Irak Tolak Wilayahnya Dijadikan Sebagai Markas Spionase
-
Pertemuan Qassem al-Araji (kanan) dengan Dubes Prancis untuk Irak, Eric Chevalier (kiri).
Penasihat Keamanan Nasional Irak Qassem al-Araji mengatakan, Baghdad menolak penggunaan wilayahnya untuk memata-matai negara-negara tetangga.
Al-Araji dalam pertemuan dengan Duta Besar Prancis untuk Irak, Eric Chevalier pada Senin (3/1/2022) menambahkan bahwa pemerintah AS sebelumnya berencana menjadikan Irak sebagai arena untuk menyelesaikan masalahnya.
Mengenai pembunuhan Syahid Abu Mahdi al-Muhandis dan tamu pemerintah Irak, Letnan Jenderal Qasem Soleimani serta rekan-rekannya, al-Araji menegaskan ini adalah kejahatan yang keji dan pelanggaran kedaulatan Irak.
Dia memuji pembicaraan Arab Saudi-Iran, dan mencatat bahwa Irak menolak wilayahnya digunakan sebagai arena untuk memata-matai tetangganya, tetapi (menyambut) sebagai arena pertemuan saudara dan teman.
Pada kesempatan itu, al-Araji dan Chevalier membahas perkembangan terbaru tentang situasi politik dan keamanan di kawasan, serta hubungan bilateral antara Baghdad dan Paris.
Sebelum pertemuan tersebut, Penasihat Keamanan Nasional Irak menulis di akun Twitternya bahwa pembunuhan para komandan perlawanan merupakan kejahatan dan pelanggaran terhadap kedaulatan Irak.
Dalam beberapa hari terakhir, masyarakat Irak di berbagai kota mengikuti acara haul para syuhada yang gugur di dekat Bandara Internasional Baghdad. Ribuan warga Irak juga berkumpul di dekat bandara pada Minggu malam untuk menghadiri peringatan haul Syahid Soleimani dan al-Muhandis. (RM)