentalnya yang terdiri dari enam jilid berjudul Al-Imam Ali, Shawt Al-‘Adalah Al-Insaniyyah (Imam Ali, Suara Keadilan Kemanusiaan), menggambarkan kitab ini sebagai karya sarat dengan pemikiran, perasaan, dan keindahan artistik, yang selama manusia masih ada, ia akan tetap memiliki keterikatan mendalam dengannya.

Karniko, profesor sastra di Universitas Aligarh, India, menyebut Nahj Al-Balaghah sebagai “saudara kecil Al-Qur’an”, dan berpendapat bahwa keagungan karya ini memungkinkan adanya perbandingan dan penilaian terhadap Al-Qur’an.(sl)